Lomba Penulisan Blog Komunitas Blogger Bengawan
Tema : “Difabilitas di Indonesia”
Kaum Difabel : Kekuatan di Balik Kelemahan Fisik
Seandainya mereka bisa memilih, mereka tentu tak ingin dilahirkan dalam kondisi seperti ini. Diejek, dihina, atau bahkan dikucilkan karena kelemahan fisik yang mereka miliki. Mereka mungkin bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan seolah tak adil melahirkan mereka dalam kondisi yang penuh keterbatasan. Ada perasaan iri dan cemburu yang membuncah tatkala melihat orang lain yang mampu berlari, melihat, mendengar, dan bermain layaknya orang biasa. Mengapa mereka tak bisa melakukan itu semua?
Mungkin itulah ungkapan hati kaum difabel tatkala mereka menyadari bahwa mereka dilahirkan ke dunia dalam kondisi yang tidak sempurna. Mereka sangat berhak mengutuki hidup dan mengatakan hidup berlaku tidak adil pada mereka. Diskriminasi dan perlakuan tidak ramah kerapkali mereka dapatkan, mulai dari pemisahan kaum difabel ke Sekolah Luar Biasa (SLB) hingga fasilitas umum yang tidak ramah bagi kaum difabel. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, mereka seolah dihakimi oleh takdir dan kenyataan hidup yang tidak bersahabat dengan hidup mereka.
Namun di balik kelemahan yang mereka miliki, tak sedikit di antara kaum difabel yang justru menunjukkan bahwa kekuatan mereka justru terletak dalam kelemahan fisik yang mereka miliki. Mereka tak lantas memutuskan untuk menyendiri atau bahkan ekstrimnya mengakhiri hidup karena takdir yang menyakitkan untuk hidup mereka, melainkan mereka bangkit dan menunjukkan bahwa mereka juga mampu dan bisa menjalani hidup layaknya orang normal. Mereka berhak menikmati hidup dan mereka justru bisa menjadi panutan bagi banyak orang, termasuk orang normal.
Sebut saja, Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur. Beliau mungkin dilahirkan tanpa kedua bola mata yang mampu melihat, tetapi beliau mampu melihat masa depan bangsa ini dengan baik. Dengan penuh kharisma dan gaya bercandanya yang khas, Gus Dur menjadi presiden pertama yang memperbolehkan perayaan Imlek di tanah air dan menjadi hari besar di Indonesia. Sebelumnya, kaum minoritas dilarang merayakan dan memperingati hari raya leluhur mereka. Tampak dengan jelas bahwa Gus Dur sudah menjadi bapak pluralitas yang mengembalikan esensi dari Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi satu juga.
Sebagai seorang pemimpin bangsa, di balik kelemahan fisiknya, Gus Dur justru menjadi tokoh yang paling disegani gerakan separatisme di Indonesia. Indonesia berada dalam kondisi aman, damai, dan tentram tanpa adanya konflik berarti di bawah kepemimpinan Gus Dur. Tak hanya itu, iklim demokrasi pun sangat kondusif dan berjalan dengan baik di bawah kepemimpinannya. Terlihat dengan jelas bahwa Gus Dur sebagai kaum difabel membuktikan bahwa kelemahan fisik bukanlah halangan bagi kita untuk melangkah maju. Dari kelemahannya, Gus Dur justru menjadi teladan dan tokoh penting bagi dunia yang mengajarkan begitu banyak nilai-nilai kehidupan penting yang harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Di dunia internasional, kita mengenal Nick Vujicic sebagai contoh kaum difabel yang tidak menyerah pada kenyataan hidup. Dilahirkan tanpa kedua tangan dan kaki, Nick tidak lantas meratapi dan mengakhiri hidupnya. Ia justru menyadari bahwa ada maksud Sang Pencipta menciptakan Nick dalam kondisi seperti ini. Berbekal persepsi itu, ia pun belajar untuk mandiri dan tidak merepotkan orang-orang di sekitarnya, mulai dari memakai baju, makan, dan lain sebagainya. Nick juga pun bisa berenang, meskipun tanpa kedua tangan dan kakinya.
Berkat semangat dan kekuatan hatinya yang besar, Nick menjadi tokoh inspiratif bagi banyak orang di seluruh dunia. Ia sudah menjadi pembicara di berbagai acara TV dan berkeliling dunia untuk membagikan pesan bahwa kaum difabel bukanlah kaum terbelakang. Justru di balik kelemahan mereka, tersimpan kekuatan super yang mampu menggerakkan dunia menjadi lebih baik.
Kembali ke tanah air, kita pun akan menemukan figur-figur kaum difabel yang justru memberikan manfaat bagi lingkungan di sekitar mereka dalam kelemahan fisik yang mereka miliki. Ibu Winda, misalnya. Dalam keterbatasan fisiknya, yakni hanya memiliki kaki kanan, ia justru menjadi guru mengaji bagi 100 anak-anak di desanya. Ia senantiasa mengajarkan cara untuk bersyukur kepada Sang Pencipta atas rahmat dan rezeki yang diterima sepanjang hari sekalipun dalam kondisi keterbatasannya.
Tak ketinggalan Sutopo, peraih medali Porda dalam kejuaraan beberapa tahun yang lalu. Dalam keterbatasan dan kekurangan fisik pada kedua kakinya, ia justru menunjukkan bahwa cacat tidak menghalanginya untuk terus berprestasi. Ia justru giat berlatih dan berlari, sekalipun itu tidak mudah baginya. Semangat itulah yang membuatnya terus berusaha mempersembahkan prestasi-prestasi terbaiknya bagi daerah tercinta.
Semangat kaum difabel pun dapat kita rasakan pada ajang ASEAN Paragames 2011 di Solo, 12-22 Desember yang lalu. Di balik keterbatasan dan kekurangan yang mereka miliki, mereka justru mampu mempersembahkan medali emas, perak, dan perunggu bagi Indonesia. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut diacungi jempol. Dalam kekurangan, mereka mau terus berprestasi dan berkarya bagi Indonesia. Mereka mengajarkan sebuah nilai berharga bagi kita, yakni di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Semangat itulah yang selalu mereka pegang hingga mereka mampu berkembang dan berkarya hingga saat ini.
Sekilas kita melihat kaum difabel perlu dikasihani dan sangat bergantung pada orang lain. Namun kenyataannya, terkadang kitalah yang perlu mereka kasihani dan tolong untuk tetap semangat menjalani hidup. Fakta dalam kehidupan justru menunjukkan banyak orang normal yang merasa dirinya berkekurangan, sekalipun mereka diciptakan sempurna sebagai manusia. Mereka justru mengeluh mengapa mata, hidung, bibir, tangan, kaki, dan bagian tubuh mereka tidak sesuai yang diharapkan. Pada akhirnya, mereka tidak bersyukur dan selalu mengeluh akan ketidaksesuaian fisik yang mereka miliki.
Akhirnya banyak orang normal yang jelas-jelas sempurna sebagai manusia justru menutupi diri mereka dengan setumpuk kosmetik, obat-obatan, dan berbagai terapi yang dilakukan semata-mata untuk menyempurnakan diri lebih baik. Padahal tanpa kita sadari, semua hal yang kita lakukan sudah menunjukkan bahwa kita sangat tidak bersyukur atas apa yang sudah kita terima dalam hidup dari Sang Pencipta. Terkadang kaum difabel jauh lebih bersyukur dan memiliki kebesaran hati dan jiwa yang sejati untuk menerima kenyataan hidup. Hal itulah yang terkadang perlu kita pelajari dan renungkan dari kaum difabel.
Berbicara mengenai semangat hidup, maka kita patut berkaca pada kaum difabel. Di layar kaca dan berbagai situs berita, tak jarang kita melihat artis-artis Korea dan luar negeri yang justru memilih mengakhiri hidup mereka karena tekanan popularitas yang mereka alami. Tak hanya itu, banyak orang kaya dan normal yang justru memilih mengakhiri hidup karena merasa hidup itu hampa dan begitu banyak beban berat yang mereka derita. Padahal jika dibandingkan dengan kaum difabel, hidup mereka jauh lebih beruntung dan lebih menyenangkan. Tetapi sayang, terkadang semangat hidup kita sebagai manusia normal kadang masih jauh di bawah kaum difabel. Kaum difabel mampu mengajarkan kita semangat dan kerja keras untuk mencapai hal yang mereka impikan dalam hidup.
Sebagai manusia normal, kita patut malu pada kaum difabel. Saat kita berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang semu dalam hidup, mereka justru berpikir lebih jauh ke depan, yakni bagaimana mereka bisa memberi manfaat bagi lingkungan di sekitar mereka. Mereka tidak memikirkan bagaimana si “aku”, melainkan memikirkan bagaimana dampak yang bisa diberikan si “aku”. Lewat kaum difabel, harusnya kita belajar untuk tidak mau kalah memberi manfaat bagi lingkungan di sekitar kita. Jika mereka yang berkekurangan saja bisa memberi dampak berarti bagi banyak orang, tentu seharusnya kita jauh lebih mampu memberi banyak manfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Kita belajar merefleksikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa dengan kehadiran kaum difabel di sekitar kita.
Melihat berbagai potensi dan semangat yang dimiliki kaum difabel, tentu pemerintah sebagai perpanjangan tangan rakyat harus bisa melihat kebutuhan mereka sebagai sebuah amanat yang harus dipenuhi. Kita melihat begitu banyak fasilitas umum yang seolah diset hanya untuk orang normal saja, sementara bagi mereka yang berkekurangan, mereka seolah harus bersusah payah menggunakan fasilitas umum tersebut. Perilaku diskriminatif ini tentu sangat tidak tepat karena kaum difabel juga bagian dari masyarakat Indonesia yang patut kita perhatikan.
Pemerintah tentu harus membangun fasilitas khusus kaum difabel yang ramah digunakan. Hal itu bisa dilakukan dengan pembenahan tanjakan bus way, stasiun, terminal, rumah sakit, dan berbagai fasilitas umum lainnya agar dapat dengan mudah dilalui kaum difabel. Pengadaan lift yang memiliki tulisan morse dan berbagai fasilitas penunjang kaum difabel harus disiapkan agar kaum difabel pun bisa merasakan keadilan dan nilai manfaat dari fasilitas umum yang sudah disiapkan pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah bisa berkaca pada kota Solo sebagai Kota Pusat Rehabilitasi warisan Prof. DR. Soeharso. Kota Solo sudah menerapkan berbagai cara pemberdayaan difabel di Indonesia yang bisa menjadi contoh bagi kota-kota besar di Indonesia untuk diimplementasikan.
Selain fasilitas umum, kaum difabel juga seyogianya mendapat perlakuan yang sama dengan manusia normal. Jika selama ini kaum difabel seolah harus dipisahkan dengan manusia normal untuk menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), pemerintah bisa membuat regulasi pendidikan baru yang memungkinkan kaum difabel untuk bisa bersekolah di sekolah yang sama dengan manusia yang normal. Hal ini akan menjadikan derajat kaum difabel dan manusia normal setara. Mereka pun tak merasa dianaktirikan dan disingkirkan dari kehidupan masyarakat.
