KOMPETISI MENULIS ARTIKEL Online INTERNET SEHAT AMAN
Tema : “Jejaring Sosial Yang Sehat & Aman”
Facebook : Saatnya Menggunakan Pisau Itu Dengan Bijak
Menurut CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah mencapai 5.949.740 pengguna. Jumlah ini membuat Indonesia masuk dalam 10 besar pengguna Facebook terbesar di dunia dan menjadi negara kedua terbesar di Benua Asia yang menggunakan Facebook. Saat ini pengguna Facebook di dunia sendiri telah mencapai 219.286.560 pengguna. Hal ini membuktikan bahwa 23,8 persen penduduk Indonesia telah memiliki akun Facebook.
Situs yang didirikan oleh Mark Zuckerburg, mahasiswa drop out asal Harvard University ini memang memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan situs jejaring sosial lainnya. Facebook menyediakan layanan chatting, message, dan menulis tanpa batas di wall penggunanya. Berbeda dengan Twitter yang membatasi penggunanya untuk menulis dengan 140 karakter. Facebook juga mempermudah kita dalam mencari teman lama yang terdaftar di situs ini. Hanya dengan mengetikkan nama pada kolom Search, kita bisa melihat nama-nama yang sesuai dengan permintaan kita. Belum lagi games-gamesnya yang mencuri perhatian kita, seperti Farmville dan berbagai macam keunggulan lainnya.
Tak dapat dimungkiri jika faktor inilah yang membuat Facebook mewabah ke berbagai lapisan masyarakat, mulai dari presiden hingga masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal ini membuat interaksi sosial di dunia maya sangat beragam. Ada pihak yang menggunakan Facebook sebagai sarana untuk mencari relasi dan mempromosikan bisnis, ada juga yang menggunakan Facebook sebagai sarana pertemanan dan permainan.
Begitu banyak keuntungan yang dihasilkan dari Facebook. Mulai dari publikasi usaha, komunikasi jarak jauh dengan sanak saudara yang berada di luar negeri, ajang curhat, dan lain sebagainya. Kita juga bisa mengembangkan bakat kita di bidang menulis dengan memposting notes di Facebook. Berkat Facebook, ada seorang ibu yang berhasil menerbitkan buku karena rajin menulis di Facebook. Facebook juga membuat diri kita merasa dihargai ketika ada teman yang mengomentari atau memberi like pada status yang kita tuliskan.
Sayangnya ada pihak yang menyalahgunakan Facebook untuk merugikan orang lain. Belum lama ini kita dikejutkan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan warga Papua yang merasa dilecehkan oleh status yang ditulis seorang mahasiswa ITB di Facebook. Dengan alasan jengkel dan kesal, mahasiswa ini menulis unek-uneknya di Facebook dengan melibatkan unsur SARA. Akibatnya, mahasiswa yang melanggar etika di dunia maya ini mendapat sanksi yang tegas, berupa skorsing selama 6 bulan.
Hal ini diperparah dengan kasus video panas yang melibatkan Ariel dan Luna Maya juga awalnya dipublikasikan lewat situs Facebook ini. Akibatnya banyak anak kecil yang sudah memiliki akun Facebook dapat mengakses dan menonton video tersebut secara bebas. Hal ini tentu dapat mempengaruhi mental anak terhadap pornografi. Belum lagi banyak remaja yang kecanduan bermain Facebook akhirnya lupa belajar dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini seakan memupuskan hal positif yang terdapat dalam Facebook.
Saya prihatin dengan puisi yang dibuat seorang anak kepada ibunya karena kecanduan bermain Facebook. Berikut kata-kata yang anak itu ungkapkan dalam puisinya dengan judul ”Ibu dan Facebook”.
Ibu
Facebook
Hubungannya erat sekali.
Setiap hari, sehabis mandi
selesai makan
Sehabis apapun…
Dalam hatiku,
aku berpikir
mau kemanakah gerangan ia.
Notebook.
Tapi apa yang selalu ia lihat di notebook
Facebook.
Setiap hari, tawanya menggema
Sampai kapankah hubungan erat antara Ibu dan Facebook
Mungkin sampai akhir hayatnya.
Notebooknya akan dibawanya… ke…surga
Facebook seolah telah menjadi sahabat bagi semua orang, termasuk di dalamnya ibu rumah tangga. Sayangnya Facebook yang semula bertujuan baik, kini dapat menjerumuskan si pengguna jika tidak dipergunakan secara tepat. Mungkin kita sudah tidak asing mendengar seorang pemuda di Korea yang meninggal karena bermain Facebook 48 jam nonstop. Facebook juga telah menyita perhatian sejumlah karyawan ketika bekerja, sehingga produktivitas dan efektivitas bekerja menjadi berkurang. Tak heran jika MUI sempat membuat fatwa haram Facebook karena dianggap dapat menjerumuskan anak bangsa.
Facebook ibarat sebuah pisau runcing yang ada di tangan kita. Sebagai alat, ia hanya mengerjakan apa yang diperintahkan tuannya. Jika digunakan untuk hal yang positif, maka ia akan memberikan dampak yang positif pula. Jika digunakan secara berlebihan dan untuk hal-hal yang negatif, maka kita akan menerima dampak yang buruk pula. Baik buruknya Facebook ada di tangan kita, tergantung dari bagaimana cara kita memanfaatkannya.
Facebook ibarat cerminan diri kita di dunia nyata. Kata-kata yang kita tuliskan akan menggambarkan seperti apa karakter kita di masyarakat. Maka dari itu, mulailah menggunakan “pisau” itu dengan bijak. Gunakan Facebook untuk menabur kebaikan agar kita bisa menuai hasilnya kelak.
~ oOo ~