Friday, December 2, 2011

Berawal dari HP, Berbuah Kesuksesan

HP Blog Competition
Tema : “Me and My Idols”

Berawal dari HP, Berbuah Kesuksesan

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Mungkin pepatah inilah yang membuat saya terus terpacu untuk meningkatkan kualitas dan performa diri saya dari hari ke hari. Perkenalan saya dengan HP mungkin terjadi secara tidak sengaja pada Mei 2010 lalu. Saya membeli HP di sebuah toko elektronik yang ada di Bandung. Awalnya, saya merasa minder dengan notebook yang saya beli. Ukurannya yang kecil mungil dan imut membuat saya agak meragukan apakah notebook ini kelak bisa menunjang aktivitas saya sebagai mahasiswa. Apalagi banyak teman-teman saya yang mempunyai laptop A*p** yang populer dan harganya mencapai kisaran 13 juta rupiah. Saya seolah dibuat menciut oleh kenyataan, namun saya mencoba tetap fokus dan percaya bahwa notebook hanyalah alat untuk mencapai kesuksesan, bukan kesuksesan itu sendiri. Tergantung bagaimana si pemakai memanfaatkannya dengan baik.

Akhirnya, HaPpy (panggilan sayang HP) datang di rumahku. Sebagai pengguna notebook baru, saya sangat antusias memanfaatkan HaPpy setiap hari, mulai dari membuat tugas, browsing, hingga berbagai aktivitas di dunia maya. Si kecil HaPpy membuat saya senang memakainya karena kinerja dan performanya yang memuaskan. Dengan Processor canggih dan sistem yang diprogram secara modern, HaPpy membuat waktu saya tidak terbuang percuma di depan laptop. Sekaligus hal ini membuktikan bahwa laptop kecil bukan berarti tidak canggih, tetapi punya potensi tersembunyi yang jika digali mampu memberikan manfaat bagi diri kita.

Dengan HaPpy, saya pun menyalurkan bakat saya di bidang tulis menulis dan blogging. HaPpy dengan sabar menunggu dan menanti karya-karya saya tersimpan di memorinya dengan baterai yang tahan lama ketika saya bepergian. Tak hanya itu, HaPpy juga membuat hidup saya berwarna dengan webcam dan sound system yang prima ketika saya menjalani hari-hari yang galau. HaPpy memang tahu yang saya mau.

HaPpy mengajarkan saya untuk tekun. Secara rutin, saya mengasah bakat saya dari hari ke hari. Memang hasilnya kadang selalu tidak sesuai dengan harapan. Berbagai kegagalan dalam perlombaan pun menerpa diri saya, namun tak lantas membuat saya putus asa. HaPpy mengajarkan saya untuk tetap tersenyum dan bangkit. Ia mengingatkan saya bahwa kegagalan hanyalah pintu masuk menuju kesuksesan. Dengan kegagalan, saya belajar untuk meningkatkan kualitas diri dengan lebih baik. Sama seperti HP yang senantiasa menjadi perusahaan yang selalu berkembang dan berusaha memperbaharui diri dari masa ke masa.

Akhirnya, kesempatan dan keberuntungan pun bertemu dengan potensi sehingga menghasilkan kesuksesan. Saya pun berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang tulis menulis dan blogging. Jujur sebuah kebahagiaan bagi saya bisa meraih apa yang idam-idamkan selama ini. Kebahagiaan ini terasa lengkap karena HaPpy yang senantiasa menemani saya kapanpun saya membutuhkannya. Lewat hal-hal kecil yang saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan diri, seperti mengirimkan tulisan ke koran dan menulis di media sekolah/kampus, akhirnya hal besar dipercayakan pada saya.

Saya pun tak menyangka sebuah kompetisi regional Asia Pasific berhasil saya menangkan. Berbekal performa saya yang maksimal dan keberuntungan, saya berhasil masuk ke babak grand final. Di babak grand final, saya pun berhasil mengalahkan 3 kompetitor saya dari negara Singapura, Thailand, dan Indonesia. Akhirnya, saya pun meraih gelar juara yang bagi saya serasa mendapat durian runtuh. Bagi saya, itu semua bukanlah sebuah kebetulan, melainkan berkat ketekunan saya dalam menjalani hal-hal kecil hingga akhirnya membuahkan hasil yang besar. Berita kesuksesan saya dalam kompetisi ini bisa dibaca di http://www.bosmobil.com/m/event-report-detail.html?rid=95.

HaPpy juga membawa saya meraih kesuksesan-kesuksesan lain. Berkat karya tulis yang saya kerjakan dengan penuh totalitas, saya pun berhasil bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar di kampus UNPAR. Tak hanya itu, saya pun berhasil lolos dalam ajang perlombaan blog tingkat Asia Tenggara di Malaysia. Lewat berbagai pencapaian ini, saya semakin yakin dan percaya bahwa laptop yang ada di depan saya mampu membawa saya menuju gerbang kesuksesan.

Kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Perjalanan karier saya sebagai penulis dan blogger muda pun tidak terlepas dari dukungan orang tua yang senantiasa memberikan support dan dukungan setiap harinya. Dengan penuh perhatian, mereka menjadi motivator yang tak kenal lelah menyemangati saya kala berbagai kegagalan harus saya telan sebagai pil pahit. Mereka memberikan petuah penting bahwa ketekunan ibarat air yang menetes di atas batu besar. Sekalipun batu itu kuat, namun jika kita menetesinya setiap hari dengan tekun, ia akan hancur perlahan-lahan. Saya yakin batu penghalang kesuksesan pun akan hancur seiring kita menekuni bidang kita dengan sebaik-baiknya.

Lewat HaPpy, saya belajar bahwa tidak ada kata mustahil bagi kita selama kita mau berusaha mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebagai remaja yang kerapkali diremehkan dan dipandang sebelah mata karena umur mudanya, saya tidak perlu marah atau berkoar-koar. Cukup dengan tindakan dan kontribusi kita bagi negara ini, saya yakin apa yang saya lakukan mampu membuktikan bahwa yang muda juga bisa mengalahkan yang senior asalkan didasarkan pada kerja keras dan kesungguhan hati untuk maju.

Saya dan HaPpy saling berkolaborasi satu sama lain untuk membangun kesuksesan. Saya berkarya dengan HaPpy yang dipandang sebelah mata oleh orang dan saya melengkapinya dengan prestasi. Kami berdua saling bahu membahu membangun diri kami. Satu hal yang pasti, di balik kekecilan dan kejunioran kami, kami mampu melakukan sesuatu yang besar dan itu semua berawal dari kerja keras dan kesetiaan kami melakukan hal-hal kecil di masa lalu. Sudah saatnya image kesuksesan beralih bukan pada yang tua, melainkan pada kita semua yang muda dan mau berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kecil kita secara nyata. Maukah kalian mengikuti kesuksesan kami?

2 comments:

  1. bagus sih tulisannya tapi saya kurang setuju dengan tulisan yg membandingkan merk lain seperi a*P** yg mas tulis ...

    ReplyDelete