Pada akhirnya, kaum difabel juga manusia yang sama seperti kita. Mereka layak mendapatkan perlakuan dan perhatian yang sama seperti manusia normal. Sebagai manusia yang dilahirkan dengan kekurangan fisik, mereka terkadang justru bisa menjadi panutan dan memberikan contoh bagi kita selaku manusia normal. Kekuatan hidup mereka justru terletak dalam kelemahan fisik yang mereka miliki. Jika kaum difabel saja sadar untuk bisa memberikan manfaat berarti bagi lingkungan di sekitarnya, apakah kita sebagai manusia normal tidak merasa tertantang untuk melakukan hal yang sama dengan kaum difabel. Maka dari itu, mari kita berjalan bersama kaum difabel membangun Indonesia lebih baik dengan semangat dan kerja keras bersama! Hidup kaum difabel!
Saturday, December 31, 2011
Optimalisasi Potensi Daerah Berbasis Kerakyatan
Lomba Blog DPD RI
Tema : “Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI”
Optimalisasi Potensi Daerah Berbasis Kerakyatan
Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya akan membenahi berbagai kekurangan dan mengoptimalkan potensi yang ada di daerah saya agar progresivitas kemajuan daerah saya dapat berjalan dengan lancar secara efektif dan efisien. Sebagai wakil dari wilayah Jawa Barat, saya akan membuat agenda “Bandung Berseri 2012”, di mana akan saya wujudnyatakan dengan pembersihan sampah yang menggunung di bahu jalan secara aktif dan berkesinambungan. Selain itu, saya juga akan membangun sentra pengolahan sampah organik dan anorganik yang diharapkan mampu mendegradasi debit sampah yang ada di Jawa Barat, sekaligus menjadi alternatif usaha baru di bidang entrepreneurship dengan produk hasil pengolahan sampah tersebut.
Sebagai anggota DPD RI, saya pun akan menganalisis potensi ekonomi daerah yang selama ini belum tergali dengan baik di Indonesia. Di Kota Bandung, saya akan melakukan revitalisasi terhadap sentra sepatu Cibaduyut yang akhir-akhir ini mulai meredup kejayaannya. Saya akan berusaha menghidupkan kembali potensi ekonomi yang ada dengan menggerakkan masyarakat sekitar sebagai motornya. Dengan pendanaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan sentra sepatu Cibaduyut dapat kembali bangkit dan digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tak hanya itu, saya juga akan membenahi kemacetan yang ada di Kota Bandung. Sebagai kota yang menjadi destinasi favorit masyarakat ibukota, saya akan mencoba menerapkan regulasi baru terhadap pihak swasta dan investor yang menanamkan modal. Sebagai penanam modal, mereka diwajibkan menyediakan lahan parkir yang memadai agar tidak menimbulkan kemacetan di Kota Bandung. Selain itu, saya juga akan mencoba menerapkan program “Bus Lindung”, di mana wisatawan dari luar kota Bandung diwajibkan menggunakan bus untuk mengelilingi Kota Bandung yang telah disiapkan Pemda. Diharapkan penerapan kegiatan ini mengurangi debit kendaraan yang ada di Kota Bandung.
Sebagai DPD RI Jawa Barat, saya juga akan mengembangkan sentra kerajinan tangan di Tasikmalaya. Pemda akan mengakomodasi pemodalan UKM yang ada guna menunjang kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pemda juga akan berusaha memasarkan dan meningkatkan nilai jual produk kerajinan yang ada dengan melakukan ekspor ke negara-negara lain. Diharapkan eksistensi Tasikmalaya semakin bersinar dengan adanya program ini.
Saya pun akan mencoba mengatasi masalah kebanjiran yang kerapkali melanda wilayah Bandung Barat dengan analisis geografis yang tepat. Pemerintah akan berusaha membuat sistem drainase air yang tepat agar banjir tidak lagi melanda wilayah Bandung Barat. Selain itu, reboisasi dan revitalisasi lingkungan juga menjadi agenda penting yang akan saya lakukan mengingat dampak pemanasan global juga dipicu oleh banyaknya pembangunan apartemen dan mal yang ada di Kota Bandung.
Sebagai anggota DPD RI, saya akan mencoba memperkenalkan budaya Jawa Barat ke kancah internasional dengan aktif melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri. Wakil pelajar atau mahasiswa dari Jawa Barat wajib menguasai seni tradisional Jawa Barat, mulai dari jaipongan, karawitan, angklung, dan lain sebagainya. Diharapkan kesenian Jawa Barat semakin eksis dan dikenal banyak orang di dunia karenanya.
Mungkin itu hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak angan yang ingin saya wujudkan bagi daerah saya, Jawa Barat tercinta. Semoga Jawa Barat akan semakin maju, sejahtera, dan senantiasa menunjukkan eksistensinya di Indonesia dengan berbagai perubahan yang dilakukan ke arah yang lebih baik. Aku bangga menjadi DPD RI Jawa Barat!
Tema : “Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI”
Optimalisasi Potensi Daerah Berbasis Kerakyatan
Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya akan membenahi berbagai kekurangan dan mengoptimalkan potensi yang ada di daerah saya agar progresivitas kemajuan daerah saya dapat berjalan dengan lancar secara efektif dan efisien. Sebagai wakil dari wilayah Jawa Barat, saya akan membuat agenda “Bandung Berseri 2012”, di mana akan saya wujudnyatakan dengan pembersihan sampah yang menggunung di bahu jalan secara aktif dan berkesinambungan. Selain itu, saya juga akan membangun sentra pengolahan sampah organik dan anorganik yang diharapkan mampu mendegradasi debit sampah yang ada di Jawa Barat, sekaligus menjadi alternatif usaha baru di bidang entrepreneurship dengan produk hasil pengolahan sampah tersebut.
Sebagai anggota DPD RI, saya pun akan menganalisis potensi ekonomi daerah yang selama ini belum tergali dengan baik di Indonesia. Di Kota Bandung, saya akan melakukan revitalisasi terhadap sentra sepatu Cibaduyut yang akhir-akhir ini mulai meredup kejayaannya. Saya akan berusaha menghidupkan kembali potensi ekonomi yang ada dengan menggerakkan masyarakat sekitar sebagai motornya. Dengan pendanaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan sentra sepatu Cibaduyut dapat kembali bangkit dan digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tak hanya itu, saya juga akan membenahi kemacetan yang ada di Kota Bandung. Sebagai kota yang menjadi destinasi favorit masyarakat ibukota, saya akan mencoba menerapkan regulasi baru terhadap pihak swasta dan investor yang menanamkan modal. Sebagai penanam modal, mereka diwajibkan menyediakan lahan parkir yang memadai agar tidak menimbulkan kemacetan di Kota Bandung. Selain itu, saya juga akan mencoba menerapkan program “Bus Lindung”, di mana wisatawan dari luar kota Bandung diwajibkan menggunakan bus untuk mengelilingi Kota Bandung yang telah disiapkan Pemda. Diharapkan penerapan kegiatan ini mengurangi debit kendaraan yang ada di Kota Bandung.
Sebagai DPD RI Jawa Barat, saya juga akan mengembangkan sentra kerajinan tangan di Tasikmalaya. Pemda akan mengakomodasi pemodalan UKM yang ada guna menunjang kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pemda juga akan berusaha memasarkan dan meningkatkan nilai jual produk kerajinan yang ada dengan melakukan ekspor ke negara-negara lain. Diharapkan eksistensi Tasikmalaya semakin bersinar dengan adanya program ini.
Saya pun akan mencoba mengatasi masalah kebanjiran yang kerapkali melanda wilayah Bandung Barat dengan analisis geografis yang tepat. Pemerintah akan berusaha membuat sistem drainase air yang tepat agar banjir tidak lagi melanda wilayah Bandung Barat. Selain itu, reboisasi dan revitalisasi lingkungan juga menjadi agenda penting yang akan saya lakukan mengingat dampak pemanasan global juga dipicu oleh banyaknya pembangunan apartemen dan mal yang ada di Kota Bandung.
Sebagai anggota DPD RI, saya akan mencoba memperkenalkan budaya Jawa Barat ke kancah internasional dengan aktif melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri. Wakil pelajar atau mahasiswa dari Jawa Barat wajib menguasai seni tradisional Jawa Barat, mulai dari jaipongan, karawitan, angklung, dan lain sebagainya. Diharapkan kesenian Jawa Barat semakin eksis dan dikenal banyak orang di dunia karenanya.
Mungkin itu hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak angan yang ingin saya wujudkan bagi daerah saya, Jawa Barat tercinta. Semoga Jawa Barat akan semakin maju, sejahtera, dan senantiasa menunjukkan eksistensinya di Indonesia dengan berbagai perubahan yang dilakukan ke arah yang lebih baik. Aku bangga menjadi DPD RI Jawa Barat!
Labels:
Bandung,
DPD RI,
Jawa Barat,
kerakyatan,
revitalisasi
Tuesday, December 20, 2011
Berwisata di Pulau Surga
Lomba Penulisan Wisata Bali ASEAN Blogger
Berwisata di Pulau Surga
Belum ke Indonesia rasanya jika belum pernah ke Bali. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa penting dan populernya pariwisata Bali sebagai aset bangsa Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia disebutkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebesar 10%. Tak heran jika Bali menjadi ikon dan destinasi pariwisata utama di Indonesia yang sangat digemari dan ditunggu-tunggu oleh para turis lokal maupun internasional.
Tentu kita bertanya-tanya, apa yang sebenarnya menjadi daya tarik dan pesona Bali? Keindahan pantai dan panorama alamnya yang luar biasa. Kekhasan dan keunikan budaya Hindunya yang sangat kental. Tradisi dan kekayaan etnik yang penuh dengan nilai-nilai kultural, sosial, dan moral. Semuanya bergabung menjadi satu dan menjadi sebuah ujung tombak kekuatan pariwisata Bali yang tidak tertandingi di seluruh dunia. Boleh dikatakan Bali mengungguli pariwisata pantai dan budaya negara-negara lain, seperti Phuket, Maladewa, Hawaii, dan lain sebagainya. Bali memiliki ciri khas tersendiri yang membuat pesonanya tetap abadi bagi para wisatawan.
Dengan armada Garuda Indonesia yang handal, kita dapat berkunjung ke Bali. Tentu sesampainya di Bali, kita harus mengunjungi destinasi andalan yang sanggup membuat decak kagum dalam benak kita. Tanah Lot, misalnya. Objek wisata yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan ini sangat cocok menjadi tempat untuk menikmati matahari tenggelam (sunset). Dengan pemandangan pura yang berada di atas tebing yang menjorok ke laut, Tanah Lot menjadi salah satu situs budaya yang wajib dikunjungi wisatawan.
