Sunday, August 31, 2014

Membangun Rumah Lewat Imaji

Blog Kontes Mimpi Properti
Tema : "Mengejar Mimpi"



Membangun Rumah Lewat Imaji


Waktu kecil, guruku bertanya, “Kalau sudah besar mau jadi apa?” Sama seperti jawaban anak-anak pada umumnya. “Mau jadi dokter, Bu.” kataku polos. Aku tak sadar bahwa saat itu aku sedang membangun mimpi. Seiring berjalannya waktu, aku terobsesi menjadi seorang dokter. Aku membaca banyak buku tentang kedokteran, senang mengamati dokter ketika mengobati pasien, serta berperilaku seolah-olah menjadi seorang dokter. Orang tuaku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anaknya yang innocent ini.

            
Beranjak dewasa, aku lupa mimpiku untuk menjadi dokter. Realitas kehidupan yang menuntutku untuk bangun pagi, pergi ke sekolah, belajar hingga jam 4 sore, les, sampai akhirnya mengulang pelajaran di rumah. Semua kesibukan itu membuatku seperti robot hidup yang tak tahu bagaimana cara mengekspresikan kelelahan, kebosanan, dan kebebasan yang terkekang. Pendidikan yang padat membuatku menjadi komputer terprogram tanpa mempunyai mimpi.

             
Kini aku duduk di bangku kuliah. Sesaat lagi, jembatan karier akan siap menyambutku. Entah dengan sukacita atau justru ketidakpastian, aku bersiap untuk menjalaninya. Di titik ini pula, aku kembali memanggil ingatan lamaku tentang mimpi. Mimpi menjadi dokter yang berbanding terbalik dengan jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang ku ambil 3 tahun yang lalu. Lucu memang, kita menyemai mimpi untuk kemudian melupakan dan beralih pada zona aman setelah menyadari realitas.

            
Tapi aku tak pernah menyesal bermimpi. Lewat mimpi, aku bisa membangun idealisme tanpa terkekang oleh batas-batas yang diberikan keluarga, lingkungan, maupun kondisi. Terkadang aku tertawa membayangkan si “aku” yang kecil sibuk bermain stetoskop plastik sambil memeriksa denyut nadi boneka beruang coklat sambil berkata-kata sendiri. Aku tak sadar bahwa mimpi memberiku sebuah energi untuk berani keluar dari rutinitas, melakukan kegilaan, sampai akhirnya mewujudkan kemustahilan.

            
Setelah belasan tahun lupa cara untuk bermimpi, mungkin aku akan mengulang mimpiku sewaktu kecil. Aku ingin membangun rumah idaman di kawasan yang strategis dengan konsep minimalis tanpa membebani orang tuaku. Mimpi yang terdengar gila, bukan? Seorang mahasiswa tingkat akhir yang masih bau kencur dalam dunia karier bermimpi tentang properti yang harganya sudah mencapai miliaran rupiah itu. Karyawan yang sudah bekerja 30 tahun saja harus membanting tulang hingga remuk untuk mewujudkannya. Pikiran akan mimpi dan realitas terus bertabrakan hingga membentuk lubang hitam. Tinggal aku yang memilih, tetap bertahan atau larut dan hanyut dalam pusaran kenyataan.

             
Aku pun berjalan dalam mimpi menuju sebuah lahan kosong yang tak berbentuk. Ku lukis rumah kecil yang nyaman lewat kuas imaji. Aku menggambar sebuah rumah dengan ruangan yang mempunyai konsep ramah lingkungan, di mana angin pagi bisa masuk ke dalam rumah dengan bebas lewat ventilasi udara yang ada. Lantainya terbuat dari kayu jati yang kokoh, serta dindingnya dihiasi oleh belasan prestasi yang ku torehkan.

            
Di halaman depan rumah, ku tanam berbagai macam bunga dengan komposisi yang seimbang, sehingga membentuk formasi yang indah. Tak lupa ada sebuah garasi kecil untuk menginapkan sebuah mobil yang digunakan untuk bekerja. Bagian belakang rumah ku taruh sebuah meja dan kursi santai untuk meminum kopi sambil membaca koran di pagi hari sebelum mulai beraktivitas.

            
Ku goreskan sebuah kamar dengan tempat tidur yang nyaman. Ada ruang keluarga yang minimalis, namun tetap nyaman dengan penataan yang matang. Ada juga rak-rak buku yang tertata dengan rapi memuat buku-buku yang ku tulis. Tak lupa dapur kecil yang akan mengeluarkan aroma lezat tatkala istri tercinta memasak makanan untuk keluarga kami kelak. Sungguh sebuah rumah impian yang terukir dengan sempurna dalam imaji.


