Life Is A Book - Berbagi inspirasi dan kreasi lewat kata. Mengisi lembaran kehidupan dengan cerita dan kisah. Sebuah kumpulan memoar kehidupan dalam jejak waktu dan ruang. Selamat menjelajah dan menikmati petualangan literasi dalam setiap alurnya - Life Is A Book

Friday, December 31, 2010

Satu Saja Tidak Cukup



Thursday, December 30, 2010

BAGUS : Upaya Cerdas dalam Menyikapi Era Keterbukaan Informasi Publik

Lomba Karya Tulis XL Award 2010 Kategori Umum
Tema : “Upaya XL memberikan layanan telekomunikasi terbaik bagi pelanggan dan Indonesia”
Tema Pilihan : “Dampak tarif telekomunikasi yang murah terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia”

BAGUS : Upaya Cerdas dalam Menyikapi Era Keterbukaan Informasi Publik

Tak dapat dimungkiri jika kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi telah membawa kita ke sebuah peradaban baru yang dinamakan era keterbukaan informasi publik. Hal ini terlihat dari adanya perang tarif yang diadakan oleh sejumlah operator seluler guna menarik pelanggan baru. Secara global, era ini ditandai dengan munculnya gadget baru terkini, seperti smartphones, iPad, Blackberry, handphone tablet, dan masih banyak lainnya. Belum lagi munculnya Android sebagai sistem operasi terkini yang semakin memudahkan kita dalam berkomunikasi secara cepat.

Dilihat dari sudut pandang produsen, kemajuan dan perang tarif bukanlah hal yang menguntungkan. Prinsip ceteris paribus yang berbunyi: “mengeluarkan jasa sekecil-kecilnya demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya” mungkin sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya dapat mematikan operator yang kalah bersaing. Seleksi alam yang diciptakan para produsen gadget dan operator seluler ini membuat hanya produsen yang kuat dan memiliki kualitas terbaiklah yang bertahan. Dalam hal ini, saya melihat XL termasuk dalam daftar operator seluler yang berhasil lolos dari seleksi alam.

Bagi konsumen, kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi ini memberikan dampak yang sangat positif bagi kemajuan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dapat kita lihat bahwa hampir semua orang, baik masyarakat kalangan menengah ke atas maupun ke bawah yang mempunyai handphone. Kemajuan dan perkembangan gadget membuat gadget lama harus menurunkan harga dagang demi menarik banyak konsumen. Alhasil, gadget yang semula menjadi barang berharga dan mewah, kini menjadi sesuatu yang lumrah dimiliki masyarakat Indonesia.

Pergeseran teknologi dari kebutuhan tersier menjadi sekunder juga mempermudah masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Apalagi operator seluler yang ada dari hari ke hari semakin bertambah banyak dan bersaing untuk mendapatkan banyak konsumen. Tak heran perang tarif menjadi pilihan sebagian operator. Operator yang tidak sanggup mengikuti perkembangan zaman akan terdegradasi dan kalah dalam persaingan. Selebihnya, akan terus bersaing hingga akhirnya publik menentukkan pilihannya pada provider tertentu.

Akses internet juga bukan lagi hal yang sulit bagi masyarakat Indonesia. Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 45 juta orang. Hal ini diakibatnya munculnya tren baru dalam berselancar di dunia maya, yakni mobile internet. Dengan mudah, masyarakat bisa membuka situs internet tanpa perlu menggunakan komputer, laptop, atau pergi ke warnet. Semua kini tersedia dalam genggaman masyarakat asalkan handphone tersebut tersambung ke internet dan memiliki fasilitas WiFi.

Kemudahan akses internet ini juga membuat perkembangan situs jejaring sosial di Indonesia meningkat dratis. Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10. Diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 5.949.740 pengguna. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki 10.926.180 pengguna.

Tidak jauh berbeda dengan Facebook, pengguna Twitter juga memberi kesimpulan yang sama. Pengguna Twitter dari Indonesia menduduki ranking nomor satu di Asia Pacific (20.8%). Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa era keterbukaan informasi publik sudah masuk dalam kehidupan kita sehari-hari. Pertukaran informasi, budaya, dan data pun dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan koneksi internet. Semua informasi yang kita butuhkan dapat kita cari di situs pencari dengan cepat dan mudah.

Pemerintah pun mengantisipasi dampak dari adanya era keterbukaan informasi publik. Sejak 1 Mei 2010, UU Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. UU ini berlaku setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan segala piranti pelaksanaan selama dua tahun ini. Pemerintah menyadari bahwa kebutuhan informasi merupakan kebutuhan krusial di era globalisasi ini dan harus disikapi dengan cerdas dan bertanggung jawab.