Selanjutnya, wisata ke Istana Tampaksiring juga menjadi salah satu situs wajib yang harus kita kunjungi di Bali. Istana yang dibangun Presiden Soekarno ini menjadi tempat peristirahatan presiden dan tamu-tamu negara karena hawanya yang sejuk. Nama Tampaksiring sendiri berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Istana ini sendiri terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Kita akan dimanjakan dengan suasana teduh tempat peristirahatan presiden di situs budaya ini.
Tak ketinggalan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang patut menjadi tempat kunjungan kita selama berada di Bali. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ini sendiri terletak di Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di lokasi wisata ini, kita bisa membeli souvenir, menikmati pemandangan patung Garuda Wisnu Kencana, mencoba spa ala Bali, menonton Tari Kecak, dan lain sebagainya. Pastikan kita menikmati setiap fasilitas yang ada untuk kesan yang tak terlupakan selama di Bali.
Bagi penggemar water sport, pastikan kita mengunjungi Tanjung Benoa. Tempat ini merupakan sarana wahana air, seperti banana boat, scuba diving, surfing, dll. Selain itu, terdapat pelayaran menuju Pulau Penyu tempat hidup seekor kura-kura, ular, jalak bali, dan sebagainya. Waktu berjam-jam pun terasa sebentar ketika kita berada di pantai wisata air ini. Jika kurang puas, kita pun bisa berkunjung ke Pantai Kuta untuk bermain pasir dan air pantai yang begitu jernih dan memukau.
Bali pun memiliki wisata kuliner yang sangat mantap untuk dicoba. Kita bisa berkunjung ke Jimbaran, Bali untuk menikmati makan malam seafood yang lezat. Dengan pemandangan lepas pantai, kita akan disuguhkan panorama sunset yang indah. Makan malam pun terasa romantis bersama orang yang kita sayangi ketika berada di Jimbaran, Bali ini. Restoran di Jimbaran ini baru dibuka menjelang sore hingga malam hari. Pastikan kita mencoba makan malam romantis di pantai Jimbaran ini ya.
Beranjak dari Jimbaran, kita bisa menikmati pemandangan alam yang memukau di Kintamani. Lokasi ini kaya akan pemandangan kawasan pegunungan yang sangat unik dan menakjubkan. Dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar, kita akan sampai di Penelokan, yang sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam. Penelokan terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani.
Dari Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan, yakni kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia. Penelokan sudah mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai tempat wisata, antara lain penginapan maupun restoran.
Dari Penelokan kita mempunyai dua alternatif tujuan wisata di Kintamani. Pertama, kita bisa melanjutkan ke arah utara menuju Desa Batur. Desa ini memiliki pura yang cukup indah untuk dilihat dan dikunjungi sebagai situs budaya. Opsi kedua, kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk selanjutnya menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua yang bernama Terunyan. Di Desa Terunyan, kita bisa melihat peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga. Di desa ini orang-orang yang sudah meninggal tidak dikubur, tetapi diletakkan begitu saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali. Desa kuno ini sangat banyak dikunjungi wisatawan karena keunikannya.
Kita juga bisa berkunjung ke Pura Luhur Uluwatu sebagai destinasi wisata selanjutnya. Pura ini berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Kita akan dipakaikan kain kuning di pinggang kita dan sarung ketika berkunjung di situs ini. Disarankan untuk tidak memakai perhiasan secara berlebihan karena pura ini dihuni oleh puluhan monyet yang dibiarkan hidup secara bebas. Keunikan Pura Uluwatu ini terletak pada keindahan pemandangan alam tebingnya yang memukau.
Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar, bahkan even internasional seringkali diadakan di sini.
Melihat berbagai tempat wisata yang ada di Bali, rasanya kita tidak perlu lagi meragukan betapa besar potensi Bali sebagai aset pariwisata bangsa Indonesia. Tak heran jika ASEAN Blogger Conference dan KTT ASEAN ke-19 mengambil tempat di Bali karena pesona alamnya yang memukau dan membuat tamu undangan yang hadir berdecak kagum dengan keindahan alam Indonesia. Para blogger ASEAN pun pasti dapat mendefinisikan betapa indah dan mempesonanya Bali sebagai tempat wisata andalan Indonesia.
Tentunya semua potensi yang ada ini harus diimbangi dengan pemeliharaan, revitalisasi, dan peningkatan kualitas keamanan di Bali. Dengan perbaikan-perbaikan berarti di lini yang vital bagi pariwisata Indonesia, kita yakin bahwa Bali akan menjadi wisata dunia yang tidak terkalahkan oleh negara manapun. Sampai saat itu tiba, mari kita jaga dan lestarikan Bali menjadi situs wisata terfavorit kini dan selamanya bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Berkunjung ke Bali bersama Garuda Indonesia berarti berkunjung ke Pulau Surga yang tak terlupakan.
Berwisata di Pulau Surga
Belum ke Indonesia rasanya jika belum pernah ke Bali. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa penting dan populernya pariwisata Bali sebagai aset bangsa Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia disebutkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebesar 10%. Tak heran jika Bali menjadi ikon dan destinasi pariwisata utama di Indonesia yang sangat digemari dan ditunggu-tunggu oleh para turis lokal maupun internasional.
Tentu kita bertanya-tanya, apa yang sebenarnya menjadi daya tarik dan pesona Bali? Keindahan pantai dan panorama alamnya yang luar biasa. Kekhasan dan keunikan budaya Hindunya yang sangat kental. Tradisi dan kekayaan etnik yang penuh dengan nilai-nilai kultural, sosial, dan moral. Semuanya bergabung menjadi satu dan menjadi sebuah ujung tombak kekuatan pariwisata Bali yang tidak tertandingi di seluruh dunia. Boleh dikatakan Bali mengungguli pariwisata pantai dan budaya negara-negara lain, seperti Phuket, Maladewa, Hawaii, dan lain sebagainya. Bali memiliki ciri khas tersendiri yang membuat pesonanya tetap abadi bagi para wisatawan.
Dengan armada Garuda Indonesia yang handal, kita dapat berkunjung ke Bali. Tentu sesampainya di Bali, kita harus mengunjungi destinasi andalan yang sanggup membuat decak kagum dalam benak kita. Tanah Lot, misalnya. Objek wisata yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan ini sangat cocok menjadi tempat untuk menikmati matahari tenggelam (sunset). Dengan pemandangan pura yang berada di atas tebing yang menjorok ke laut, Tanah Lot menjadi salah satu situs budaya yang wajib dikunjungi wisatawan.
Selanjutnya, wisata ke Istana Tampaksiring juga menjadi salah satu situs wajib yang harus kita kunjungi di Bali. Istana yang dibangun Presiden Soekarno ini menjadi tempat peristirahatan presiden dan tamu-tamu negara karena hawanya yang sejuk. Nama Tampaksiring sendiri berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Istana ini sendiri terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Kita akan dimanjakan dengan suasana teduh tempat peristirahatan presiden di situs budaya ini.
Tak ketinggalan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang patut menjadi tempat kunjungan kita selama berada di Bali. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ini sendiri terletak di Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di lokasi wisata ini, kita bisa membeli souvenir, menikmati pemandangan patung Garuda Wisnu Kencana, mencoba spa ala Bali, menonton Tari Kecak, dan lain sebagainya. Pastikan kita menikmati setiap fasilitas yang ada untuk kesan yang tak terlupakan selama di Bali.
Bagi penggemar water sport, pastikan kita mengunjungi Tanjung Benoa. Tempat ini merupakan sarana wahana air, seperti banana boat, scuba diving, surfing, dll. Selain itu, terdapat pelayaran menuju Pulau Penyu tempat hidup seekor kura-kura, ular, jalak bali, dan sebagainya. Waktu berjam-jam pun terasa sebentar ketika kita berada di pantai wisata air ini. Jika kurang puas, kita pun bisa berkunjung ke Pantai Kuta untuk bermain pasir dan air pantai yang begitu jernih dan memukau.
Bali pun memiliki wisata kuliner yang sangat mantap untuk dicoba. Kita bisa berkunjung ke Jimbaran, Bali untuk menikmati makan malam seafood yang lezat. Dengan pemandangan lepas pantai, kita akan disuguhkan panorama sunset yang indah. Makan malam pun terasa romantis bersama orang yang kita sayangi ketika berada di Jimbaran, Bali ini. Restoran di Jimbaran ini baru dibuka menjelang sore hingga malam hari. Pastikan kita mencoba makan malam romantis di pantai Jimbaran ini ya.
Beranjak dari Jimbaran, kita bisa menikmati pemandangan alam yang memukau di Kintamani. Lokasi ini kaya akan pemandangan kawasan pegunungan yang sangat unik dan menakjubkan. Dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar, kita akan sampai di Penelokan, yang sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam. Penelokan terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani.
Dari Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan, yakni kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia. Penelokan sudah mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai tempat wisata, antara lain penginapan maupun restoran.
Dari Penelokan kita mempunyai dua alternatif tujuan wisata di Kintamani. Pertama, kita bisa melanjutkan ke arah utara menuju Desa Batur. Desa ini memiliki pura yang cukup indah untuk dilihat dan dikunjungi sebagai situs budaya. Opsi kedua, kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk selanjutnya menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua yang bernama Terunyan. Di Desa Terunyan, kita bisa melihat peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga. Di desa ini orang-orang yang sudah meninggal tidak dikubur, tetapi diletakkan begitu saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali. Desa kuno ini sangat banyak dikunjungi wisatawan karena keunikannya.
Kita juga bisa berkunjung ke Pura Luhur Uluwatu sebagai destinasi wisata selanjutnya. Pura ini berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Kita akan dipakaikan kain kuning di pinggang kita dan sarung ketika berkunjung di situs ini. Disarankan untuk tidak memakai perhiasan secara berlebihan karena pura ini dihuni oleh puluhan monyet yang dibiarkan hidup secara bebas. Keunikan Pura Uluwatu ini terletak pada keindahan pemandangan alam tebingnya yang memukau.
Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar, bahkan even internasional seringkali diadakan di sini.
Melihat berbagai tempat wisata yang ada di Bali, rasanya kita tidak perlu lagi meragukan betapa besar potensi Bali sebagai aset pariwisata bangsa Indonesia. Tak heran jika ASEAN Blogger Conference dan KTT ASEAN ke-19 mengambil tempat di Bali karena pesona alamnya yang memukau dan membuat tamu undangan yang hadir berdecak kagum dengan keindahan alam Indonesia. Para blogger ASEAN pun pasti dapat mendefinisikan betapa indah dan mempesonanya Bali sebagai tempat wisata andalan Indonesia.
