Blog Writing Competition Aqua
Tema : “Konservasi Sumber Daya Air di Mata Blogger”
Gerakan Air Bersih (Gerasi) : Pendayagunaan Modal Sosial Sebagai Langkah Aktif dan Progresif dalam Revitalisasi Sumber Daya Air
Selama masih tersedia air bersih di Bumi, maka masih ada pula kehidupan yang berlangsung di muka Bumi. Ungkapan ini mungkin sangat tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya air bersih dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka Bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan membutuhkan air bersih untuk menunjang aktivitas dan metabolisme tubuh mereka masing-masing. Tak heran jika air bersih dapat dianalogikan sebagai oksigen yang masih tersedia dan dapat dihirup manusia untuk proses pembakaran energi dalam tubuh. Tanpa air bersih, maka kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup di muka Bumi akan punah, cepat atau lambat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Survei Geologis Amerika Serikat, diketahui bahwa total jumlah kandungan air di Bumi mencapai hampir 326 juta kubik mil. Tak heran jika hampir 72% permukaan Bumi tertutup oleh air. Sayangnya, dari sekian banyak kubik mil ketersediaan air yang ada di Bumi, 97% air yang ada asin dan tidak baik untuk diminum. Dari 3% sisanya, 70% ternyata berbentuk es dan otomatis hanya kurang dari 1% air minum yang ada di dunia yang siap dimanfaatkan secara langsung oleh manusia. Boleh dikatakan jumlah air bersih yang tersedia di muka Bumi ini sangat terbatas dan sangat minim untuk mencukupi kebutuhan 7 miliar penduduk Bumi yang ada di tahun 2012 ini.
Diketahui pula 6 negara yang memiliki 50% persediaan air minum dunia, mulai dari Brazil, Russia, Kanada, Indonesia, China, dan Kolombia. Sementara sepertiga populasi dunia hidup di daerah dengan tingkat persediaan air minum yang minim. Tentu sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan persediaan air minum terbanyak di dunia, Indonesia harus berperan aktif dalam upaya konservasi sumber daya air demi kelangsungan kehidupan di muka Bumi. Indonesia harus memberikan dampak berarti bagi lingkungan hidup agar ketersediaan air bersih di dunia dapat terus terjaga dan dinikmati oleh anak cucu kita kelak.
Mungkin tak ada salahnya kita kembali ke masa lalu dan melihat perjalanan waktu yang menunjukkan bahwa kandungan air bersih di dunia semakin menipis. Pada era tahun 1970-an, banyak orang di muka Bumi berpikir air itu adalah salah satu Sumber Daya Alam yang tidak terbatas ketersediaannya. Mereka berpikir air bersih di Bumi itu akan selalu tersedia dan abadi mengalir dari sumber mata air. Akhirnya, terjadinya revolusi industri dan persepsi masyarakat yang salah membuat manusia dengan semena-mena menggunakan Sumber Daya Air yang ada. Tanpa mempedulikan aspek kelestarian lingkungan, dengan membabi buta manusia memakai air dan membuang limbah sembarangan. Akhirnya, Sumber Daya Air yang ada perlahan mulai rusak dan tidak dapat diberdayakan lagi oleh manusia.
Ternyata fenomena ketersediaan air bersih yang semakin menipis ini dilihat Tirto Utomo sebagai sebuah sinyal berbahaya untuk kelangsungan masa depan dunia. Ia berpikir keras ke depan bagaimana caranya menjaga ketersediaan air bersih yang ada untuk diminum oleh umat manusia kelak di era selanjutnya. Akhirnya, dengan pemikiran yang matang dan berorientasi pada masa depan, Tirto Utomo mendirikan PT. Aqua Golden Mississippi (AGM) pada tahun 1973. Ia pun meninggalkan profesinya di Pertamina untuk menggeluti usaha ini.
Awalnya, semua orang mencemooh dan menyindir Tirto sebagai orang yang gila, salah perhitungan, dan tidak cerdas karena menjual air bersih dalam kemasan. Dalam persepsi masyarakat, air bersih pada masa itu cukup dari air tanah dan air PDAM saja. Bukankah air termasuk Sumber Daya Alam yang keberadaannya tidak terbatas di muka Bumi dengan adanya siklus hidrologi? Ternyata masyarakat belum menyadari bahwa memang ketersediaan air di muka Bumi takkan pernah habis, hanya saja kualitasnya akan terus menurun seiring berjalannya waktu.