Sayangnya, era keterbukaan informasi publik ini juga sempat dimanfaatkan oleh beberapa oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Sebut saja, kasus video porno yang melibatkan tiga artis papan atas Indonesia, yakni Ariel “Peterpan”, Luna Maya, dan Cut Tari. Dengan memanfaatkan situs jejaring sosial Facebook dan Youtube, video yang menampilkan adegan ranjang itu menyebar dengan cepat di kalangan masyarakat. Hanya dalam hitungan jam, sudah lebih dari 100.000 orang yang menyaksikan video porno tersebut. Bahkan ada juga masyarakat yang mengunduh, menyimpan, dan menjualnya dalam CD. Hal ini secara otomatis mengakibatkan turunnya kredibilitas dan penilaian masyarakat terhadap artis yang menjadi figur publik tersebut.

Kasus tersebut merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi yang tidak tepat dan berakibat fatal bagi sebagian orang. Era keterbukaan informasi publik juga diwarnai kasus penculikan, pengejekan, pelecehan SARA, dan pembocoran rahasia negara oleh oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Tentu hal ini mengakibatkan fungsi teknologi yang semula positif untuk mempermudah aktivitas dan komunikasi manusia menjadi tercoreng. Sebagian golongan masyarakat bahkan mengharamkan internet karena kasus tersebut.

Selama bulan Desember, kita juga dikejutkan dengan aksi penyebarluasan dokumen rahasia negara oleh situs WikiLeaks. Situs yang didirikan Julian Assange ini membuat citra Amerika runtuh di mata dunia setelah sebagian dokumen kecurangan dan penipuan terungkap dan dapat dibaca oleh publik. Tak ayal hal ini membuat Amerika geram. Belum lagi muncul IndoLeaks yang konon memuat dokumen rahasia negara Indonesia karena pengaruh WikiLeaks. Era keterbukaan informasi publik membuat masyarakat dapat mengetahui informasi yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

Dalam menyikapi itu semua, tentu sangat tidak tepat menghakimi internet sebagai momok pembawa masalah bagi bangsa kita. Jika kita berpikir secara objektif, maka sebenarnya manfaat internet jauh lebih besar dari kerugian yang diberikannya. Sebut saja, muncul metode pembelajaran baru dengan label e-learning. Metode e-learning membuat masyarakat yang tinggal di seluruh wilayah dunia dapat mengenyam pendidikan dengan baik melalui koneksi internet. Ada juga e-commerce yang merupakan manifestasi bisnis terbaru di mana memakan biaya promosi yang jauh lebih murah dan terjangkau. Sasaran pasar yang luas dan akses 24 jam merupakan kemudahan yang ditawarkan internet dalam berbisnis online. Tentu hal ini mendegradasi dampak negatif dari internet.

Tentu baik buruknya internet juga bergantung pada penggunanya karena walau bagaimanapun internet adalah media atau sarana untuk bertukar informasi. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana pengguna internet menggunakan media tersebut, entah itu baik atau buruk. Sayangnya, era keterbukaan informasi publik ini tidak mempunyai filter tersendiri dan bersifat bebas, sehingga hal baik dan hal buruk dapat berbaur menjadi satu dan menjadi konsumsi publik.

Kemudahan dan harga yang relatif murah dalam menggunakan fasilitas komunikasi dan informasi ini tentu seyogianya kita manfaatkan untuk mengembangkan taraf kehidupan kita masing-masing. Dalam mewujudkan itu semua, dibutuhkan upaya yang BAGUS. BAGUS akan memberi dampak positif bagi perkembangan era keterbukaan informasi publik agar masyarakat senantiasa bertanggung jawab dan memiliki sikap yang tepat dalam menyikapi perkembangan teknologi.

B – Bertanggung jawab
Dalam menyikapi era keterbukaan informasi publik, tentu kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan dalam memanfaatkan informasi dan komunikasi yang ada. Bukan berarti karena tarif yang murah, akses yang cepat, dan kemudahan membuat akun jejaring sosial, kita menjadi pribadi yang tidak menjunjung tinggi etika. Perlu kita camkan bahwa dunia maya juga sama seperti dunia nyata. Sikap yang kita tunjukkan di dunia maya akan menunjukkan siapa jati diri kita sesungguhnya.