Tentunya semua potensi yang ada ini harus diimbangi dengan pemeliharaan, revitalisasi, dan peningkatan kualitas keamanan di Bali. Dengan perbaikan-perbaikan berarti di lini yang vital bagi pariwisata Indonesia, kita yakin bahwa Bali akan menjadi wisata dunia yang tidak terkalahkan oleh negara manapun. Sampai saat itu tiba, mari kita jaga dan lestarikan Bali menjadi situs wisata terfavorit kini dan selamanya bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Berkunjung ke Bali bersama Garuda Indonesia berarti berkunjung ke Pulau Surga yang tak terlupakan.
Museum Pasifika : Jelajahi Budaya Asia dengan Sentuhan Modern
Lomba Penulisan Venue Museum Pasifika
Museum Pasifika : Jelajahi Budaya Asia dengan Sentuhan Modern
Jika selama ini image museum selalu dikaitkan dengan tempat yang kotor, berdebu, tidak terawat, angker, dan menyimpan aroma mistis, persepsi itu akan lenyap ketika kita berkunjung ke Museum Pasifika. Museum yang terletak di BTDC Area, Blok P Nusa Dua, Bali ini memang memiliki pesona tersendiri dibandingkan tampilan fisik museum pada umumnya di Indonesia. Dengan penataan yang modern dan arsitektur yang menawan, museum yang didirikan oleh warga Perancis, Philippe Augier pada tahun 2006 ini telah dikunjungi berbagai wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin menikmati sentuhan seni tradisional Indonesia dengan sentuhan modern.
Museum Pasifika boleh dikatakan sarat akan estetika dan keindahan seni dari karya para seniman didalamnya. Berbagai karya dari seniman ternama, seperti Le Mayeur, Antonio Blanco, dan Renato Christiano terdapat dalam museum ini. Tak ketinggalan karya seni dari Emilio Ambron, Miguel Covarrubias, dan Theo Meier yang sangat memukau. Uniknya, Theo Meier adalah seniman pertama yang menjadi ikon pembukaan pameran saat Museum Pasifika pertama kali dibuka untuk umum. Museum yang sarat akan inspirasi ini akan membawa kita ke dalam petualangan sejarah seni lintas wilayah Asia Pasifik.
Secara umum, Museum Pasifika yang berdiri di atas tanah seluas 12.000 m2 ini terdiri dari 8 paviliun dan 11 ruangan untuk pameran berbagai karya seni, memiliki sekitar 600 karya seni dari 200 seniman yang berasal dari Indonesia, Melanesia, Pasifik, Polinesia, Indochina, Peninsula, dan beberapa negara lain di Asia. Masing-masing ruangan menyimpan lukisan sesuai asal negara si pelukis, yaitu:
Ruang 1 : Terdapat lukisan dari maestro yang berasal dari Indonesia, antara lain Raden Saleh, Affandi, Hendra Gunawan, Ida Bagus Nyoman Rai, dan Nyoman Gunarsa.
Ruang 2 : Di ruangan ini tersimpan lukisan serta buku-buku sastra yang berasal dari Italia. Sebut saja Renato Christiano yang menampilkan wanita Indonesia zaman penjajahan Belanda, Gilda Ambron, Piero Antonio Garriazo di mana objek lukisannya adalah tentang perempuan-perempuan Indonesia, pemandangan sawah, dan perkampungan tempoe dulu.
Ruang 3 : Disebut juga ruang Belanda dikarenakan di ruangan ini tersimpan lukisan dan diorama pelukis Belanda yang pernah tinggal Indonesia, seperti Wilem Gerard Hofker, Isac Israel, Hendrik Paulides, dan lain-lain.
Ruang 4 : Di sini dipamerkan lukisan hasil karya seniman berkebangsaan Prancis, antara lain Paul Gerrard, Pierre Sicard, dan Lea Lafugie.
Ruang 5 : Ruangan yang penuh dengan lukisan yang berasal dari pelukis Eropa-Jerman, Inggris, dan Swedia. Tidak kalah pentingnya di ruangan ini terdapat satu surat asli berisi tulisan tangan dari Presiden RI, Ir, Soekarno yang ditujukan kepada Le-Mayeur yang meminta kesediaannya mengajarkan melukis kepada Abdullah yang kemudian kita kenal dengan nama Basuki Abdullah.
Ruang 6 : Tempat diselenggarakannya pameran dengan segala pernak-pernik ala Bali tradisional seperti lukisan dan topeng Barong yang sering dipertunjukkan di pesta Barong dan Tari Kecak. Di depan ruang 6 ini terdapat sebuah taman yang indah. Di mana terkadang dijadikan tempat pertunjukan seni tari untuk menghibur tamu penting dari penjuru dunia.
Ruang 7 : Ruangan ini dinamakan ruang Indo-China, semua lukisan diruangan ini merupakan karya seni dari pelukis asal Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Hongkong.
Ruang 8 : Disebut juga ruangan Asia, didominasi lukisan Opium khas negeri Tiongkok. (tema lukisan disini meggambarkan keadaan pecandu opium di daratan China pada abad pertengahan).
Ruang 9 : Di ruangan banyak terdapat patung-patung artefak, bekas perahu kayu, sangkar burung, baju besi perang, dan berbagai macam ornamen lainnya yang dipakai orang-orang Asia Pasifik di abad pertengahan.
Ruang 10 : Ruang Tahiti di mana semua hasil karya pelukis Tahiti dikumpulkan disini. Ada satu lukisan yang luar biasa berjudul Taj Mahal, India. Lukisan ini menggambarkan istana Taj Mahal di tahun 1955 dengan pelataran hutan liar membuat istana kuno itu menjadi berkesan mewah juga teduh dan angker.
Ruang 11 : Ruang terakhir yang menyimpan kain Ulos (kain ciri khas Batak untuk upacara adat) yang terbesar di dunia membentang dengan panjang hampir 20 meter dengan tinggi kain 2 meter tanpa ada sambungan jahitan sedikitpun.
Museum Pasifika juga menjadi tempat ASEAN Art Exhibition dalam rangkaian kegiatan KTT ASEAN ke-19 dan ASEAN Fair yang berlangsung di Bali pada 24 Oktober sampai 23 November lalu. Pameran ini akan menggambarkan bagaimana kesatuan dalam keragaman kawasan ASEAN yang menyajikan karya seni yang mewakili 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. Spektrum gaya yang dihadirkan seniman ini beraneka ragam, mulai dari naturalis sampai kontemporer. Gaya seni ini sekaligus mencerminkan pilihan individu serta perbedaan dalam perjalanan sejarahnya.
Tak ketinggalan pagelaran acara ASEAN Blogger Conference yang dilaksanakan di Museum Pasifika. Sebagai tempat yang memiliki cita rasa seni yang tinggi, Museum Pasifika menunjukkan bahwa keanekaragaman kultural dan sosial di Indonesia sangatlah beragam. Secara tidak langsung, panitia ASEAN Blogger Conference menunjukkan pada Blogger ASEAN bahwa kebudayaan Indonesia sangat menarik untuk dipelajari, dipahami, dan dipromosikan sebagai warisan budaya dunia yang tidak ternilai harganya.
Sebagai tempat wisata, Museum Pasifika memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Hal ini tentu patut dikembangkan agar citra museum di Indonesia dapat direvitalisasi dan menjadi sebuah tempat wisata menarik yang layak dikunjungi. Jika Perancis memiliki museum seni bernama Museum Louvre, maka Indonesia pun memiliki museum seni bernama Museum Pasifika. Dengan Museum Pasifika, hendaknya Indonesia dapat mengemas kekayaan budaya bangsa Indonesia dan Asia menjadi sebuah sajian karya seni yang utuh dan mengesankan.
Museum Pasifika juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restaurant, rest room, function room, toilet, dan lahan parkir yang luas. Museum Pasifika berjarak sekitar 24 km dari Kota Denpasar, sehingga apabila kita ingin mengunjungi museum ini diperlukan waktu kira-kira 33 menit perjalanan. Waktu yang cukup singkat dan terbayar dengan sentuhan seni yang akan kita saksikan didalamnya. Ibarat sayur tanpa garam, rasanya kurang lengkap pergi ke Bali tanpa berkunjung ke Museum Pasifika.
Waktu berjam-jam tak akan terasa terlewati ketika menikmati karya seni yang ada di setiap bagiannya. Kita seolah dibawa ke dalam pusaran waktu sejarah untuk mengenal budaya Asia lebih dekat. Tentunya sentuhan itu akan kita dapatkan secara modern dengan penataan dan arsitektur yang menawan di Museum Pasifika ini. Penilaian kita terhadap museum pun berganti dari tempat yang angker menjadi tempat yang megah dan tak terlupakan. Maka dari itu, visit Museum Pasifika dan nikmati sentuhan seni didalamnya.
Museum Pasifika : Jelajahi Budaya Asia dengan Sentuhan Modern
Jika selama ini image museum selalu dikaitkan dengan tempat yang kotor, berdebu, tidak terawat, angker, dan menyimpan aroma mistis, persepsi itu akan lenyap ketika kita berkunjung ke Museum Pasifika. Museum yang terletak di BTDC Area, Blok P Nusa Dua, Bali ini memang memiliki pesona tersendiri dibandingkan tampilan fisik museum pada umumnya di Indonesia. Dengan penataan yang modern dan arsitektur yang menawan, museum yang didirikan oleh warga Perancis, Philippe Augier pada tahun 2006 ini telah dikunjungi berbagai wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin menikmati sentuhan seni tradisional Indonesia dengan sentuhan modern.
Museum Pasifika boleh dikatakan sarat akan estetika dan keindahan seni dari karya para seniman didalamnya. Berbagai karya dari seniman ternama, seperti Le Mayeur, Antonio Blanco, dan Renato Christiano terdapat dalam museum ini. Tak ketinggalan karya seni dari Emilio Ambron, Miguel Covarrubias, dan Theo Meier yang sangat memukau. Uniknya, Theo Meier adalah seniman pertama yang menjadi ikon pembukaan pameran saat Museum Pasifika pertama kali dibuka untuk umum. Museum yang sarat akan inspirasi ini akan membawa kita ke dalam petualangan sejarah seni lintas wilayah Asia Pasifik.
Secara umum, Museum Pasifika yang berdiri di atas tanah seluas 12.000 m2 ini terdiri dari 8 paviliun dan 11 ruangan untuk pameran berbagai karya seni, memiliki sekitar 600 karya seni dari 200 seniman yang berasal dari Indonesia, Melanesia, Pasifik, Polinesia, Indochina, Peninsula, dan beberapa negara lain di Asia. Masing-masing ruangan menyimpan lukisan sesuai asal negara si pelukis, yaitu:
Ruang 1 : Terdapat lukisan dari maestro yang berasal dari Indonesia, antara lain Raden Saleh, Affandi, Hendra Gunawan, Ida Bagus Nyoman Rai, dan Nyoman Gunarsa.
Ruang 2 : Di ruangan ini tersimpan lukisan serta buku-buku sastra yang berasal dari Italia. Sebut saja Renato Christiano yang menampilkan wanita Indonesia zaman penjajahan Belanda, Gilda Ambron, Piero Antonio Garriazo di mana objek lukisannya adalah tentang perempuan-perempuan Indonesia, pemandangan sawah, dan perkampungan tempoe dulu.
