Wednesday, December 6, 2017

Pesan Pluralisme dari Gereja Ayam



Gramedia Blog Competition



Pesan Pluralisme dari Gereja Ayam

Gereja Ayam

            Ketika ditanya pertama kali tentang wisata di Kabupaten Magelang, sebagian besar orang yang saya temui menjawab Candi Borobudur yang menjadi candi Buddha terbesar di Indonesia. Berhubung saya sudah pernah ke Candi Borobudur, saya pun mencoba sebuah lokasi wisata baru di Kabupaten Magelang. Apalagi kalau bukan Gereja Ayam yang dikenal juga dengan rumah doa Bukit Rhema yang terletak tidak jauh dari Candi Borobudur. 
Akses Jalan Menuju Gereja Ayam

Tempat Parkir Kawasan Rumah Doa Bukit Rhema



            Akses jalan menuju Gereja Ayam ini cukup terjal karena jalan yang ada masih sebatas jalan khas pedesaan untuk melintas. Sesampainya di lokasi Gereja Ayam, terdapat tempat parkir dan kita bisa menggunakan jasa jip jika tidak ingin berjalan kaki menanjak ke atas yang cukup melelahkan. Setelah mendaki perjalanan menanjak yang cukup curam dan melelahkan, akhirnya saya sampai di Gereja Ayam yang berbentuk sangat unik. Gereja ini konon didirikan pada tahun 2000 oleh Daniel Alamsjah, namun pembangunannya sempat dihentikan karena kendala biaya.
Petunjuk Arah Menuju Kawasan Wisata Bukit Rhema

Interior Dalam Gereja Ayam

            Meskipun usianya sudah tua, Gereja Ayam yang terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini menjadi salah satu tempat syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang romantis antara Cinta dan Rangga. Sebagai wisatawan domestik, saya harus membayar tiket masuk seharga Rp 5.000,00 sebelum memasuki kawasan Gereja Ayam yang unik.
Pemandangan dari Puncak Gereja Ayam

            Setibanya di dalam gereja, pembangunan masih berlangsung dan terdapat momen-momen pembangunan yang dilakukan oleh pemilik Gereja Ayam lewat beberapa pameran foto. Gereja ini terdiri dari 3 lantai, di mana terdapat ukiran menarik yang berisi pesan perdamaian, jauhi narkoba, dan kebahagiaan yang inspiratif. Setelah menaiki sejumlah anak tangga, saya pun sampai di puncak Gereja Ayam, di mana kita dapat melihat Candi Borobudur dari ketinggian. Tak hanya itu, pemandangan yang ditawarkan pun sangat menakjubkan dan mendebarkan karena angin yang bertiup kencang dan udara yang sejuk berhembus di bagian “kepala” Gereja Ayam ini.
Bilik Doa untuk Semua Umat Beragama

            Setelah menikmati bagian atas Gereja Ayam, saya pun beranjak ke bagian ekor, di mana terdapat ruang bawah tanah yang berisi bilik doa. Setiap bilik doa diberikan karpet untuk memanjatkan doa pada Sang Pencipta. Salah satu hal unik yang ada di dasar Gereja Ayam ini adalah adanya mushola bagi pemeluk agama Islam. Tak hanya itu, bilik doa ini pun dapat dipergunakan oleh semua umat beragama, tak hanya terbatas pada Kristen ataupun Islam.
Akses Masuk Menuju Ruang Doa

            Kunjungan ke Gereja Ayam ini menjadi sebuah pesan tersendiri bagi saya bahwa pluralisme atau keberagaman itu hendaknya tidak saling meniadakan satu dengan yang lainnya, melainkan melengkapi dan membangun keberagaman tersebut menjadi sebuah kolaborasi yang saling menguatkan. Saya menangkap sebuah pesan kebaikan bagi umat beragama di Gereja Ayam, di mana tempat ibadah adalah milik semua umat yang memanjatkan doa pada Sang Pencipta terlepas dari apapun agama yang dianut.
Penulis di Gereja Ayam

Bersama Wisatawan Asing dari Jerman yang Berkunjung ke Gereja Ayam

            Sungguh Gereja Ayam merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Magelang yang layak dikunjungi dengan keindahan, kekhusyukan, serta pesan pluralisme yang coba disampaikan dari cita-cita sang pembangun. Jika berkunjung ke Gereja Ayam, pastikan untuk memakai jaket karena angin yang berhembus cukup kencang, khususnya di bagian puncak Gereja Ayam. Jika ingin bersantai, terdapat kafetaria yang terletak di bagian atas ekor Gereja Ayam untuk menikmati keindahan Kabupaten Magelang dari ketinggian. Selamat berwisata dan menikmati pesona Kabupaten Magelang di Gereja Ayam!

Berikut video singkat tentang keunikan Gereja Ayam

~ oOo ~