Saat aku tersadar, rupanya aku masih berdiri di lahan kosong yang sama sekali belum berbentuk. Aku pun melangkah pergi dan berjanji bahwa rumah impian itu kelak akan ada di sana. Di bawah sapuan kuas imaji, aku bisa merasakan sentuhan, aroma, dan tampilan visual dari rumah impian itu. Ada sebuah energi yang membuatku bergerak dan melangkah untuk mencapainya. Aku tak tahu sejauh apakah rumah impian itu berada, tapi yang jelas aku ingin meraihnya seberat apapun itu.


Ku pikir mimpi itu adalah produk dari sebuah kegilaan. Membayangkan sebuah idealisme dengan mengabaikan realita dan waktu. Tapi bukankah semua keberhasilan itu awalnya dari mimpi. Tatkala si anak bodoh Einstein bisa dikenal sebagai penemu yang mendunia. Mahasiswa drop out Bill Gates bisa mendirikan Microsoft, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Anak singkong Chairul Tanjung bisa mendirikan Trans Corp. dan mempekerjakan lulusan S1 di perusahaan yang dirintisnya. Mimpi yang bisa membalikkan kondisi kehidupan dari pecundang menjadi pemenang.

             
Ku pikir mimpiku pun sama. Membangun rumah khayalan di negeri dongeng tanpa menyadari diri. Mungkin teman-temanku sudah mengatakan, “Woy bangun! Kita itu masih kuliah. Jangankan beli rumah, traktir pacar pakai uang sendiri saja susah.” Tapi bukankah mimpi itu gratis, saat pergi kencing ke toilet saja harus membayar?

             
Ada juga yang mengatakan, “Jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti kalau tidak tercapai jatuhnya sakit.” Mungkin jika Einstein, Bill Gates, dan Chairul Tanjung berpikir hal yang sama, mereka bukanlah diri mereka yang ada seperti saat ini. Mungkin mereka satu dari sekian juta pengangguran yang masih mencari pekerjaan karena kondisi mereka. Mimpi memberi mereka sebuah peta ajaib yang menuntun mereka pada harta karun kesuksesan.

             
Aku pun sadar bahwa mimpi tanpa usaha adalah ilusi belaka. Aku teringat kata-kata Chef Degan saat mengeliminasi seorang peserta dalam acara Masterchef Indonesia. “If you want make your dream come true, wake up!” Mimpi, bangun, dan implementasi adalah perjalanan panjang seorang pemimpi untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Gagal, kecewa, dan airmata pastilah mewarnai cerita dalam perjalanan menuju mimpi.

             
Sama halnya dengan Mimpi Properti yang sedang membangun mimpi untuk mewujudkan mimpi masyarakat Indonesia akan properti, aku pun akan berjuang untuk mewujudkan rumah idaman itu menjadi nyata. Jika Mimpi Properti membangun navigasi dan sarana pencarian rumah secara mudah dan cepat, aku akan merancang masa depan lewat ilmu yang sudah ku dapatkan di bangku kuliah secara tepat dan cermat.

             
Aku akan membangun sebuah bisnis kecil yang dapat menunjang kebutuhan hidupku di masa mendatang. Aku sadar mimpi itu terlihat sangat jauh dan sangat sulit dicapai, tapi bukankah berani bermimpi adalah ciri bahwa aku masih diberi nafas kehidupan. Banyak orang yang takut bermimpi, akhirnya terpaksa mengubur mimpi mereka dalam batu nisan. Tak heran, guruku pernah berkata bahwa tempat paling kaya di muka Bumi adalah di kuburan karena disanalah terdapat jutaan mimpi besar yang ditinggalkan oleh pemiliknya.

       
Sama halnya dengan Mimpi Properti yang berjuang untuk membangun brand image baru dalam bidang pencarian properti online, aku pun berjuang untuk membangun bisnis yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat di sekitarku. Aku tahu ada harga mahal yang harus dibayar untuk sebuah mimpi, tapi bukankah itu sepadan dengan investasi masa depan yang akan ku capai.

            
Aku, Mimpi Properti, dan kita semua sama-sama merajut mimpi yang berbeda. Aku bermimpi untuk rumah idaman yang nyaman. Mimpi Properti bermimpi untuk menjadi sebuah sarana pencarian properti online terdepan di Indonesia. Kita semua bermimpi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Namun kita berada dalam satu frekuensi yang sama, yakni percaya dan yakin bahwa kelak mimpi itu akan menjadi nyata.

http://www.kontesmimpiproperti.com/
Mari kita rajut mimpi, untai harapan, dan bakar semangat agar langkah kaki kita semakin dekat menuju impian!

Ikuti Lomba Blog Kontes Mimpi Properti dengan mengunjungi laman http://www.kontesmimpiproperti.com/ yang diselenggarakan oleh Mimpi Properti dan dapatkan uang jutaan rupiah!
 

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment