Life Is A Book - Berbagi inspirasi dan kreasi lewat kata. Mengisi lembaran kehidupan dengan cerita dan kisah. Sebuah kumpulan memoar kehidupan dalam jejak waktu dan ruang. Selamat menjelajah dan menikmati petualangan literasi dalam setiap alurnya - Life Is A Book

Thursday, January 21, 2010

Made In Indonesia

Made In Indonesia
By. Daniel Hermawan

Ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, Anda pasti menemukan barang impor. Baik itu tas, sepatu, pakaian, dan berbagai aksesoris lainnya yang dijual dengan harga yang variatif. Banyak orang membeli barang impor bermerek, meskipun harganya sangat mahal demi tampil gaul dan up to date. Pusat perbelanjaan yang sering mengadakan diskon barang impor pun banyak dikerumuni pengunjung.

Rasanya jarang sekali kita melihat barang dengan label “Made In Indonesia” berjejer di pusat perbelanjaan. Berbeda dengan barang impor yang selalu memenuhi pertokoan dengan variasi produknya. Kita sudah punya pemikiran barang impor bermerek lebih gaya dan modern daripada barang dalam negeri. Akibatnya, kita lebih bangga membeli dan menggunakan barang impor daripada barang dalam negeri.

Saya prihatin melihat anak bangsa yang lebih menyukai barang impor daripada barang dalam negeri. Ibarat kacang lupa sama kulitnya, Belia lebih memilih dan membanggakan barang impor daripada barang dalam negeri. Peminat barang dalam negeri pun turun drastis dan para pengusaha barang dalam negeri terancam gulung tikar. Apakah kita mau bangsa kita kehilangan jati dirinya karena tidak memiliki produk dalam negeri yang dapat dibanggakan? Tentu tidak, bukan.

Satu hal yang harus kita renungkan dalam hati. Bagaimana kita dapat mencintai bangsa kita sendiri, jika kita tidak mencintai produk bangsanya sendiri? Produk impor seakan-akan membutakan rasa nasionalisme kita dengan sikap konsumtif kita akan produk impor. Ok, kita boleh berargumen barang impor jauh lebih bagus dari segi kualitasnya. Namun, kita pun harus membanggakan barang dalam negeri yang menjadi kebanggakan bangsa kita di dunia internasional.

Saya mengamati orang asing yang berkunjung ke Indonesia menyukai produk Indonesia dan rela mengeluarkan kocek yang besar untuk membeli cinderamata dari Bumi Pertiwi. Mereka pun dengan bangga memakainya. Apa kita tidak malu dengan sikap kita selama ini yang lebih membanggakan produk luar negeri? Orang asing saja bisa menghargai kerajinan dan produk bangsa lain, masakan kita tidak bisa.

Sebagai anak bangsa, minimal kita harus bangga dengan produk yang bisa dihasilkan bangsa kita. Saat ini, mungkin produk bangsa kita masih kuno dan jadul. Namun saya yakin dengan kontribusi Belia, bukan mustahil produk dalam negeri akan lebih baik dari produk impor. Bukan mustahil pula, kita dapat melihat produk dengan label “Made In Indonesia” berjejer di pusat perbelanjaan dunia.

No comments:

Post a Comment