Tanggung jawab dalam memanfaatkan tarif telekomunikasi yang murah juga dapat ditunjukkan dengan memanfaatkan fasilitas informasi yang ada untuk pengembangan pribadi. Sebut saja, memperkaya ilmu pengetahuan, mengetahui hal-hal terbaru yang terjadi di dunia, mengamati perkembangan IPTEK, dan lain sebagainya. Tentu itu semua jauh lebih berarti dibandingkan memanfaatkan teknologi hanya untuk bermain, mengupdate status secara berkala, ataupun bertaruh secara online.

Tanggung jawab di sini adalah ada dampak atau hasil yang kita dapatkan dari penggunaan jaringan telekomunikasi. Bisa itu berupa pengetahuan, materi, maupun menambah teman secara positif. Tentu pemanfaatan telekomunikasi secara positif ini juga sekaligus membantu bangsa kita dalam meningkatkan devisa dan menghasilkan kader-kader generasi muda bangsa yang kelak dapat diandalkan untuk memimpin bangsa ini di masa mendatang.

A – Aplikatif
Ada anggapan bahwa banyak orang yang bisa memiliki banyak gadget canggih, tetapi hanya sedikit yang bisa menggunakannya dengan baik dan bermanfaat. Jika kita kaji lebih lanjut anggapan ini dapat kita terima dengan baik. Banyak masyarakat berlomba-lomba membeli gadget baru, seperti BlackBerry, iPhone, iPad, dan lain sebagainya. Ketika sampai di rumah, gadget itu hanya difungsikan seperti gadget biasa. BlackBerry tetap hanya digunakan untuk SMS dan telepon. iPad hanya digunakan untuk bermain. Just it. Tidak ada sesuatu yang spesial dengan teknologi tercanggih itu.

Tentu kita harus cerdas dalam memanfaatkan gadget terbaru untuk menghasilkan impact yang berarti bagi diri kita. Sebut saja, BlackBerry. Jangan membeli gadget hanya karena tren atau ajakan teman-teman. Pikirkan manfaat dan kegunaan yang akan kita terima dari teknologi tersebut. BlackBerry, misalnya. Ketika kita memilikinya, pikirkan apa yang bisa kita perbuat dengan gadget tersebut. Aplikasi yang ada, seperti BlackBerry Messager (BBM), aplikasi Facebook, e-mail, dan lain sebagainya harus kita aplikasikan secara nyata untuk kemajuan diri kita.

Kita bisa menggunakan BlackBerry untuk mempermudah komunikasi dalam usaha kita. Dengan fasilitas canggih yang dimiliki, BlackBerry menjawab kebutuhan yang kita miliki. Itulah hal terpenting yang harus kita tanamkan dari penggunaan teknologi. Hal yang sama juga harus kita terapkan pada iPad, iPhone, dan produk keluaran terbaru lainnya. Jadikan gadget tersebut sebagai media untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut akan membuat gadget tersebut jauh lebih bernilai yang tidak dapat diukur dari rupiah karena banyaknya hasil yang kita dapatkan dari gadget tersebut.

G – Gesit
Tarif telekomunikasi dan harga gadget yang murah juga harus membuat kita lebih gesit dari sebelumnya. Kita harus secara aktif mencari peluang dan memanfaatkannya secara optimal. Kemajuan komunikasi dapat mempermudah kita untuk mengetahui informasi tertentu yang kita butuhkan. Sebut saja, harga bursa saham, emas, peluang usaha, info lomba, dan lain sebagainya. Dengan kemudahan komunikasi, jangan lantas kita terlena dan membiarkan peluang tersebut berlalu begitu saja. Kita harus gesit dan aktif mencari peluang demi kebaikan dan peningkatan taraf hidup kita masing-masing.

Kemudahan telekomunikasi yang murah ini juga seyogianya dapat membuka peluang usaha yang besar bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya, hal ini belum menjadi paradigma masyarakat karena terpaku pada bagaimana cara untuk mencari kerja. Kemudahan akses internet yang ditawarkan sudah seyogianya membuat masyarakat semakin gesit untuk menciptakan usaha. Jika kita lihat secara nyata, banyak pebisnis muda yang sukses melakukan usaha lewat dunia maya. Tentu masyarakat dapat mencontohnya dan otomatis langkah ini akan mengurangi jumlah penggangguran di Indonesia secara signifikan.

U – Useful
Telekomunikasi yang murah juga harus berguna dalam mengembangkan taraf hidup kita. Jika kita mengkaji lebih dalam, banyak operator seluler di Indonesia yang terkesan asal dalam memberikan promo jasa telekomunikasi. Tarif yang murah pada dini hari dan telepon sepuasnya setiap hari seolah mencitrakan bahwa teknologi, khususnya di bidang telekomunikasi telah menjajah kehidupan manusia sepenuhnya. Ingat, manusia harus menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia.