Ruang 3 : Disebut juga ruang Belanda dikarenakan di ruangan ini tersimpan lukisan dan diorama pelukis Belanda yang pernah tinggal Indonesia, seperti Wilem Gerard Hofker, Isac Israel, Hendrik Paulides, dan lain-lain.
Ruang 4 : Di sini dipamerkan lukisan hasil karya seniman berkebangsaan Prancis, antara lain Paul Gerrard, Pierre Sicard, dan Lea Lafugie.
Ruang 5 : Ruangan yang penuh dengan lukisan yang berasal dari pelukis Eropa-Jerman, Inggris, dan Swedia. Tidak kalah pentingnya di ruangan ini terdapat satu surat asli berisi tulisan tangan dari Presiden RI, Ir, Soekarno yang ditujukan kepada Le-Mayeur yang meminta kesediaannya mengajarkan melukis kepada Abdullah yang kemudian kita kenal dengan nama Basuki Abdullah.
Ruang 6 : Tempat diselenggarakannya pameran dengan segala pernak-pernik ala Bali tradisional seperti lukisan dan topeng Barong yang sering dipertunjukkan di pesta Barong dan Tari Kecak. Di depan ruang 6 ini terdapat sebuah taman yang indah. Di mana terkadang dijadikan tempat pertunjukan seni tari untuk menghibur tamu penting dari penjuru dunia.
Ruang 7 : Ruangan ini dinamakan ruang Indo-China, semua lukisan diruangan ini merupakan karya seni dari pelukis asal Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Hongkong.
Ruang 8 : Disebut juga ruangan Asia, didominasi lukisan Opium khas negeri Tiongkok. (tema lukisan disini meggambarkan keadaan pecandu opium di daratan China pada abad pertengahan).
Ruang 9 : Di ruangan banyak terdapat patung-patung artefak, bekas perahu kayu, sangkar burung, baju besi perang, dan berbagai macam ornamen lainnya yang dipakai orang-orang Asia Pasifik di abad pertengahan.
Ruang 10 : Ruang Tahiti di mana semua hasil karya pelukis Tahiti dikumpulkan disini. Ada satu lukisan yang luar biasa berjudul Taj Mahal, India. Lukisan ini menggambarkan istana Taj Mahal di tahun 1955 dengan pelataran hutan liar membuat istana kuno itu menjadi berkesan mewah juga teduh dan angker.
Ruang 11 : Ruang terakhir yang menyimpan kain Ulos (kain ciri khas Batak untuk upacara adat) yang terbesar di dunia membentang dengan panjang hampir 20 meter dengan tinggi kain 2 meter tanpa ada sambungan jahitan sedikitpun.
Museum Pasifika juga menjadi tempat ASEAN Art Exhibition dalam rangkaian kegiatan KTT ASEAN ke-19 dan ASEAN Fair yang berlangsung di Bali pada 24 Oktober sampai 23 November lalu. Pameran ini akan menggambarkan bagaimana kesatuan dalam keragaman kawasan ASEAN yang menyajikan karya seni yang mewakili 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. Spektrum gaya yang dihadirkan seniman ini beraneka ragam, mulai dari naturalis sampai kontemporer. Gaya seni ini sekaligus mencerminkan pilihan individu serta perbedaan dalam perjalanan sejarahnya.
Tak ketinggalan pagelaran acara ASEAN Blogger Conference yang dilaksanakan di Museum Pasifika. Sebagai tempat yang memiliki cita rasa seni yang tinggi, Museum Pasifika menunjukkan bahwa keanekaragaman kultural dan sosial di Indonesia sangatlah beragam. Secara tidak langsung, panitia ASEAN Blogger Conference menunjukkan pada Blogger ASEAN bahwa kebudayaan Indonesia sangat menarik untuk dipelajari, dipahami, dan dipromosikan sebagai warisan budaya dunia yang tidak ternilai harganya.
Sebagai tempat wisata, Museum Pasifika memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Hal ini tentu patut dikembangkan agar citra museum di Indonesia dapat direvitalisasi dan menjadi sebuah tempat wisata menarik yang layak dikunjungi. Jika Perancis memiliki museum seni bernama Museum Louvre, maka Indonesia pun memiliki museum seni bernama Museum Pasifika. Dengan Museum Pasifika, hendaknya Indonesia dapat mengemas kekayaan budaya bangsa Indonesia dan Asia menjadi sebuah sajian karya seni yang utuh dan mengesankan.
Museum Pasifika juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restaurant, rest room, function room, toilet, dan lahan parkir yang luas. Museum Pasifika berjarak sekitar 24 km dari Kota Denpasar, sehingga apabila kita ingin mengunjungi museum ini diperlukan waktu kira-kira 33 menit perjalanan. Waktu yang cukup singkat dan terbayar dengan sentuhan seni yang akan kita saksikan didalamnya. Ibarat sayur tanpa garam, rasanya kurang lengkap pergi ke Bali tanpa berkunjung ke Museum Pasifika.
Waktu berjam-jam tak akan terasa terlewati ketika menikmati karya seni yang ada di setiap bagiannya. Kita seolah dibawa ke dalam pusaran waktu sejarah untuk mengenal budaya Asia lebih dekat. Tentunya sentuhan itu akan kita dapatkan secara modern dengan penataan dan arsitektur yang menawan di Museum Pasifika ini. Penilaian kita terhadap museum pun berganti dari tempat yang angker menjadi tempat yang megah dan tak terlupakan. Maka dari itu, visit Museum Pasifika dan nikmati sentuhan seni didalamnya.
Monday, December 19, 2011
ASEAN Blogger Conference Bali 2011 : Berawal dari Beragam Entitas, Berbuah Satu Identitas
Lomba Penulisan Reportase Event ASEAN Blogger
ASEAN Blogger Conference Bali 2011 : Berawal dari Beragam Entitas, Berbuah Satu Identitas
Andaikan setiap komunitas blogger di wilayah Asia Tenggara diibaratkan sebagai satu komponen warna dan ASEAN Blogger Conference Bali sebagai kanvasnya, maka kita dapat mengukir bagaimana masa depan blogger ASEAN secara utuh dan holistik. Sebagai blogger Indonesia, kita boleh mengatakan bahwa kita berbeda dengan blogger Malaysia, Vietnam, Thailand, atau negara ASEAN lainnya. Kita boleh mengatakan komponen warna yang kita bawa jauh lebih baik dari komponen warna yang mereka miliki. Hanya saja, kita perlu menyadari bahwa satu warna dominan tidak akan mampu menghasilkan lukisan yang indah dan dipandang sangat monoton oleh semua orang di dunia. Kita tak bisa berjalan sendiri di tengah berbagai kemajuan teknologi yang ada saat ini. Mungkin itulah esensi yang hendak kita simpulkan dari ASEAN Blogger Conference Bali.
ASEAN Blogger Conference boleh dikatakan sebagai sebuah inisiatif dan program yang isnpiratif bagi blogger ASEAN. Di saat setiap negara berusaha mengembangkan bloggernya menjadi yang terdepan, ASEAN Blogger Conference justru merangkul semua keunggulan blogger di wilayah Asia Tenggara menjadi sebuah perpaduan yang utuh. Setiap blogger dari negara-negara di Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan lain sebagainya berkolaborasi, saling melengkapi, dan membentuk kekuatan baru yang mampu memancarkan kekuatan blogger ASEAN. Ibarat sebuah lukisan, ASEAN Blogger Conference berusaha menampilkan mahakarya terbaik dengan perpaduan warna yang unik dari setiap negara ASEAN yang tergabung di dalamnya.
Sebuah perubahan besar bagi masa depan blogger ASEAN itu terjadi pada 16 November 2011 lalu. Museum Pasifika pun menjadi saksi bisu deklarasi blogger ASEAN di Nusa Dua Bali. Tak henti-hentinya berbagai blogger ASEAN datang dan menempati kursi yang disediakan oleh panitia di lokasi acara untuk mengikuti pertemuan blogger terbesar di Asia Tenggara ini. Diawali dengan sambutan yang dilakukan oleh Presiden Komunitas Blogger ASEAN chapter Indonesia, Imam Brotoseno. Bung Imam mengatakan bahwa kemunculan Komunitas Blogger ASEAN adalah hasil prakarsa dan mediasi Kementerian Luar Negeri. Sungguh sebuah upaya nyata yang luar biasa, bukan?
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Tifatul Sembiring selaku Menteri Informasi dan Komunikasi Indonesia. Tentu sebuah kebanggaan bagi blogger Indonesia dan ASEAN yang bisa bertatap muka secara langsung dengan beliau di kesempatan yang sangat langka, yakni ASEAN Blogger Conference. Tak ketinggalan menyusul Hazairi Pohan yang memaparkan peran Indonesia di ajang ASEAN Summit dan urgensivitas Komunitas Blogger ASEAN dalam mempersatukan kawasan penting ASEAN dan membina kerja sama yang bersifat mutualisme.
Sesi berikutnya boleh dikatakan sesi yang paling menarik dan sangat menambah wawasan yang dimoderatori oleh Rika Amrikasari. Diskusi yang diisi dengan sharing session oleh blogger-blogger ASEAN ini tentu mampu membuka cakrawala berpikir kita tentang orientasi blogger yang ada di seluruh ASEAN. Sebut saja, blogger Filipina bernama Syaira yang menceritakan kegiatan blogger di Filipina yang sangat seru dan menyenangkan. Ada juga blogger Vietnam yang menceritakan konten dan website lokal yang mampu mengungguli kejayaan social media luar negeri, seperti Facebook dan Twitter. Poin penting ini harus kita garis bawahi agar website lokal kita juga mampu populer di kalangan masyarakat Indonesia sendiri dibandingkan social media yang ada tentunya.
Setelah berjam-jam antusias mendengarkan berbagai penuturan dari blogger ASEAN, tiba saatnya sesi coffee break. Blogger-blogger yang ada mampu memanfaatkan 15 menit yang diberikan panitia untuk berkenalan dengan beberapa blogger dari ASEAN lainnya. Akhirnya, setelah mengganjal perut, blogger pun kembali masuk ke ruangan dan siap untuk mendengarkan sesi selanjutnya, yakni Pembentukan Komunitas Blogger ASEAN yang dibawakan oleh Donny BU selama 1 jam lebih. Dalam sesi ini, blogger diajak mengenal bagaimana komunitas blogger terbesar di Asia Tenggara ini dibentuk dan diharapkan mampu memberikan dampak yang progresif bagi kemajuan negara ASEAN.
