Tema : "Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?"
Revolusi
Mental ala AirAsia
Sejak
kecil, aku bermimpi untuk menjelajahi dunia. Aku ingin melihat berbagai objek
wisata dan 7 keajaiban dunia yang selama ini diajarkan guru Geografi di bangku
sekolah. Tak heran, aku sangat suka sekali menonton film yang mengangkat
petualangan di berbagai penjuru dunia. Melihat aksi kocak Jackie Chan dan Steve
Coogan dalam Around the World in 80 Days. Menikmati drama keliling dunia seru dalam
Amazing Race untuk memperebutkan uang 1 juta Dollar Amerika. Aku tertarik
melihat dan mengenal dunia yang begitu luas ini.
Kehadiran
AirAsia di Indonesia bagiku serasa jawaban atas doa-doa yang selama ini ku
panjatkan. Sebagai maskapai berbujet rendah, AirAsia mengubah cara pandang
masyarakat terhadap transportasi udara. Jika selama ini, pesawat identik dengan
kaum berduit. Kini semua orang bisa merasakan bagaimana pesawat itu. Slogan
“Now Everyone Can Fly” memang bukan hanya pepesan kosong, tapi terbukti dan
dirasakan oleh puluhan juta orang di seluruh dunia.
Bersama
AirAsia, aku mengalami begitu banyak perubahan mendasar dalam memandang arti
dari sebuah perjalanan. Liburan tidak lagi sekadar ajang berfoya-foya, belanja
oleh-oleh, atau berfoto dengan ikon suatu destinasi. AirAsia membuat liburan
sebagai sebuah ajang pembelajaran, pendewasaan, dan pengalaman baru yang
mengubah cara berpikir kita tentang suatu hal. Aku tak lagi melihat destinasi,
melainkan kisah di balik destinasi yang ku jelajahi bersama AirAsia.
AirAsia
mengubahku dari seorang turis menjadi seorang traveler. Jika selama ini, aku hanya tahu rute bandara – hotel –
tempat wisata – toko oleh-oleh – hotel – bandara. AirAsia memberiku kebebasan
untuk menentukan rute sesuai keinginanku. Aku bebas menentukan waktu untuk
berjemur di pantai, menikmati kuliner, ataupun melihat orang yang berlalu
lalang di jalan tanpa dikejar waktu oleh pemandu tur.
Aku
tak lagi mengikuti pola 6 – 7 – 8. Bangun jam 6, sarapan jam 7, dan berangkat
jam 8 setiap hari. Tak hanya itu, aku bisa mengagumi kemegahan Angkor Wat,
terdiam sejenak di Tuol Sleng Genocide Museum, hingga menikmati mangga muda di
emperan Platinum Mall tanpa khawatir akan diburu-buru oleh pemandu tur. AirAsia
tidak memberiku peta, tetapi kompas untuk menentukan ke mana aku harus
melangkah tanpa hambatan.
AirAsia
mengubahku dari melihat destinasi menjadi pembuat kreasi. Jika selama ini,
destinasi menjadi pertimbangan utama dalam berlibur. Kini AirAsia membuatku
berkreasi dalam destinasi yang diberikan. Banyak rute promosi yang selama ini
tidak ku kenal, justru menjadi sebuah destinasi yang menarik tatkala aku
berkunjung didalamnya. Aku bisa melihat keindahan Wat Rong Khun ketika berada
di Chiang Rai, menikmati kota yang tenang di Vientiane, ataupun melihat Emerald
Pool di Krabi.
AirAsia
membuatku rajin mencari informasi, aktif mencari objek wisata dan cara
mencapainya, serta mampu merancang jadwal perjalanan agar berjalan dengan
lancar. Aku pun bebas berkreasi membuat itinerary
dan lebih mengenal karakteristik destinasi yang akan dituju. AirAsia menuntutku
untuk kreatif dan jeli dalam mengambil keputusan, sehingga jiwa petualanganku
semakin terasah dengan baik.
AirAsia
mengubahku dari bermimpi menjadi beraksi. Selama ini, aku hanya bisa bermimpi
pergi ke Hong Kong, Sydney, Singapore, dan berbagai destinasi lainnya dengan
harga terjangkau. Berkat AirAsia yang aktif mengadakan promo, aku dan jutaan
masyarakat lainnya tidak lagi bermimpi, tapi juga bisa beraksi untuk berangkat
ke destinasi impian kami. Aku tak lagi melihat Sydney Opera House dan Sydney
Bridge dari poster kalender rumah, tapi juga bisa merasakan dan melihat
langsung objek wisata tersebut.
