Jakarta Fair Blog Writing Contest
Jakarta Fair 2011 : Cermin Perdagangan Indonesia
Sebagai pameran perdagangan terbesar dan tertua di Indonesia, Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair sudah menunjukkan kemeriahan dan kiprahnya dalam mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia. Hal ini terlihat dari antusiasme pengunjung yang mendatangi Jakarta Fair 2011 mencapai jutaan orang dalam kurun waktu yang cukup singkat, yakni dari tanggal 9 Juni hingga 10 Juli di Jakarta Internation Expo, Kemayoran. Ribuan vendor mengisi dan memeriahkan Jakarta Fair 2011 dengan mempromosikan produk dan menunjukkan bahwa kualitas produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri.
Kemeriahan Jakarta Fair 2011 dapat dirasakan dari diskon besar-besaran, pentas musik spektakuler dengan artis-artis papan atas, dan aneka macam kuliner yang ditawarkan. Kita bisa mendapatkan ribuan produk menarik dengan harga miring dari vendor-vendor yang ada. Tak hanya itu, panggung utama Jakarta Fair 2011 pun tak pernah sepi dimeriahkan oleh artis-artis papan atas Indonesia. Jika perut kita keroncongan di tengah pameran, tak perlu khawatir karena adanya stand makanan beragam yang menjual makanan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kita bisa mengenal kekayaan kuliner tanah air dengan mengunjungi Jakarta Fair 2011.
Satu hal menarik yang saya garis bawahi dari penyelenggaraan Jakarta Fair 2011 adalah kunjungan walikota Osaka, Jepang, Kunio Hiramatsu ke Jakarta Fair. Beliau menilai bahwa Jakarta Fair sudah terselenggara secara modern, tertata, dan berstandar internasional. Beliau pun mengacungi jempol profesionalitas dan kinerja panitia yang berjerih lelah mempersiapkan Jakarta Fair 2011 hingga terselenggara secara matang. Beliau pun mengatakan bahwa Jepang harus belajar pada Jakarta Fair dalam mengembangkan industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).
Sebuah kebanggaan dan apresiasi yang besar dari walikota Osaka ini memang layak disematkan pada Jakarta Fair 2011. Pameran promosi perdagangan dan event ajang hiburan terbesar se-Asia Tenggara atau terbesar kedua di dunia ini memang mampu memberikan dampak yang berarti bagi bangsa, yakni menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja, menjadi etalase produk-produk unggulan Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pameran yang hampir setingkat dengan Shanghai Expo yang dinobatkan sebagai pameran terbesar di dunia ini patut menjadi kebanggaan kita bersama yang harus dipelihara konsistensi dan eksistensinya setiap tahunnya.
Berbicara tentang pameran multiproduk yang ditampilkan di Jakarta Fair 2011, saya rasa panitia sudah sukses dalam memperkenalkan masyarakat pada produk-produk unggulan Indonesia secara holistik. Tidak seperti pameran-pameran lainnya yang tersegmentasi pada tema tertentu, Jakarta Fair mampu mengkombinasikan dan menjadikan semua produk tersebut sebagai perpaduan yang utuh dari karya sebuah bangsa. Jakarta Fair 2011 juga tidak serta merta melupakan produk kerajinan UMKM dan berusaha menampilkan sektor ekonomi kreatif tanah air secara cerdas. Sungguh upaya yang sangat brilian dari penyelenggaraan Jakarta Fair 2011!
Kegembiraan dan kemeriahan Jakarta Fair 2011 ternyata dirasakan juga oleh pengunjung dan peserta pameran. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 100 orang secara acak, 85% diantaranya mengaku puas dengan pameran dan hiburan yang disajikan di Jakarta Fair 2011. Sementara itu, peserta pameran pun mengaku sangat puas dengan penyelenggaraan pameran perdagangan terbesar di Indonesia yang ke-44 kalinya ini karena angka penjualan yang melebihi target yang ditetapkan. Sebuah pencapaian dan kinerja panitia yang luar biasa dalam mempromosikan dan memperkenalkan Jakarta Fair 2011 sebagai ajang yang layak untuk dikunjungi semua masyarakat di Indonesia.
Berbicara tentang Jakarta Fair 2011, saya melihat bahwa Jakarta Fair 2011 sebenarnya sangat potensial dan memiliki dampak yang besar bagi perekonomian bangsa. Hal ini terlihat dari kekaguman tamu negara yang berasal dari luar negeri yang berkunjung ke Jakarta Fair 2011 dan mengakui bahwa pameran yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini layak dicontoh dan dipelajari oleh negara mereka sendiri. Sebuah modal besar sudah berada di tangan panitia Jakarta Fair 2011 bahwa perdagangan Indonesia bisa mengalami peningkatan yang signifikan dengan pengenalan yang baik.