Dengan perjuangan dan strategi pemasaran yang baik, akhirnya ide untuk mendirikan pabrik air minum pun terbayarkan. Tahun demi tahun berganti dan ternyata begitu banyak sumber mata air yang tidak lagi mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Masyarakat pun akhirnya mulai melirik Aqua sebagai pionir produk air minum kemasan di Indonesia. Pada tahun 1983 atau 10 tahun setelah didirikan, Aqua berhasil mendongkrak penjualan 13 juta liter dengan slogan “air sehat setiap saat”. Terlihat dengan jelas bahwa Aqua menyadari betul bahwa perubahan yang terjadi selama 10 tahun mampu memperlihatkan betapa banyaknya pengurangan debit air bersih di muka Bumi.
Sebagai perusahaan air minum ternama di Indonesia, Aqua tak lantas memberikan pelayanan produk yang sekadarnya saja. Untuk pengontrolan mutu produksi, PT. AGM memiliki laboratorium yang modern dan memiliki staf peneliti yang terdiri dari ahli mikrobiologi, kimia, dan fisika. Aqua telah diterima oleh WHO dan terdaftar di U.S Food and Drug Administration, Environmental Protection Agency dan International Bottled Water Organization. Terlihat dengan jelas keseriusan dan profesionalitas Aqua dalam menjaga kualitas air minum yang dijual ke tangan konsumen agar senantiasa sehat dan aman untuk dikonsumsi langsung dari mata air pegunungan terpercaya.
Melihat komitmen Aqua untuk terus menyediakan mata air terbaik untuk dikonsumsi masyarakat, maka kita pun harus termotivasi dan terpacu untuk melakukan konservasi Sumber Daya Air secara berkelanjutan guna kelangsungan dan ketersediaan air bersih di muka Bumi di masa mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pendayagunaan modal sosial sebagai langkah aktif dan progresif dalam revitalisasi sumber daya air. Diharapkan pendayagunaan modal sosial mampu menjadi sebuah terobosan dan solusi dalam meminimalisir kerusakan Sumber Daya Air yang ada di muka Bumi.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat adalah roda penggerak kehidupan bangsa ini. Tanpa masyarakat, bangsa ini sama halnya dengan patung batu yang tidak bergerak untuk menyambut perubahan zaman. Boleh dikatakan masyarakat adalah agent of change yang memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengubah bangsa ini ke arah yang lebih baik. Maka dari itu, kita harus mendayagunakan masyarakat sebagai poros kekuatan utama bangsa dalam melakukan konservasi Sumber Daya Air di Indonesia.
Degradasi kualitas Sumber Daya Air yang ada di Indonesia dengan cepat dan signifikan sebenarnya terjadi karena ketidaktahuan masyarakat akan edukasi dan pentingnya konservasi Sumber Daya Air demi kehidupan yang berkelanjutan. Memahami hal ini, tentu kita harus melakukan revitalisasi secara moral kultural, yakni dengan memberikan edukasi, seminar, dan pemahaman kepada masyarakat untuk melihat betapa pentingnya air bersih untuk kehidupan anak cucu kita kelak di masa mendatang.
Dalam hal ini, pemerintah dan PT. AGM dapat melakukan sosialisasi air bersih ke masyarakat yang tinggal di dekat sungai untuk menjaga dan melestarikan Sumber Daya Air yang ada. Selama ini, ketidaktahuan masyarakat menjadikan banyak sumber daya air yang ada menjadi sangat keruh, kotor, berbahaya, dan memiliki banyak bibit penyakit. Masyarakat yang ada di pinggir kota memanfaatkan sungai sebagai sarana yang multifungsi, yakni mandi, cuci, dan kakus (MCK) tanpa memperhatikan kebersihan dan kehigienisan air yang ada.
Boleh dikatakan kebiasaan masyarakat yang telah mendarah daging ini membuat banyak masyarakat terjangkit penyakit mematikan, seperti diare, tipus, sakit perut, dan lain sebagainya karena penggunaan air yang tidak steril. Jika dibayangkan, ketika bagian hulu digunakan masyarakat untuk membuang hajat, bagian hilir digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian dan alat-alat dapur. Dapat dibayangkan betapa kotornya kandungan air yang digunakan untuk keperluan vital rumah tangga dan kehidupan sehari-hari.
Edukasi dan sosialisasi ini tentu tidak akan berdampak apapun jika tidak diikuti dengan upaya nyata dari masyarakat untuk memulai perubahan ke arah yang lebih baik. Maka dari itu, pendayagunaan modal sosial akan menjadi solusi efektif untuk membiasakan masyarakat bersikap peduli terhadap lingkungan hidup yang ada. Salah satu bentuk pendayagunaan modal sosial itu dapat dilakukan dengan mendirikan Gerakan Air Bersih (Gerasi). Diharapkan gerakan ini mampu mengakomodasi dan menstimulasi masyarakat untuk ikut serta dalam upaya konservasi Sumber Daya Air di Indonesia.