Blogger pun memasuki sesi temu akrab blogger ASEAN. Blogger yang ada pun dibagi menjadi 3 grup. Dipandu oleh Nona Dita dan Herman Saksono, sesi ini bertujuan untuk mendiskusikan apa saja yang menjadi materi deklarasi blogger ASEAN. Wakil dari Indonesia dicampur dengan wakil-wakil dari negara lain agar lebih berbaur dan mampu bertukar pikiran antarnegara ASEAN. Akhirnya, setelah merumuskan dan mendiskusikan berbagai hal, panitia pun menutup sesi ini dan tiba saatnya mengisi perut yang keroncongan dengan makan siang.
Penyakit mematikan setelah makan siang pun mulai menjangkiti blogger-blogger ASEAN. Saat sesi talkshow tentang peran penting sosial media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan ASEAN, terlihat mulai banyak blogger yang menguap. Namun dengan pembawaan materi yang menarik, Mike Orgil (wakil Google Asia Tenggara), Shinta Dhanuwardoyo (pendiri Bubu.com), dan Nukman Luthfie (pembicara sosial media di masa depan), akhirnya rasa kantuk pun hilang dan semua blogger yang ada tetap antusias mengikuti sesi yang ada dengan sebaik-baiknya.
Acara pun dilanjutkan dengan diskusi panel dari pembicara-pembicara tentang kebebasan berekspresi blogger, yakni Enda Nasution, Anggara Suwahyu, dan Onno W. Purbo yang diakhiri dengan sesi tanya jawab. Sesi ini boleh dikatakan sangat interaktif karena blogger-blogger yang ada mau terlibat dalam sesi tanya jawab dan membuat narasumber bersemangat untuk memberikan wawasan mereka bagi blogger yang hadir. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama, istirahat, dan persiapan melakukan Deklarasi Blogger.
Sebelum blogger ASEAN mengucapkan deklarasi, blogger disuguhkan kata sambutan oleh Direktur Jenderal ASEAN, Djauhari Oramangun tentang pentingnya deklarasi blogger ASEAN untuk kemajuan bangsa ASEAN. Acara diikuti dengan menyanyikan lagu Deklarasi Blogger ASEAN yang ditutup dengan mengucapkan deklarasi secara khidmat oleh seluruh blogger ASEAN yang hadir. Berikut deklarasi yang dimaksud.
1. We, the ASEAN bloggers, gathered in Bali, on 16th November 2011, aligned with the 19th ASEAN Summit, acknowledge the role and contributions of social media for the establishment of ASEAN Community 2015.
2. We, the ASEAN bloggers, aspire to seek the freedom of expressions among us as enshrined in Universal Declaration of Human Rights.
3. We, the ASEAN bloggers, in the spirit of partnership and solidarity among the family of people from ASEAN countries, independent of political influence, are determined to use social media in the development of ASEAN’s political, economic, and social-cultural potentials with the aim to promote understanding among ASEAN people.
4. We, the ASEAN bloggers, are determined to develop cooperation in all fields under ASEAN’s One Vision, One Identity, and One Community.
5. We, the ASEAN bloggers, are committed to ethical and positive demeanor, respectful of the rights of authors attached to articles, photos, and videos, and other creative products.
6. We, the ASEAN bloggers commit to:a. Declare the 16th November as the ASEAN Bloggers’ Day.b. Develop communication platforms, both at the national and the sub-regional levels, taking into account the interest of people participation in the rural areas of ASEAN countries.c. Organize future activities to encourage closer contact among bloggers.d. Mandate the Indonesian ASEAN Blogger Community President to coordinate and communicate to all their counterparts from ASEAN countries regarding development and progress achieved in accordance with the Declaration.
7. We, the ASEAN bloggers, encourage all bloggers to join our efforts in making this Declaration a reality.Declared in Bali, 16th November 2011.
Acara pun dilanjutkan dengan pemberian penghargaan bagi pemenang Lomba Menulis Blog ASEAN Blogger 2011. Pastinya ketiga juara blogger ini bangga dengan selempang Duta ASEAN Blogger yang disematkan oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Djahari Oratmangun. Akhirnya, acara ASEAN Blogger Conference yang disponsori Bank Mandiri hari ini ditutup dengan makan malam yang megah diiringi dengan tarian penari Bali yang luwes dan gemulai. Sungguh sebuah selebrasi blogger yang memukau dan memberikan warna tersendiri bagi blogger ASEAN.
Berbicara tentang ASEAN Blogger Conference, tentu kita berbicara tentang bagaimana kita mempersatukan berbagai entitas yang ada menjadi sebuah identitas yang utuh. Saat pertama kali datang ke acara ASEAN Blogger Conference mungkin kita adalah blogger yang mengusung identitas kedaerahan kita masing-masing. Sikap ke’aku’an setiap blogger dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan lain sebagainya masih terasa sangat kental. Namun sepulang dari acara ASEAN Blogger Conference, kita bukan lagi entitas yang saling terpisah. Kita memiliki satu identitas baru, yakni blogger ASEAN yang siap memajukan dan memberi dampak bagi negara-negara di ASEAN dengan kegiatan blogging kita.
Acara yang digelar di Nusa Dua Bali ini juga semata-mata bukan temu akrab saja, melainkan juga upaya dualisme Indonesia, yakni merangkul kekuatan blogger di wilayah Asia Tenggara, sekaligus memberdayakan potensi blogger yang ada untuk menyuarakan Indonesia menuju Komunitas ASEAN 2015. Ingat, Indonesia adalah negara ASEAN terbesar dan sudah seyogianya kita memberikan dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan keamanan ASEAN. Melalui tangan para blogger, kita bisa menjangkau ASEAN dan dunia, menunjukkan bahwa Indonesia layak dan berkompeten untuk memimpin ASEAN kelak di tahun 2015.
ASEAN Blogger Conference juga sekaligus membuktikan bahwa sumbangsih blogger dalam mengubah dan memberi dampak bagi ASEAN tidak dapat diragukan lagi. Meskipun blogger tidak terkenal layaknya public figure yang kita temui setiap hari di layar kaca atau memiliki kedudukan yang tinggi di pemerintahan, blogger punya invisible hand yang mampu menggerakkan dan memberi pencitraan tersendiri bagi sebuah bangsa. Blogger mampu mempromosikan dan menjadi media komunikasi yang ampuh bagi Indonesia untuk lebih dikenal oleh masyarakat seluruh dunia. Tak heran jika kekuatan blogger yang besar ini harus mampu diberdayakan agar memberi dampak aktif dan progresif bagi Indonesia menuju Komunitas ASEAN 2015.
ASEAN Blogger Conference memang telah usai. Namun deklarasi dan chemistry yang terjalin selama acara tetaplah tersimpan dalam hati setiap blogger dan mampu menjadi suara hati yang menggerakkan bahwa kita adalah satu ASEAN. Bukan lagi identitas kedaerahan setiap negara yang melekat dalam benak setiap blogger, tetapi bagaimana mewujudkan identitas ASEAN lewat gabungan spektrum warna yang dimiliki setiap identitas kedaerahan. Mari bersama kita jadikan Komunitas Blogger ASEAN sebagai ujung tombak kemajuan ASEAN di masa mendatang!
ASEAN Blogger Conference, Nusa Dua Bali, 16 – 17 November 2011 ini disponsori oleh Bank Mandiri dan berbagai sponsor lainnya.
ASEAN Blogger Conference Bali 2011 : Berawal dari Beragam Entitas, Berbuah Satu Identitas
Andaikan setiap komunitas blogger di wilayah Asia Tenggara diibaratkan sebagai satu komponen warna dan ASEAN Blogger Conference Bali sebagai kanvasnya, maka kita dapat mengukir bagaimana masa depan blogger ASEAN secara utuh dan holistik. Sebagai blogger Indonesia, kita boleh mengatakan bahwa kita berbeda dengan blogger Malaysia, Vietnam, Thailand, atau negara ASEAN lainnya. Kita boleh mengatakan komponen warna yang kita bawa jauh lebih baik dari komponen warna yang mereka miliki. Hanya saja, kita perlu menyadari bahwa satu warna dominan tidak akan mampu menghasilkan lukisan yang indah dan dipandang sangat monoton oleh semua orang di dunia. Kita tak bisa berjalan sendiri di tengah berbagai kemajuan teknologi yang ada saat ini. Mungkin itulah esensi yang hendak kita simpulkan dari ASEAN Blogger Conference Bali.
ASEAN Blogger Conference boleh dikatakan sebagai sebuah inisiatif dan program yang isnpiratif bagi blogger ASEAN. Di saat setiap negara berusaha mengembangkan bloggernya menjadi yang terdepan, ASEAN Blogger Conference justru merangkul semua keunggulan blogger di wilayah Asia Tenggara menjadi sebuah perpaduan yang utuh. Setiap blogger dari negara-negara di Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan lain sebagainya berkolaborasi, saling melengkapi, dan membentuk kekuatan baru yang mampu memancarkan kekuatan blogger ASEAN. Ibarat sebuah lukisan, ASEAN Blogger Conference berusaha menampilkan mahakarya terbaik dengan perpaduan warna yang unik dari setiap negara ASEAN yang tergabung di dalamnya.
Sebuah perubahan besar bagi masa depan blogger ASEAN itu terjadi pada 16 November 2011 lalu. Museum Pasifika pun menjadi saksi bisu deklarasi blogger ASEAN di Nusa Dua Bali. Tak henti-hentinya berbagai blogger ASEAN datang dan menempati kursi yang disediakan oleh panitia di lokasi acara untuk mengikuti pertemuan blogger terbesar di Asia Tenggara ini. Diawali dengan sambutan yang dilakukan oleh Presiden Komunitas Blogger ASEAN chapter Indonesia, Imam Brotoseno. Bung Imam mengatakan bahwa kemunculan Komunitas Blogger ASEAN adalah hasil prakarsa dan mediasi Kementerian Luar Negeri. Sungguh sebuah upaya nyata yang luar biasa, bukan?
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Tifatul Sembiring selaku Menteri Informasi dan Komunikasi Indonesia. Tentu sebuah kebanggaan bagi blogger Indonesia dan ASEAN yang bisa bertatap muka secara langsung dengan beliau di kesempatan yang sangat langka, yakni ASEAN Blogger Conference. Tak ketinggalan menyusul Hazairi Pohan yang memaparkan peran Indonesia di ajang ASEAN Summit dan urgensivitas Komunitas Blogger ASEAN dalam mempersatukan kawasan penting ASEAN dan membina kerja sama yang bersifat mutualisme.
Sesi berikutnya boleh dikatakan sesi yang paling menarik dan sangat menambah wawasan yang dimoderatori oleh Rika Amrikasari. Diskusi yang diisi dengan sharing session oleh blogger-blogger ASEAN ini tentu mampu membuka cakrawala berpikir kita tentang orientasi blogger yang ada di seluruh ASEAN. Sebut saja, blogger Filipina bernama Syaira yang menceritakan kegiatan blogger di Filipina yang sangat seru dan menyenangkan. Ada juga blogger Vietnam yang menceritakan konten dan website lokal yang mampu mengungguli kejayaan social media luar negeri, seperti Facebook dan Twitter. Poin penting ini harus kita garis bawahi agar website lokal kita juga mampu populer di kalangan masyarakat Indonesia sendiri dibandingkan social media yang ada tentunya.