AirAsia
bisa membuatku merasakan kesenangan bermain di Universal Studios Singapore,
melihat Petronas Twin Tower, hingga menikmati keindahan James Bond Island di
Phuket tanpa lagi harus bermimpi. Cukup dengan berburu tiket murah, aku bisa
langsung berangkat ke destinasi impian tanpa ada tapi-tapian.
AirAsia
mengubahku dari terencana menjadi perencana. Jika selama ini, tur memberi
kepastian acara A – B – C – D, maka AirAsia bisa membuatku membuat acara C – A
– D – B. AirAsia juga menuntutku untuk displin dan bertanggung jawab atas
setiap tindakan yang dilakukan. Lewat promo yang dilakukan AirAsia satu tahun
sebelumnya, aku belajar untuk merencanakan liburan sejak jauh-jauh hari, bukan
mendekati tanggal yang diinginkan.
Aku juga belajar untuk
mempersiapkan dokumen perjalanan yang dibutuhkan secara mandiri, mulai dari
paspor, tiket pesawat, hingga visa yang diperlukan. AirAsia juga membuatku
lebih tepat waktu dan displin dengan peraturan. Aku tak lagi berleha-leha untuk
pergi ke bandara. Aku lebih sadar untuk tidak membawa cairan melebihi 100 ml
dalam tas kabin. Aku juga memperhitungkan berat bagasi yang dibawa mengingat
setiap kelebihan berat akan dikenakan biaya tambahan. AirAsia membuatku lebih
terorganisir dalam mempersiapkan segala sesuatu.
AirAsia mengubahku dari malas
menjadi cerdas. Jika selama ini, tur menyediakan apapun yang kita butuhkan dari
A sampai Z. AirAsia membuatku lebih cerdas dengan membeli apa yang benar-benar
aku butuhkan. Jika aku memerlukan paket kenyamanan, makanan, bagasi, atau paket
hiburan, aku bisa memesan secara online
untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan membeli langsung di
pesawat. Aku juga tidak lagi manja dan ingin dilayani, melainkan turut andil
dalam menentukan do and don’t dalam
suatu perjalanan.
Begitu banyak hal yang AirAsia ubah
dalam hidupku. Aku belajar untuk berani mengeksplorasi suatu tempat asing secara
mandiri, aku bisa merasakan kehidupan lokal secara nyata, serta aku bisa
menjelajahi banyak tempat baru dengan hemat. Aku yang semula takut berbicara
Bahasa Inggris, kini dapat melatih kemampuan dan belajar percaya diri. AirAsia
telah melakukan revolusi mental dalam persepsi jutaan masyarakat Indonesia dan
dunia tentang arti dari sebuah perjalanan.
Perjalanan tak lagi dipandang
sebagai tujuan, melainkan proses yang membawa kita dalam kebaruan. Cara
melihat, menilai, dan memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Kita
juga tak lagi picik melihat perbedaan sebagai ancaman, melainkan kekayaan yang
perlu dijaga dan dilestarikan. AirAsia berhasil merevolusi mental anak bangsa
untuk lebih mencintai Indonesia setelah melihat berbagai destinasi yang ada di
dunia.
Aku percaya bahwa mimpi itu sama
halnya dengan Himalaya. Ia terlihat tinggi layaknya mendaki Gunung Everest.
Namun tatkala kita gigih untuk mempertahankan dan menggapainya, yakinlah bahwa
suatu saat nanti kita akan berada di atas sana. Mengibarkan bendara merah putih
dan tersenyum bangga bahwa apa yang kita perjuangkan tidaklah sia-sia.
Sama halnya dengan AirAsia
Indonesia yang berusia 10 tahun. Perjalanan masih sangat panjang untuk membawa
jutaan penumpang Indonesia mewujudkan mimpi-mimpi mereka ke destinasi impian.
Tapi satu hal yang aku yakin, AirAsia sudah berhasil mengubah hidupku, hidupmu,
dan hidup kita semua untuk berani bermimpi dan beraksi melihat destinasi impian
dengan tarif hemat.
Teruslah mengudara dan biarkan
revolusi mental ala AirAsia bekerja di tengah masyarakat Indonesia!
~
oOo ~