Kesuksesan dan keberhasilan Jakarta Fair 2011 dapat menjadi acuan untuk menjadikan Jakarta Fair 2012 berjalan lebih baik dan lancar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkenalkan produk lokal Indonesia secara intensif dengan harga yang kompetitif. Penulis melihat bahwa kekayaan kultural dan kreativitas bangsa Indonesia yang tinggi ini masih kurang diapresiasi oleh negara. Panitia Jakarta Fair 2011 dapat berinisiatif dengan memasukkan kesenian tradisional, seperti angklung, rebana, batik, kebaya, ulos, dan kesenian tradisional Indonesia untuk dipasarkan secara modern di ajang pameran terbesar di Indonesia ini. Tentu perpaduan modern dan tradisional di Jakarta Fair 2012 akan memberi nilai tambah tersendiri bagi masyarakat dan tamu mancanegara bahwa Jakarta Fair diselenggarakan atas nafas nasionalisme.
Panggung utama Jakarta Fair 2011 yang diisi oleh artis-artis ternama ibukota pun dapat diganti dengan menampilkan tarian, musik, dan drama tanah air yang menarik untuk dieksplorasi. Penulis terkesan dengan prestasi Saung Angklung Mang Udjo yang mampu menciptakan pentas angklung terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh masyarakat multietnis dan kultural di Washington DC, Amerika Serikat. Tentu jika bangsa lain saja bisa menghargai kekayaan budaya bangsa kita, kita harus lebih bangga dan mempromosikan bahwa kesenian Indonesia sangat indah untuk dinikmati. Kita bisa menampilkan tari Jaipong, Reog Ponorogo, dan lain sebagainya sebagai hiburan panggung utama pada penyelenggaraan Jakarta Fair 2012 yang akan datang.
Stand kuliner yang ada saat ini pun dapat dimodifikasi dan dirancang sedemikian rupa pada pelaksanaan Jakarta Fair berikutnya dengan personalisasi kuliner yang berasal dari daerah yang berpartisipasi. Sebagai contoh, panitia dapat meminta pengisi stand kuliner Sunda untuk mendesain standnya menyerupai saung. Makanan yang disajikan pun seyogianya berasal dari makanan khas daerah yang diwakili. Hal ini tentu akan mempromosikan sektor pariwisata Indonesia juga. Masyarakat yang tertarik akan dunia kuliner mungkin akan tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut secara langsung. Boleh dikatakan metode ini ibarat menyelam sambil meminum air.
Catatan penting yang mungkin dapat menjadi bahan perbaikan bagi panitia adalah aksesibilitas dan promosi Jakarta Fair 2011 yang harus ditambah. Dalam hal ini, upaya penyediaan Shuttle Bus secara gratis sudah cukup baik. Namun alangkah baiknya jika panitia menyiapkan jalur Bus Way secara khusus menuju Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran agar semua warga Jakarta bisa langsung menuju lokasi pameran tanpa perlu berganti angkutan dengan biaya yang terjangkau. Penulis yakin kunjungan pameran Jakarta Fair akan jauh lebih meriah dibandingkan tahun ini dengan penerapan metode tersebut.
Sebagai cermin perdagangan Indonesia, Jakarta Fair 2011 sudah cukup baik dalam menunjukkan eksistensi sektor perdagangan Indonesia yang beragam dan menguntungkan. Panitia sudah berhasil mengejar target Rp 3,5 triliun dari transaksi yang diharapkan berlangsung di Jakarta Fair 2011. Upaya ini patut diapresiasi karena grafik peningkatan transaksi terus mengalami peningkatan secara signifikan yang membanggakan dari Jakarta Fair.
Semoga dengan adanya pembenahan dan upaya revitalisasi kekayaan budaya bangsa untuk ditonjolkan pada penyelenggaraan Jakarta Fair 2012 diharapkan Jakarta Fair tidak hanya menguntungkan secara ekonomi bagi perusahaan-perusahaan besar, melainkan dapat menghidupkan sektorr UMKM Indonesia yang menjadi sumber devisa bagi negara secara berkesinambungan. Sukses untuk Jakarta Fair 2011 dan selamat mempersiapkan formula baru bagi penyelenggaraan selanjutnya!
No comments:
Post a Comment