Saya mengapresiasi promo XL yang memberikan gratis 10 menit selama 4 hari. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat digunakan kapan saja tanpa ada patokan waktu tertentu. Kebutuhan komunikasi pun terpenuhi dengan baik karena XL memfasilitasi penggunanya untuk menelepon secara gratis. Otomatis XL mempermudah komunikasi yang membuat arus mobilisasi kegiatan masyarakat menjadi lancar. Hal ini juga menunjukkan bahwa telekomunikasi murah juga sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kita.

S – Share
Telekomunikasi yang murah juga membuat kita harus berbagi kebaikan dengan sesama. Kita bisa melakukan itu semua dengan hal-hal kecil melalui kemudahan teknologi. Menyebarkan status positif, menulis catatan yang membangun, menyebarkan gerakan kepedulian, mengusung kampanye lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Tentu kemudahan telekomunikasi akan membuat langkah kepedulian kita untuk berbagi semakin cepat dan mudah. Kita menjadi pribadi yang bersifat sosial, bukan menjadi antisosial karena teknologi.

Penulis melihat banyak orang yang berbagi di dunia maya mendapat dampak yang luar biasa di dunia nyata. Sebut saja, Justin Bieber yang hanya mengunggah video menyanyinya secara gratis kini mendapat dampak menjadi seorang selebritis ternama di dunia. Berbagi tidaklah merugikan bagi kita. Pemberian kita akan kembali dalam wujud lain tergantung dari apa yang kita berikan bagi orang lain. Tentu berbagi juga akan meningkatkan citra kita secara tidak langsung. Citra yang baik tentu akan meningkatkan taraf hidup kita karena dengan berbagi, banyak orang yang bersedia berbagi dengan kita.

Era keterbukaan informasi publik dapat diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Ia bisa menjadi sahabat yang baik ketika digunakan dengan bijak sesuai prinsip BAGUS. Ia juga bisa menjadi musuh yang menakutkan ketika kita menggunakan secara tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, mari kita sikapi era keterbukaan informasi secara cerdas dengan tarif telekomunikasi yang murah demi meningkatnya taraf hidup bangsa kita.

Referensi :
http://nasional.kompas.com/read/2010/04/30/20510043/Masuki.Era.Keterbukaan.Informasi.Publik
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/04/19/empat-era-komunikasi/
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2010/11/20/pengaruh-perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-da http://tekno.kompas.com/read/2010/09/20/15412739/Pengguna.Internet.di.Indonesia.Capai.45.Juta lam-era-globalisasi/
http://teknologi.vivanews.com/news/read/62358-latah_bola_vs_demam_facebook
http://rahard.wordpress.com/2010/08/13/pengguna-twitter-indonesia-no-1-di-asia-pasifik/

~ oOo ~

Sunday, December 5, 2010

Lukisan Tua


banner-flash-fiction
Langkah kakiku perlahan merapat menelusuri lorong yang ada di rumah tua itu. Sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan keberadaan Roni. Ternyata, ia masih ada di belakangku.

Ku telusuri setiap kamar yang ada di penjuru rumah. Debu beterbangan membuatku terbatuk-batuk. Gema batukku terdengar menggema. Memecah keheningan rumah tak berpenghuni ini.

“Ri, aku pergi ke luar dulu ya. Mau ke kamar mandi.”

Ku anggukkan kepalaku perlahan. Suasana rumah yang gelap membuat bulu kudukku berdiri. Ku amati lekat setiap lukisan yang tergantung di dinding rumah. Semua lukisan itu terasa begitu hidup.

“Ari, ari…”

Aku mencoba mencari suara itu.

“Ron, itu kamu.”

Hening sesaat.

“Bukan…”

Ku pandangi lekat lukisan tua di dinding. Tampak wanita tua sedang menatap tajam padaku sambil tersenyum.

“Halo Ari! Senang bertemu denganmu.”

Mila, Si Anak Ajaib

Lomba Celoteh Anak Blogfam

Mila, Si Anak Ajaib

banner-celoteh-anak
Masa anak-anak pastinya menjadi masa-masa paling menyenangkan, sekaligus merepotkan bagi orang tua di seluruh dunia. Repot karena kerewelan dan sulitnya mengatur anak-anak yang masih kecil nan lincah. Sebagai orang tua, tentu kita tidak mungkin bermain kucing-kucingan dengan anak sendiri, bukan? Bisa-bisa kita ngos-ngosan mengejar anak untuk makan, mandi, dan belajar.

