Sunday, January 23, 2011

Revitalisasi Alam Sebagai Biofiltrasi Perubahan Iklim

Lomba Menulis Blog “Perubahan Iklim”
Topik : “Perubahan iklim yang dialami dalam keseharian”

Revitalisasi Alam Sebagai Biofiltrasi Perubahan Iklim

Alam itu ibarat tubuh manusia. Sehat atau tidaknya alam bergantung dari apa yang sudah kita lakukan pada alam. Jika kita memberi tubuh kita asupan makanan yang bergizi, seperti makanan 4 sehat 5 sempurna, maka tubuh kita akan sehat dan kuat dalam menghadapi aktivitas sehari-hari. Sebaliknya, jika kita memperlakukan tubuh kita dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, memakai narkoba, memakan makanan yang tidak sehat, dan lain sebagainya, maka tubuh kita akan sakit.

Demikian juga alam. Jika kita memperlakukan alam dengan baik dan bertanggung jawab, alam akan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi manusia. Sebaliknya, jika kita memperlakukan alam dengan semena-mena, alam akan rusak dan menjadi tempat tinggal yang buruk bagi manusia. Alam yang rusak tentu mengakibatkan siklus alamiah yang terjadi di muka Bumi menjadi kacau. Perubahan iklim yang seharusnya dapat dinetralisir dengan proteksi alam, kini tidak dapat lagi dibendung karena hilangnya pelindung alam. Akibatnya, berbagai bencana alam, perubahan suhu, dan peningkatan tinggi permukaan laut terjadi secara global di muka Bumi.

InterGovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebagai lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup menyimpulkan bahwa Bumi sedang mengalami pemanasan dan peningkatan suhu global yang mengakibatkan perubahan iklim secara ekstrim. Pemanasan global (global warming) itu sendiri diakibatkan oleh aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan. Penebangan hutan secara liar (illegal logging), pembakaran hutan untuk pembangunan, penutupan Ruang Terbuka Hijau (RTH), penggunaan bahan kimia yang merusak alam, dan lain sebagainya menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan alam. Pada akhirnya, alam tidak dapat mentoleransi perubahan iklim yang terjadi. Tentu manusia sebagai penghuni alamlah yang harus menanggung akibatnya.

Sama seperti tubuh manusia, alam juga memberi respon atas kerusakan yang sedang dialaminya. Jika tubuh manusia mengeluarkan panas, bengkak, sel darah putih, dan zat yang bersifat fagosit untuk memakan bakteri yang ada dalam tubuh kita dalam proses penyembuhan, alam juga memberi respon untuk menyeimbangkan kembali metabolisme tubuhnya. Bencana alam, peningkatan suhu Bumi, dan berbagai hal lainnya merupakan indikator bahwa Bumi sedang melakukan proses penyembuhan. Tentu manusialah yang terkena dampak perubahan iklim sebagai pelaku perusakan alam.

Perubahan iklim yang terjadi di muka Bumi dapat dilihat dari banyaknya bencana alam yang terjadi di dunia. Gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi yang beberapa bulan lalu terjadi di Indonesia merupakan bentuk ketidakstabilan kondisi Bumi. Tentu kondisi ini tidak menguntungkan manusia. Begitu banyak kerugian dan korban yang jatuh akibat bencana yang terjadi. Alam menjadi tidak bersahabat dan cenderung memusuhi manusia.

Perubahan iklim yang terjadi dewasa ini dapat kita lihat dari banyaknya fenomena alam yang terjadi. Saat ini, musim yang terjadi di muka Bumi tidak dapat lagi diprediksi. Musim kemarau yang seyogianya terjadi pada bulan Juni – November dan musim penghujan pada bulan Desember – Mei di Indonesia kini mengalami perubahan yang signifikan. Sebagai contoh, jika hari ini hujan, maka besok bisa berubah menjadi hari yang sangat panas.

Musim terus berganti secara tidak teratur. Akibatnya, tubuh kita seringkali jatuh sakit karena tidak sanggup beradaptasi untuk menghadapi perubahan cuaca yang terjadi. Flu, batuk, pilek, dan radang tenggorokan menjadi penyakit umum yang kita alami dalam kondisi pancaroba ini. Keadaan ini juga terkadang membuat manusia menjadi malas dan tidak produktif dalam bekerja. Tentu dampak dari perubahan iklim ini sangat merugikan bagi kehidupan manusia.

