Sunday, August 31, 2014

Revolusi Mental ala AirAsia

Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia
Tema : "Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?"



Revolusi Mental ala AirAsia


            Sejak kecil, aku bermimpi untuk menjelajahi dunia. Aku ingin melihat berbagai objek wisata dan 7 keajaiban dunia yang selama ini diajarkan guru Geografi di bangku sekolah. Tak heran, aku sangat suka sekali menonton film yang mengangkat petualangan di berbagai penjuru dunia. Melihat aksi kocak Jackie Chan dan Steve Coogan dalam Around the World in 80 Days. Menikmati drama keliling dunia seru dalam Amazing Race untuk memperebutkan uang 1 juta Dollar Amerika. Aku tertarik melihat dan mengenal dunia yang begitu luas ini.

            Kehadiran AirAsia di Indonesia bagiku serasa jawaban atas doa-doa yang selama ini ku panjatkan. Sebagai maskapai berbujet rendah, AirAsia mengubah cara pandang masyarakat terhadap transportasi udara. Jika selama ini, pesawat identik dengan kaum berduit. Kini semua orang bisa merasakan bagaimana pesawat itu. Slogan “Now Everyone Can Fly” memang bukan hanya pepesan kosong, tapi terbukti dan dirasakan oleh puluhan juta orang di seluruh dunia.

            Bersama AirAsia, aku mengalami begitu banyak perubahan mendasar dalam memandang arti dari sebuah perjalanan. Liburan tidak lagi sekadar ajang berfoya-foya, belanja oleh-oleh, atau berfoto dengan ikon suatu destinasi. AirAsia membuat liburan sebagai sebuah ajang pembelajaran, pendewasaan, dan pengalaman baru yang mengubah cara berpikir kita tentang suatu hal. Aku tak lagi melihat destinasi, melainkan kisah di balik destinasi yang ku jelajahi bersama AirAsia.

            AirAsia mengubahku dari seorang turis menjadi seorang traveler. Jika selama ini, aku hanya tahu rute bandara – hotel – tempat wisata – toko oleh-oleh – hotel – bandara. AirAsia memberiku kebebasan untuk menentukan rute sesuai keinginanku. Aku bebas menentukan waktu untuk berjemur di pantai, menikmati kuliner, ataupun melihat orang yang berlalu lalang di jalan tanpa dikejar waktu oleh pemandu tur.

            Aku tak lagi mengikuti pola 6 – 7 – 8. Bangun jam 6, sarapan jam 7, dan berangkat jam 8 setiap hari. Tak hanya itu, aku bisa mengagumi kemegahan Angkor Wat, terdiam sejenak di Tuol Sleng Genocide Museum, hingga menikmati mangga muda di emperan Platinum Mall tanpa khawatir akan diburu-buru oleh pemandu tur. AirAsia tidak memberiku peta, tetapi kompas untuk menentukan ke mana aku harus melangkah tanpa hambatan.

            AirAsia mengubahku dari melihat destinasi menjadi pembuat kreasi. Jika selama ini, destinasi menjadi pertimbangan utama dalam berlibur. Kini AirAsia membuatku berkreasi dalam destinasi yang diberikan. Banyak rute promosi yang selama ini tidak ku kenal, justru menjadi sebuah destinasi yang menarik tatkala aku berkunjung didalamnya. Aku bisa melihat keindahan Wat Rong Khun ketika berada di Chiang Rai, menikmati kota yang tenang di Vientiane, ataupun melihat Emerald Pool di Krabi.

            AirAsia membuatku rajin mencari informasi, aktif mencari objek wisata dan cara mencapainya, serta mampu merancang jadwal perjalanan agar berjalan dengan lancar. Aku pun bebas berkreasi membuat itinerary dan lebih mengenal karakteristik destinasi yang akan dituju. AirAsia menuntutku untuk kreatif dan jeli dalam mengambil keputusan, sehingga jiwa petualanganku semakin terasah dengan baik.

            AirAsia mengubahku dari bermimpi menjadi beraksi. Selama ini, aku hanya bisa bermimpi pergi ke Hong Kong, Sydney, Singapore, dan berbagai destinasi lainnya dengan harga terjangkau. Berkat AirAsia yang aktif mengadakan promo, aku dan jutaan masyarakat lainnya tidak lagi bermimpi, tapi juga bisa beraksi untuk berangkat ke destinasi impian kami. Aku tak lagi melihat Sydney Opera House dan Sydney Bridge dari poster kalender rumah, tapi juga bisa merasakan dan melihat langsung objek wisata tersebut.