Di balik itu, ternyata banyak hal menyenangkan yang kita dapatkan dari dunia anak-anak lho. Sadar tidak sadar, anak-anak banyak mempengaruhi kita untuk tetap tersenyum dan bergembira sepanjang saat. Anak-anak yang masih polos, lucu, dan menggemaskan itu punya imajinasi yang tinggi. Berbeda dengan kita yang sudah berumur, yang berpikir realistis dan apa adanya. Nah dari imajinasi itulah, anak-anak melantunkan celotehan yang membuat saya tidak habis pikir dan tertawa terbahak-bahak.

Waktu itu, saya sedang mencuci piring di dapur. Kebetulan hari mulai beranjak maghrib dan tiba saatnya bagi saya untuk memandikan si kecil. “Mil, ayo ke sini. Sekarang kita mandi yuk!” ajak saya padanya. “Ga mau ah. Mila masih mau main.” balasnya cepat. Aku pun menghampiri Mila yang sedang sibuk berkutat dengan boneka Barbienya. “Cepat Mila nanti kamu masuk angin!” kata saya perlahan. Ku lihat Mila tetap asyik saja dengan properti Barbie lainnya tanpa mempedulikan saya.

Krik… krik… krik… Waktu pun berjalan dengan lambatnya. Tidak ada respon dari Mila sedikitpun. “Mila, cepat mandi! Mama mau beresin pekerjaan yang lain!” kataku cepat. Kali ini, Mila menatapku dengan polos. “Tapi Mila juga mau mandiin Barbienya, Ma. Kasihan nanti mereka bau.” katanya sambil menunjukkan wajah tak berdosa. Gubrak! “Ya sayang, nanti Barbienya bisa kamu mandiin setelah kamu mandi ya.” kataku mulai tak sabar.

Mila kembali sibuk dengan aktivitasnya. “Mila, kamu mau masuk angin ya?” kataku kencang. “Ih, mama kenapa rebut sih. Di sini ga ada angin, Ma. Jendela udah Mila tutup semua. Ga mungkin Mila masuk angin dong, Ma. Gimana sih mama?” katanya cepat. Aku kehabisan kata-kata untuk menghadapi anak ajaib ini. Akhirnya, ku tarik paksa Mila ke kamar mandi.

“Mila, sekarang kamu ikut mama ke kamar mandi!” perintahku cepat sambil menarik lengan Mila. Mila pun beranjak turun dari kursinya sambil melambai pada boneka Barbienya. “Barbie, dadah. Nanti aku dandanin kamu lagi ya.” katanya perlahan. Aku manarik nafas sejenak.

“Ma, kenapa sih papa suka semprot-semprot parfum di kamar? Padahal kan kamarnya ga bau.” tanya Mila perlahan. Aku pun menjawab sambil membersihkan sabun yang ada di sekujur tubuhnya. “Mila, papa itu sedang semprot obat nyamuk, bukan parfum. Obat nyamuk itu fungsinya buat bunuh nyamuk. Di kamar papa kebetulan banyak nyamuk yang gigit kaki papa. Gitu.” jawabku sesingkat-singkatnya. “Lho kok nyamuknya dikasih obat nyamuk. Bukannya nyamuknya jadi sembuh udah makan obat nyamuk?” tanyanya polos. Gubrak! Lagi-lagi aku kalah telah dari Mila.

Sesudah mandi, Mila pun ku ajak untuk menelepon papanya. “Mila, nanti kamu telepon papa dulu ya. Kamu harus bilang ‘aku sayang papa’ ya. Ngerti Mila?” tanyaku perlahan. Mila pun mengangguk-anggukan kepalanya. Ku sambungkan telepon ke ponsel ayahnya. Aku pun menyodorkan telepon ke Mila. “Ayo jawab sesuai yang mama minta ya Mila.” bisikku padanya. Telepon pun tersambung.

“Halo…” katanya panjang. “Mila? Halo juga. Ada apa, Nak?” tanya suara di seberang sana. “Aku dipaksa mama suruh bilang aku sayang papa.” kata Mila singkat. What’s? Ku dengar papanya tertawa cekikikan di telepon. “Mila, nanti kamu bilang ‘papa sayang mama’ ya ke mama. Bilang dipaksa papa. Dadah Mila.” kata papanya sambil menutup telepon. Mila hanya memandangku dengan tatapan tak bersalah.

Aku pun terkekeh melihat tingkah anak kecilku ini. Memang dunia anak sulit diselami orang tua sepertiku. Bangga juga aku memiliki Mila, si anak ajaib itu dengan celoteh polosnya.