Kita juga melihat adanya kenaikan permukaan laut. Hal ini diakibatkan pencairan es di kutub. Pencairan es di kutub sendiri dipicu oleh meningkatnya konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer yang menjadi penyumbang utama fenomena efek rumah kaca di Bumi. Bagi Indonesia, kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari garis pantai Kepulauan Indonesia, sekitar 20 persen dari seluruh pulau di Indonesia, atau sekitar 3.000 pulau akan hilang di peta Indonsia. Selain itu, kenaikan permukaan laut juga dapat menenggelamkan kota yang berada pada daerah dataran rendah, seperti Jakarta. Tentu kita tidak ingin melihat ibukota negara kita menjadi lautan, bukan?

Kenaikan suhu Bumi secara signifikan juga kita rasakan sebagai dampak dari perubahan iklim. Tak heran jika banyak daerah di dunia mengalami kekeringan akibat suhu Bumi yang ekstrim ini. Hal ini mengakibatkan banyaknya gagal panen dan bencana kelaparan di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, kenaikan suhu Bumi dan musim yang tidak menentu, membuat beberapa harga bahan pokok mengalami kenaikan yang drastis. Harga cabe yang umumnya murah, kini melonjak hingga ratusan ribu per kilogramnya. Kenaikan harga ini juga diikuti sayur dan buah-buahan lain. Hal ini diakibatkan perubahan kalender tanam yang tidak disadari petani yang membuat tanaman tidak dapat beradaptasi dan akhirnya mati karena kekurangan suplai zat gizi yang diperlukan.

Berbagai hewan dan tumbuhan langka pun berkurang populasinya karena tidak dapat mempertahankan diri dari perubahan iklim yang terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari populasi Panda di China. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dengan menebang pohon secara sembarangan membuat habitat Panda terancam. Apalagi bambu sebagai tanaman yang menjadi makanan utama Panda kerapkali ditebang untuk dibuat menjadi bahan baku pemukiman. Akibatnya, Panda pun kehilangan rumah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Tak heran jika Panda, hewan, dan tumbuhan langka lainnya kini tidak dapat diselamatkan akibat perilaku manusia.

Begitu banyak dampak negatif yang dihasilkan dari perubahan iklim secara ekstrim ini. Alam menjadi tidak bersahabat dengan manusia. Kini, alam menganggap manusia sebagai virus yang harus dibasmi karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Bencana alam dan perubahan iklim lainnya menjadi cara alam untuk menunjukkan murkanya. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memulai revitalisasi kondisi alam yang rusak. Hal itu dapat dilakukan dengan SEGAR. Manusia harus menjadi sahabat alam agar dapat memulihkan kondisi alam yang rusak dan meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi.

S – Sayangi Alam

Kita seringkali berpikir bahwa melestarikan alam adalah tanggung jawab pemerintah. Toh kita sudah membayar pajak dan iuran kebersihan secara rutin pada pemerintah. Anggapan ini membuat perilaku kita terhadap alam menjadi semena-mena, seperti membuang sampah sembarangan, memaku pohon dengan reklame, dan lain sebagainya. Padahal, tanggung jawab untuk menjaga alam bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh penghuni Bumi.

Lingkungan itu buta. Ia tidak akan melihat siapa yang benar dan siapa yang salah. Ia akan memberikan respon yang sama pada semua orang. Kalimat ini disampaikan guru PLH saya ketika mengajar tentang ekoefisiensi dan pengelolaan SDA di kelas. Ya, alam tidak akan berpihak pada siapapun. Ia tetap akan memberikan balasan yang sama, baik pada orang yang merusak lingkungan maupun yang tidak. Tentu hal ini mengklarifikasi anggapan bahwa menjaga alam adalah tugas pemerintah.

Alam adalah tempat tinggal kita bersama. Maka sudah seyogianya kita menjaga alam dengan baik bersama-sama. Tentu kita tidak bisa membuat rumah kita menjadi bersih dan rapi, jika masih ada penghuni rumah kita yang tetap memperlakukan dan mengotori rumah dengan seenaknya. Kita harus bersama-sama bergerak untuk memperbaiki alam yang rusak. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan menyayangi alam.

Menyayangi alam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Membuang sampah pada tempatnya, tidak memakai bahan yang menggunakan gas freon (CFC), tidak menebang pohon dengan liar, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat langkah kita untuk melakukan revitalisasi alam lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. Dampak kerusakan alam dapat diminimalisir jika kita mau bergerak untuk menyayangi alam dengan memperbaiki kebiasaan buruk kita terhadap alam selama ini.

E – Ekoefisiensi

Bagi perusahaan, ekoefisiensi merupakan prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam upaya revitalisasi alam. Hal ini dapat dilakukan dengan pengelolaan limbah dengan baik, menggunakan bahan kimia secara bertanggung jawab, tidak mencemari lingkungan, dan memiliki tata kelola yang baik. Tentu dengan adanya ekoefisiensi, kita bisa meminimalisir dampak kerusakan alam yang terjadi. Ekoefisiensi juga membuat perusahaan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dan mengusung gerakan go green.

G – Gaya Hidup Hijau

Saat ini, kendaraan bermotor sudah menjadi pemandangan rutin di jalan. Banyaknya pengendara kendaraan bermotor tentu berdampak pada peningkatan konsentrasi gas karbondioksida di udara. Akibatnya, akumulasi gas efek rumah kaca berkontribusi untuk meningkatkan suhu di permukaan Bumi dan mengakibatkan Bumi mengalami pemanasan global (global warming). Hal ini tentu memperparah kondisi Bumi kita yang sudah rusak.

Memulai gaya hidup hijau merupakan langkah tepat untuk revitalisasi alam yang rusak. Kita bisa memulai gaya hidup hijau dari diri kita sendiri, seperti memakai sepeda ke sekolah (bike to school), mengurangi pemakaian kantong plastik, memakai bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, mengurangi penggunaan styrofoam, mengolah sampah menjadi kompos, dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi berarti bagi Bumi untuk memulihkan kondisinya. Sebagai kaum muda, kita juga sudah menjadi agent of change dengan melakukan langkah kecil berarti ini bagi Bumi.

Setelah kita melakukan langkah ini dari diri kita sendiri, barulah kita mengajak orang lain untuk terlibat aktif dan ikut serta dalam upaya revitalisasi alam. Kita bisa menjadi contoh bagi orang lain untuk melakukan perubahan. Saya yakin orang lain akan tertarik untuk mencontoh kita jika apa yang kita lakukan berdampak positif bagi lingkungan. Kita bisa mengusung gerakan go green, seperti menanam pohon, membuat Lubang Resapan Biopori (LRB), dan lain sebagainya. Jika setiap orang mau terlibat aktif untuk menjaga lingkungan, saya yakin upaya revitalisasi alam bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.

A – Aplikatif

Kita juga harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada secara aplikatif untuk membantu terjadinya proses revitalisasi alam. Saat ini, kita mengenal bahan bakar alternatif yang dinamakan bioetanol. Bahan bakar hasil fermentasi ini bisa menjadi solusi untuk mengganti bahan bakar kendaraan bermotor yang selama ini digunakan. Di samping murah dan ramah lingkungan, bioetanol juga mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ketersediaannya semakin menipis akhir-akhir ini.

Upaya lain yang dapat kita lakukan untuk revitalisasi alam secara aplikatif adalah menanam tumbuhan Sanseviera atau lidah mertua. Tanaman ini dapat menyerap kandungan karbondioksida dan menghasilkan oksigen secara efektif. Keunggulan tanaman ini adalah dapat mereduksi kandungan karbondioksida di lingkungan yang sempit dan tidak memiliki lahan terbuka. Sansiviera juga tahan berada dalam kondisi ruangan yang gelap. Menanam Sansiviera merupakan salah satu mitigasi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang terjadi.

Kemajuan teknologi juga dapat kita manfaatkan untuk mendukung aksi kita dalam revitalisasi lingkungan. Kita bisa memakai barang elektronik yang menggunakan energi matahari dalam keseharian kita. Kita juga bisa membeli barang elektronik yang bisa didaur ulang agar ramah lingkungan dan mengurangi sampah elektronik yang mungkin ditimbulkan. Menciptakan teknologi ramah lingkungan juga dapat kita lakukan untuk melakukan perubahan. Di samping kita berkontribusi untuk menyelamatkan alam, kita juga sudah menjadi trendsetter bagi teman-teman kita dan orang lain dalam revitalisasi alam. Kita dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada secara aplikatif untuk membantu proses revitalisasi alam yang dibutuhkan.