            AirAsia bisa membuatku merasakan kesenangan bermain di Universal Studios Singapore, melihat Petronas Twin Tower, hingga menikmati keindahan James Bond Island di Phuket tanpa lagi harus bermimpi. Cukup dengan berburu tiket murah, aku bisa langsung berangkat ke destinasi impian tanpa ada tapi-tapian.

            AirAsia mengubahku dari terencana menjadi perencana. Jika selama ini, tur memberi kepastian acara A – B – C – D, maka AirAsia bisa membuatku membuat acara C – A – D – B. AirAsia juga menuntutku untuk displin dan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. Lewat promo yang dilakukan AirAsia satu tahun sebelumnya, aku belajar untuk merencanakan liburan sejak jauh-jauh hari, bukan mendekati tanggal yang diinginkan.

Aku juga belajar untuk mempersiapkan dokumen perjalanan yang dibutuhkan secara mandiri, mulai dari paspor, tiket pesawat, hingga visa yang diperlukan. AirAsia juga membuatku lebih tepat waktu dan displin dengan peraturan. Aku tak lagi berleha-leha untuk pergi ke bandara. Aku lebih sadar untuk tidak membawa cairan melebihi 100 ml dalam tas kabin. Aku juga memperhitungkan berat bagasi yang dibawa mengingat setiap kelebihan berat akan dikenakan biaya tambahan. AirAsia membuatku lebih terorganisir dalam mempersiapkan segala sesuatu.

AirAsia mengubahku dari malas menjadi cerdas. Jika selama ini, tur menyediakan apapun yang kita butuhkan dari A sampai Z. AirAsia membuatku lebih cerdas dengan membeli apa yang benar-benar aku butuhkan. Jika aku memerlukan paket kenyamanan, makanan, bagasi, atau paket hiburan, aku bisa memesan secara online untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan membeli langsung di pesawat. Aku juga tidak lagi manja dan ingin dilayani, melainkan turut andil dalam menentukan do and don’t dalam suatu perjalanan.

Begitu banyak hal yang AirAsia ubah dalam hidupku. Aku belajar untuk berani mengeksplorasi suatu tempat asing secara mandiri, aku bisa merasakan kehidupan lokal secara nyata, serta aku bisa menjelajahi banyak tempat baru dengan hemat. Aku yang semula takut berbicara Bahasa Inggris, kini dapat melatih kemampuan dan belajar percaya diri. AirAsia telah melakukan revolusi mental dalam persepsi jutaan masyarakat Indonesia dan dunia tentang arti dari sebuah perjalanan.

Perjalanan tak lagi dipandang sebagai tujuan, melainkan proses yang membawa kita dalam kebaruan. Cara melihat, menilai, dan memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Kita juga tak lagi picik melihat perbedaan sebagai ancaman, melainkan kekayaan yang perlu dijaga dan dilestarikan. AirAsia berhasil merevolusi mental anak bangsa untuk lebih mencintai Indonesia setelah melihat berbagai destinasi yang ada di dunia.

Aku percaya bahwa mimpi itu sama halnya dengan Himalaya. Ia terlihat tinggi layaknya mendaki Gunung Everest. Namun tatkala kita gigih untuk mempertahankan dan menggapainya, yakinlah bahwa suatu saat nanti kita akan berada di atas sana. Mengibarkan bendara merah putih dan tersenyum bangga bahwa apa yang kita perjuangkan tidaklah sia-sia.

Sama halnya dengan AirAsia Indonesia yang berusia 10 tahun. Perjalanan masih sangat panjang untuk membawa jutaan penumpang Indonesia mewujudkan mimpi-mimpi mereka ke destinasi impian. Tapi satu hal yang aku yakin, AirAsia sudah berhasil mengubah hidupku, hidupmu, dan hidup kita semua untuk berani bermimpi dan beraksi melihat destinasi impian dengan tarif hemat. 

Teruslah mengudara dan biarkan revolusi mental ala AirAsia bekerja di tengah masyarakat Indonesia!



~ oOo ~

No comments:

Post a Comment