Setelah berjam-jam antusias mendengarkan berbagai penuturan dari blogger ASEAN, tiba saatnya sesi coffee break. Blogger-blogger yang ada mampu memanfaatkan 15 menit yang diberikan panitia untuk berkenalan dengan beberapa blogger dari ASEAN lainnya. Akhirnya, setelah mengganjal perut, blogger pun kembali masuk ke ruangan dan siap untuk mendengarkan sesi selanjutnya, yakni Pembentukan Komunitas Blogger ASEAN yang dibawakan oleh Donny BU selama 1 jam lebih. Dalam sesi ini, blogger diajak mengenal bagaimana komunitas blogger terbesar di Asia Tenggara ini dibentuk dan diharapkan mampu memberikan dampak yang progresif bagi kemajuan negara ASEAN.
Blogger pun memasuki sesi temu akrab blogger ASEAN. Blogger yang ada pun dibagi menjadi 3 grup. Dipandu oleh Nona Dita dan Herman Saksono, sesi ini bertujuan untuk mendiskusikan apa saja yang menjadi materi deklarasi blogger ASEAN. Wakil dari Indonesia dicampur dengan wakil-wakil dari negara lain agar lebih berbaur dan mampu bertukar pikiran antarnegara ASEAN. Akhirnya, setelah merumuskan dan mendiskusikan berbagai hal, panitia pun menutup sesi ini dan tiba saatnya mengisi perut yang keroncongan dengan makan siang.
Penyakit mematikan setelah makan siang pun mulai menjangkiti blogger-blogger ASEAN. Saat sesi talkshow tentang peran penting sosial media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan ASEAN, terlihat mulai banyak blogger yang menguap. Namun dengan pembawaan materi yang menarik, Mike Orgil (wakil Google Asia Tenggara), Shinta Dhanuwardoyo (pendiri Bubu.com), dan Nukman Luthfie (pembicara sosial media di masa depan), akhirnya rasa kantuk pun hilang dan semua blogger yang ada tetap antusias mengikuti sesi yang ada dengan sebaik-baiknya.
Acara pun dilanjutkan dengan diskusi panel dari pembicara-pembicara tentang kebebasan berekspresi blogger, yakni Enda Nasution, Anggara Suwahyu, dan Onno W. Purbo yang diakhiri dengan sesi tanya jawab. Sesi ini boleh dikatakan sangat interaktif karena blogger-blogger yang ada mau terlibat dalam sesi tanya jawab dan membuat narasumber bersemangat untuk memberikan wawasan mereka bagi blogger yang hadir. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama, istirahat, dan persiapan melakukan Deklarasi Blogger.
Sebelum blogger ASEAN mengucapkan deklarasi, blogger disuguhkan kata sambutan oleh Direktur Jenderal ASEAN, Djauhari Oramangun tentang pentingnya deklarasi blogger ASEAN untuk kemajuan bangsa ASEAN. Acara diikuti dengan menyanyikan lagu Deklarasi Blogger ASEAN yang ditutup dengan mengucapkan deklarasi secara khidmat oleh seluruh blogger ASEAN yang hadir. Berikut deklarasi yang dimaksud.
1. We, the ASEAN bloggers, gathered in Bali, on 16th November 2011, aligned with the 19th ASEAN Summit, acknowledge the role and contributions of social media for the establishment of ASEAN Community 2015.
2. We, the ASEAN bloggers, aspire to seek the freedom of expressions among us as enshrined in Universal Declaration of Human Rights.
3. We, the ASEAN bloggers, in the spirit of partnership and solidarity among the family of people from ASEAN countries, independent of political influence, are determined to use social media in the development of ASEAN’s political, economic, and social-cultural potentials with the aim to promote understanding among ASEAN people.
4. We, the ASEAN bloggers, are determined to develop cooperation in all fields under ASEAN’s One Vision, One Identity, and One Community.
5. We, the ASEAN bloggers, are committed to ethical and positive demeanor, respectful of the rights of authors attached to articles, photos, and videos, and other creative products.
6. We, the ASEAN bloggers commit to:a. Declare the 16th November as the ASEAN Bloggers’ Day.b. Develop communication platforms, both at the national and the sub-regional levels, taking into account the interest of people participation in the rural areas of ASEAN countries.c. Organize future activities to encourage closer contact among bloggers.d. Mandate the Indonesian ASEAN Blogger Community President to coordinate and communicate to all their counterparts from ASEAN countries regarding development and progress achieved in accordance with the Declaration.
7. We, the ASEAN bloggers, encourage all bloggers to join our efforts in making this Declaration a reality.Declared in Bali, 16th November 2011.
Acara pun dilanjutkan dengan pemberian penghargaan bagi pemenang Lomba Menulis Blog ASEAN Blogger 2011. Pastinya ketiga juara blogger ini bangga dengan selempang Duta ASEAN Blogger yang disematkan oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Djahari Oratmangun. Akhirnya, acara ASEAN Blogger Conference yang disponsori Bank Mandiri hari ini ditutup dengan makan malam yang megah diiringi dengan tarian penari Bali yang luwes dan gemulai. Sungguh sebuah selebrasi blogger yang memukau dan memberikan warna tersendiri bagi blogger ASEAN.
Berbicara tentang ASEAN Blogger Conference, tentu kita berbicara tentang bagaimana kita mempersatukan berbagai entitas yang ada menjadi sebuah identitas yang utuh. Saat pertama kali datang ke acara ASEAN Blogger Conference mungkin kita adalah blogger yang mengusung identitas kedaerahan kita masing-masing. Sikap ke’aku’an setiap blogger dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan lain sebagainya masih terasa sangat kental. Namun sepulang dari acara ASEAN Blogger Conference, kita bukan lagi entitas yang saling terpisah. Kita memiliki satu identitas baru, yakni blogger ASEAN yang siap memajukan dan memberi dampak bagi negara-negara di ASEAN dengan kegiatan blogging kita.
Acara yang digelar di Nusa Dua Bali ini juga semata-mata bukan temu akrab saja, melainkan juga upaya dualisme Indonesia, yakni merangkul kekuatan blogger di wilayah Asia Tenggara, sekaligus memberdayakan potensi blogger yang ada untuk menyuarakan Indonesia menuju Komunitas ASEAN 2015. Ingat, Indonesia adalah negara ASEAN terbesar dan sudah seyogianya kita memberikan dampak yang besar bagi perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan keamanan ASEAN. Melalui tangan para blogger, kita bisa menjangkau ASEAN dan dunia, menunjukkan bahwa Indonesia layak dan berkompeten untuk memimpin ASEAN kelak di tahun 2015.
ASEAN Blogger Conference juga sekaligus membuktikan bahwa sumbangsih blogger dalam mengubah dan memberi dampak bagi ASEAN tidak dapat diragukan lagi. Meskipun blogger tidak terkenal layaknya public figure yang kita temui setiap hari di layar kaca atau memiliki kedudukan yang tinggi di pemerintahan, blogger punya invisible hand yang mampu menggerakkan dan memberi pencitraan tersendiri bagi sebuah bangsa. Blogger mampu mempromosikan dan menjadi media komunikasi yang ampuh bagi Indonesia untuk lebih dikenal oleh masyarakat seluruh dunia. Tak heran jika kekuatan blogger yang besar ini harus mampu diberdayakan agar memberi dampak aktif dan progresif bagi Indonesia menuju Komunitas ASEAN 2015.
ASEAN Blogger Conference memang telah usai. Namun deklarasi dan chemistry yang terjalin selama acara tetaplah tersimpan dalam hati setiap blogger dan mampu menjadi suara hati yang menggerakkan bahwa kita adalah satu ASEAN. Bukan lagi identitas kedaerahan setiap negara yang melekat dalam benak setiap blogger, tetapi bagaimana mewujudkan identitas ASEAN lewat gabungan spektrum warna yang dimiliki setiap identitas kedaerahan. Mari bersama kita jadikan Komunitas Blogger ASEAN sebagai ujung tombak kemajuan ASEAN di masa mendatang!
ASEAN Blogger Conference, Nusa Dua Bali, 16 – 17 November 2011 ini disponsori oleh Bank Mandiri dan berbagai sponsor lainnya.
Labels:
ASEAN blogger,
Bali,
deklarasi,
internet,
sosial media
Friday, December 2, 2011
Berawal dari HP, Berbuah Kesuksesan
HP Blog Competition
Tema : “Me and My Idols”
Berawal dari HP, Berbuah Kesuksesan
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Mungkin pepatah inilah yang membuat saya terus terpacu untuk meningkatkan kualitas dan performa diri saya dari hari ke hari. Perkenalan saya dengan HP mungkin terjadi secara tidak sengaja pada Mei 2010 lalu. Saya membeli HP di sebuah toko elektronik yang ada di Bandung. Awalnya, saya merasa minder dengan notebook yang saya beli. Ukurannya yang kecil mungil dan imut membuat saya agak meragukan apakah notebook ini kelak bisa menunjang aktivitas saya sebagai mahasiswa. Apalagi banyak teman-teman saya yang mempunyai laptop A*p** yang populer dan harganya mencapai kisaran 13 juta rupiah. Saya seolah dibuat menciut oleh kenyataan, namun saya mencoba tetap fokus dan percaya bahwa notebook hanyalah alat untuk mencapai kesuksesan, bukan kesuksesan itu sendiri. Tergantung bagaimana si pemakai memanfaatkannya dengan baik.
Akhirnya, HaPpy (panggilan sayang HP) datang di rumahku. Sebagai pengguna notebook baru, saya sangat antusias memanfaatkan HaPpy setiap hari, mulai dari membuat tugas, browsing, hingga berbagai aktivitas di dunia maya. Si kecil HaPpy membuat saya senang memakainya karena kinerja dan performanya yang memuaskan. Dengan Processor canggih dan sistem yang diprogram secara modern, HaPpy membuat waktu saya tidak terbuang percuma di depan laptop. Sekaligus hal ini membuktikan bahwa laptop kecil bukan berarti tidak canggih, tetapi punya potensi tersembunyi yang jika digali mampu memberikan manfaat bagi diri kita.
Dengan HaPpy, saya pun menyalurkan bakat saya di bidang tulis menulis dan blogging. HaPpy dengan sabar menunggu dan menanti karya-karya saya tersimpan di memorinya dengan baterai yang tahan lama ketika saya bepergian. Tak hanya itu, HaPpy juga membuat hidup saya berwarna dengan webcam dan sound system yang prima ketika saya menjalani hari-hari yang galau. HaPpy memang tahu yang saya mau.
HaPpy mengajarkan saya untuk tekun. Secara rutin, saya mengasah bakat saya dari hari ke hari. Memang hasilnya kadang selalu tidak sesuai dengan harapan. Berbagai kegagalan dalam perlombaan pun menerpa diri saya, namun tak lantas membuat saya putus asa. HaPpy mengajarkan saya untuk tetap tersenyum dan bangkit. Ia mengingatkan saya bahwa kegagalan hanyalah pintu masuk menuju kesuksesan. Dengan kegagalan, saya belajar untuk meningkatkan kualitas diri dengan lebih baik. Sama seperti HP yang senantiasa menjadi perusahaan yang selalu berkembang dan berusaha memperbaharui diri dari masa ke masa.
Akhirnya, kesempatan dan keberuntungan pun bertemu dengan potensi sehingga menghasilkan kesuksesan. Saya pun berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang tulis menulis dan blogging. Jujur sebuah kebahagiaan bagi saya bisa meraih apa yang idam-idamkan selama ini. Kebahagiaan ini terasa lengkap karena HaPpy yang senantiasa menemani saya kapanpun saya membutuhkannya. Lewat hal-hal kecil yang saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan diri, seperti mengirimkan tulisan ke koran dan menulis di media sekolah/kampus, akhirnya hal besar dipercayakan pada saya.
Saya pun tak menyangka sebuah kompetisi regional Asia Pasific berhasil saya menangkan. Berbekal performa saya yang maksimal dan keberuntungan, saya berhasil masuk ke babak grand final. Di babak grand final, saya pun berhasil mengalahkan 3 kompetitor saya dari negara Singapura, Thailand, dan Indonesia. Akhirnya, saya pun meraih gelar juara yang bagi saya serasa mendapat durian runtuh. Bagi saya, itu semua bukanlah sebuah kebetulan, melainkan berkat ketekunan saya dalam menjalani hal-hal kecil hingga akhirnya membuahkan hasil yang besar. Berita kesuksesan saya dalam kompetisi ini bisa dibaca di http://www.bosmobil.com/m/event-report-detail.html?rid=95.
HaPpy juga membawa saya meraih kesuksesan-kesuksesan lain. Berkat karya tulis yang saya kerjakan dengan penuh totalitas, saya pun berhasil bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar di kampus UNPAR. Tak hanya itu, saya pun berhasil lolos dalam ajang perlombaan blog tingkat Asia Tenggara di Malaysia. Lewat berbagai pencapaian ini, saya semakin yakin dan percaya bahwa laptop yang ada di depan saya mampu membawa saya menuju gerbang kesuksesan.
Kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Perjalanan karier saya sebagai penulis dan blogger muda pun tidak terlepas dari dukungan orang tua yang senantiasa memberikan support dan dukungan setiap harinya. Dengan penuh perhatian, mereka menjadi motivator yang tak kenal lelah menyemangati saya kala berbagai kegagalan harus saya telan sebagai pil pahit. Mereka memberikan petuah penting bahwa ketekunan ibarat air yang menetes di atas batu besar. Sekalipun batu itu kuat, namun jika kita menetesinya setiap hari dengan tekun, ia akan hancur perlahan-lahan. Saya yakin batu penghalang kesuksesan pun akan hancur seiring kita menekuni bidang kita dengan sebaik-baiknya.
Lewat HaPpy, saya belajar bahwa tidak ada kata mustahil bagi kita selama kita mau berusaha mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebagai remaja yang kerapkali diremehkan dan dipandang sebelah mata karena umur mudanya, saya tidak perlu marah atau berkoar-koar. Cukup dengan tindakan dan kontribusi kita bagi negara ini, saya yakin apa yang saya lakukan mampu membuktikan bahwa yang muda juga bisa mengalahkan yang senior asalkan didasarkan pada kerja keras dan kesungguhan hati untuk maju.
Saya dan HaPpy saling berkolaborasi satu sama lain untuk membangun kesuksesan. Saya berkarya dengan HaPpy yang dipandang sebelah mata oleh orang dan saya melengkapinya dengan prestasi. Kami berdua saling bahu membahu membangun diri kami. Satu hal yang pasti, di balik kekecilan dan kejunioran kami, kami mampu melakukan sesuatu yang besar dan itu semua berawal dari kerja keras dan kesetiaan kami melakukan hal-hal kecil di masa lalu. Sudah saatnya image kesuksesan beralih bukan pada yang tua, melainkan pada kita semua yang muda dan mau berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kecil kita secara nyata. Maukah kalian mengikuti kesuksesan kami?
Tema : “Me and My Idols”
Berawal dari HP, Berbuah Kesuksesan
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Mungkin pepatah inilah yang membuat saya terus terpacu untuk meningkatkan kualitas dan performa diri saya dari hari ke hari. Perkenalan saya dengan HP mungkin terjadi secara tidak sengaja pada Mei 2010 lalu. Saya membeli HP di sebuah toko elektronik yang ada di Bandung. Awalnya, saya merasa minder dengan notebook yang saya beli. Ukurannya yang kecil mungil dan imut membuat saya agak meragukan apakah notebook ini kelak bisa menunjang aktivitas saya sebagai mahasiswa. Apalagi banyak teman-teman saya yang mempunyai laptop A*p** yang populer dan harganya mencapai kisaran 13 juta rupiah. Saya seolah dibuat menciut oleh kenyataan, namun saya mencoba tetap fokus dan percaya bahwa notebook hanyalah alat untuk mencapai kesuksesan, bukan kesuksesan itu sendiri. Tergantung bagaimana si pemakai memanfaatkannya dengan baik.
Akhirnya, HaPpy (panggilan sayang HP) datang di rumahku. Sebagai pengguna notebook baru, saya sangat antusias memanfaatkan HaPpy setiap hari, mulai dari membuat tugas, browsing, hingga berbagai aktivitas di dunia maya. Si kecil HaPpy membuat saya senang memakainya karena kinerja dan performanya yang memuaskan. Dengan Processor canggih dan sistem yang diprogram secara modern, HaPpy membuat waktu saya tidak terbuang percuma di depan laptop. Sekaligus hal ini membuktikan bahwa laptop kecil bukan berarti tidak canggih, tetapi punya potensi tersembunyi yang jika digali mampu memberikan manfaat bagi diri kita.
Dengan HaPpy, saya pun menyalurkan bakat saya di bidang tulis menulis dan blogging. HaPpy dengan sabar menunggu dan menanti karya-karya saya tersimpan di memorinya dengan baterai yang tahan lama ketika saya bepergian. Tak hanya itu, HaPpy juga membuat hidup saya berwarna dengan webcam dan sound system yang prima ketika saya menjalani hari-hari yang galau. HaPpy memang tahu yang saya mau.
HaPpy mengajarkan saya untuk tekun. Secara rutin, saya mengasah bakat saya dari hari ke hari. Memang hasilnya kadang selalu tidak sesuai dengan harapan. Berbagai kegagalan dalam perlombaan pun menerpa diri saya, namun tak lantas membuat saya putus asa. HaPpy mengajarkan saya untuk tetap tersenyum dan bangkit. Ia mengingatkan saya bahwa kegagalan hanyalah pintu masuk menuju kesuksesan. Dengan kegagalan, saya belajar untuk meningkatkan kualitas diri dengan lebih baik. Sama seperti HP yang senantiasa menjadi perusahaan yang selalu berkembang dan berusaha memperbaharui diri dari masa ke masa.
Akhirnya, kesempatan dan keberuntungan pun bertemu dengan potensi sehingga menghasilkan kesuksesan. Saya pun berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang tulis menulis dan blogging. Jujur sebuah kebahagiaan bagi saya bisa meraih apa yang idam-idamkan selama ini. Kebahagiaan ini terasa lengkap karena HaPpy yang senantiasa menemani saya kapanpun saya membutuhkannya. Lewat hal-hal kecil yang saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan diri, seperti mengirimkan tulisan ke koran dan menulis di media sekolah/kampus, akhirnya hal besar dipercayakan pada saya.
Saya pun tak menyangka sebuah kompetisi regional Asia Pasific berhasil saya menangkan. Berbekal performa saya yang maksimal dan keberuntungan, saya berhasil masuk ke babak grand final. Di babak grand final, saya pun berhasil mengalahkan 3 kompetitor saya dari negara Singapura, Thailand, dan Indonesia. Akhirnya, saya pun meraih gelar juara yang bagi saya serasa mendapat durian runtuh. Bagi saya, itu semua bukanlah sebuah kebetulan, melainkan berkat ketekunan saya dalam menjalani hal-hal kecil hingga akhirnya membuahkan hasil yang besar. Berita kesuksesan saya dalam kompetisi ini bisa dibaca di http://www.bosmobil.com/m/event-report-detail.html?rid=95.
HaPpy juga membawa saya meraih kesuksesan-kesuksesan lain. Berkat karya tulis yang saya kerjakan dengan penuh totalitas, saya pun berhasil bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar di kampus UNPAR. Tak hanya itu, saya pun berhasil lolos dalam ajang perlombaan blog tingkat Asia Tenggara di Malaysia. Lewat berbagai pencapaian ini, saya semakin yakin dan percaya bahwa laptop yang ada di depan saya mampu membawa saya menuju gerbang kesuksesan.
Kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Perjalanan karier saya sebagai penulis dan blogger muda pun tidak terlepas dari dukungan orang tua yang senantiasa memberikan support dan dukungan setiap harinya. Dengan penuh perhatian, mereka menjadi motivator yang tak kenal lelah menyemangati saya kala berbagai kegagalan harus saya telan sebagai pil pahit. Mereka memberikan petuah penting bahwa ketekunan ibarat air yang menetes di atas batu besar. Sekalipun batu itu kuat, namun jika kita menetesinya setiap hari dengan tekun, ia akan hancur perlahan-lahan. Saya yakin batu penghalang kesuksesan pun akan hancur seiring kita menekuni bidang kita dengan sebaik-baiknya.
Lewat HaPpy, saya belajar bahwa tidak ada kata mustahil bagi kita selama kita mau berusaha mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebagai remaja yang kerapkali diremehkan dan dipandang sebelah mata karena umur mudanya, saya tidak perlu marah atau berkoar-koar. Cukup dengan tindakan dan kontribusi kita bagi negara ini, saya yakin apa yang saya lakukan mampu membuktikan bahwa yang muda juga bisa mengalahkan yang senior asalkan didasarkan pada kerja keras dan kesungguhan hati untuk maju.
Saya dan HaPpy saling berkolaborasi satu sama lain untuk membangun kesuksesan. Saya berkarya dengan HaPpy yang dipandang sebelah mata oleh orang dan saya melengkapinya dengan prestasi. Kami berdua saling bahu membahu membangun diri kami. Satu hal yang pasti, di balik kekecilan dan kejunioran kami, kami mampu melakukan sesuatu yang besar dan itu semua berawal dari kerja keras dan kesetiaan kami melakukan hal-hal kecil di masa lalu. Sudah saatnya image kesuksesan beralih bukan pada yang tua, melainkan pada kita semua yang muda dan mau berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kecil kita secara nyata. Maukah kalian mengikuti kesuksesan kami?
Subscribe to:
Posts (Atom)