R – Reaksi

Reaksi yang tepat juga akan memudahkan kita untuk melakukan revitalisasi alam. Sebagai contoh, kita bisa mengurangi penggunaan listrik untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Mematikan lampu, televisi, AC, dan peralatan elektronik yang tidak dipakai dapat menghemat penggunaan listrik secara signifikan. Tentu aksi yang kita lakukan akan meminimalisir terjadinya pemadaman listrik akibat kurangnya daya yang dimiliki PLN.

Dalam menyikapi perubahan iklim, kita juga harus memberikan reaksi yang tepat bagi kesehatan tubuh kita. Kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim dengan berolahraga, makan makanan yang bergizi, tidak hujan-hujanan, dan menjalankan gaya hidup sehat. Tentu reaksi yang kita lakukan juga sekaligus melancarkan langkah kita untuk revitalisasi alam. Dengan tubuh yang sehat, kita bisa melakukan langkah konkret bagi Bumi.

Revitalisasi alam dapat terjadi jika setiap orang mau terlibat dan ikut serta dalam SEGAR. Kita harus menanamkan persepsi bahwa alam adalah barang berharga yang menjadi milik kita bersama. Dengan begitu, kita akan menjaga barang berharga yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.

Revitalisasi alam akan berfungsi aktif sebagai biofiltrasi dalam menanggulangi perubahan iklim. Tentu dengan adanya filter alam, kita akan terlindung dari dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim, seperti bencana alam, peningkatan suhu Bumi, perubahan musim, dan lain sebagainya. Bumi pun akan menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk kita tempati.

Perlu dipahami bahwa semua upaya ini tidak akan berarti apapun jika tidak didukung dari semua elemen yang ada di permukaan Bumi. Menyelamatkan Bumi bukanlah aksi sepihak dari satu kalangan tertentu, sementara di sisi lain masih ada pihak yang merusak lingkungan. Menyelamatkan Bumi adalah tanggung jawab kita bersama, tak terkecuali siapapun. Lingkungan akan memberi respon yang sama, baik pada si penyelamat maupun pada si perusak lingkungan. Maka sudah sepatutnya kita bersatu padu untuk memulai aksi menyelamatkan Bumi sejak dini.

Sama seperti tubuh manusia, alam pun dapat melakukan tugasnya dengan baik jika diperlakukan dengan baik dan bertanggung jawab. Metabolisme alam untuk memberi manusia suplai oksigen yang memadai dan menyediakan makanan pun akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu, mari kita berubah dari pola hidup yang menjadi virus dalam tubuh Bumi menjadi enzim yang berguna bagi Bumi untuk memulihkan kondisinya! Selamat melakukan perubahan bagi lingkungan di sekitar Anda!

11 comments:

  1. Selamat Sob , juara 1 . . . n lam kenal dari saya siswa SMAN 1 Tenggerong

    ReplyDelete
  2. selamat yaa artikel km bagus banget :)

    ReplyDelete
  3. Selamat sudah jadi juara ..... :)

    ReplyDelete
  4. selamat atas kemenanganmu...........

    ReplyDelete
  5. selamat sudah menang.......
    www.sucipto.co.de

    ReplyDelete
  6. selamat ya kawan!! saya ingin belajar menulis dengan kamu!lanjutkan kawan!
    www.rinineria.blogspot.com

    ReplyDelete
  7. selamat ya kawan!
    saya ingin belajar dengan kamu kawan!
    hamasah!

    ReplyDelete
  8. Selamat lagi buat temenku yang satu ini. :thumbup lah.

    ReplyDelete
  9. Wah,,, Kamu Hebat Banget.....
    Selamat Yach.....
    And
    Salam kenal...

    ReplyDelete
  10. Thanks ya buat semua yang udah memberi dukungan dan ucapan selamat. Kita semua adalah pemenang! Salam sukses untuk kalian semua dan happy blogging! ^_^

    ReplyDelete