Gerakan Air Bersih (Gerasi) sendiri dapat diimplementasikan oleh masyarakat dengan dukungan dari pemerintah dan PT. AGM. Pemerintah dapat membantu mewujudkan program kerja Gerasi secara holistik dan PT. AGM dapat membantu Gerasi dalam edukasi kandungan air bersih yang dibutuhkan secara profesional. Gerasi ini sendiri dibentuk di setiap daerah yang memiliki Sumber Daya Air yang vital dan berada dalam kondisi rawan. Dalam hal ini, pemerintah menunjuk perwakilan masyarakat untuk mengoordinasi gerakan ini agar berdampak efektif bagi upaya konservasi air bersih di Indonesia.
Perwakilan masyarakat yang terpilih tentunya akan diakomodasi oleh pemerintah untuk melakukan aksi lingkungan berarti yang ditujukan untuk menyelamatkan dan konservasi Sumber Daya Air yang dibutuhkan. Langkah Gerasi ini tentu akan sangat efektif mengingat program ini bersifat kemasyarakatan dengan warga sekitar sebagai koordinator pelaksana Gerasi di setiap daerah. Masyarakat akan jauh lebih percaya dan proaktif dengan wakil masyarakat yang mereka kenal untuk bersama-sama melakukan Gerasi demi perubahan masa depan yang lebih baik dibandingkan pemerintah berkoar-koar menghimbau masyarakat untuk ikut serta dalam konservasi Sumber Daya Air.
Gerasi sendiri dapat diimplementasikan secara nasional dengan kantor pusat yang berada di ibukota. Setiap bulan secara berkala, perwakilan daerah terpilih harus melaporkan apa saja bukti nyata dari aksi yang sudah mereka lakukan. Perwakilan daerah tentu akan mampu memberikan edukasi yang baik secara efektif karena mereka bagian dari masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat pun akan mengikuti langkah mereka dengan tidak melakukan MCK secara sembarangan di sungai, membangun sarana sanitasi yang baik, melarang pabrik atau pihak perusahaan yang ada di daerah mereka untuk membuang limbah dengan sembarangan, dan lain sebagainya. Langkah-langkah nyata inilah yang dilaporkan dan diberikan apresiasi oleh pemerintah dengan pemberian fasilitas tertentu yang dapat menyejahterakan masyarakat.
Tentu Gerasi ini tidak akan berlangsung efektif tanpa dukungan dari pemerintah. Pemerintah harus memberikan regulasi Sumber Daya Air yang tegas pada pihak perusahaan atau pabrik tertentu yang membuang limbah sembarangan ke sungai. Ketika setiap pabrik sudah mengolah dan membuang limbah secara bijak, maka Gerasi akan mampu melakukan aksinya secara efektif dengan pola edukasi dan langkah-langkah konservasi yang cerdas dari pihak PT. AGM. Pemerintah pun bisa memberikan perlombaan bagi setiap Gerasi di daerah-daerah agar mampu berkompetisi untuk menjadikan Sumber Daya Air di daerah mereka lebih baik dari sebelumnya.
Ketika potensi masyarakat dengan pendayagunaan modal sosial ini mampu diberdayakan secara efektif, maka upaya konservasi Sumber Daya Air bukanlah utopia belaka. Pemerintah dan masyarakat mampu berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus memiliki ketersediaan air bersih yang baik. Tak hanya itu, cadangan air dalam air tanah, pohon, sumber mata air, sungai, dan lain sebagainya pun terjaga karena setiap anggota masyarakat merasa memiliki Sumber Daya Air tersebut dan akan menjaganya dengan sebaik-baiknya demi kelangsungan kehidupan di masa mendatang.
Diharapkan implementasi Gerakan Air Bersih (Gerasi) ini mampu menjadi sebuah langkah perubahan berarti bagi konservasi Sumber Daya Air secara aktif dan berkesinambungan. Revitalisasi Sumber Daya Air pun menjadi sebuah tuntutan moral, bukan lagi kewajiban yang bersifat menekan. Selamat melakukan perubahan berarti dengan Gerasi!
Referensi:
- http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/07/24/sejarah-aqua/
- http://futurenow.dw-world.de/indonesia/2011/02/07/bakteri-arsenik/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Air
Postingan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Aqua dengan link http://lestariairku.dagdigdug.com.
No comments:
Post a Comment