Penulisan Blog Ter-Kreatif JCU Singapore
Saya ingin belajar di JCU Singapore karena…
Pendidikan merupakan investasi terbesar di era globalisasi ini. Banyak remaja yang ingin melanjutkan pendidikannya di universitas ternama demi menunjang masa depan, karier, dan kesuksesan mereka. Sebagai pelajar yang duduk di kelas XII, saya dihadapkan pada dilema akan berbagai pilihan kompleks dalam memilih universitas terbaik. Saya melihat setiap universitas memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, sehingga sangat sulit untuk menentukkan pilihan di masa-masa peralihan menuju mahasiswa.
Suatu kali, saya membuka internet untuk mencari beasiswa dalam kelanjutan studi saya di universitas. Mata saya terpaku pada www.jcu.edu.sg, situs resmi dari JCU Singapore. Saya pikir studi di luar negeri tidak mungkin bagi saya. Biaya pendidikan yang mahal dan perbedaan budaya yang ada membuat saya berpikir lebih baik melanjutkan studi di luar negeri. Saya pun membaca sepintas dan saya menyadari bahwa saya keliru menilai JCU Singapore sama seperti universitas lainnya.
Saya pun membaca setiap fakta dan uraian yang dipaparkan dalam website tersebut. Perlahan namun pasti, muncul dorongan yang kuat untuk melanjutkan studi di JCU Singapore. Saya ingin belajar di JCU Singapore karena PINTAR.
P – Prestasi
Saya melihat JCU Singapore telah menorehkan catatan yang mengagumkan dengan menempati posisi ke-4 universitas terbaik di dunia. Di samping itu, universitas yang berdiri sejak tahun 2003 di Australia ini juga menjadi universitas riset terkemuka yang kualitas lulusannya tidak perlu diragukan lagi. Berbagai prestasi tingkat internasional sudah diraih mahasiswa JCU Singapore dan menunjukkan bahwa JCU Singapore bukan sekadar mencetak lulusan yang “berani di kandang sendiri”, tetapi dapat membuktikan intelektualitasnya di kancah dunia.
I – Interaktif
Konsep pembelajaran yang ada di JCU Singapore sangat interaktif karena terjadi komunikasi yang intens antara dosen dan mahasiswa. Berbeda dengan universitas yang pada umumnya hanya mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas pengajaran. JCU Singapore benar-benar serius dalam mencerdaskan mahasiswa dengan menyiapkan kelas yang intens dan terdiri dari belasan orang saja. Saya yakin melanjutkan studi di JCU Singapore adalah pilihan yang tepat karena dapat memantapkan dan menjadikan kita menjadi manusia yang cerdas karena intensitas pendidikan yang tinggi.
N – Negara
JCU Singapore didukung penuh oleh negara. Dalam hal ini, lulusan JCU Singapore dapat langsung bekerja di lembaga pemerintahan Singapore. Tentu kita tidak perlu khawatir lagi karena negara menjamin sepenuhnya tunjangan dan gaji kita setelah lulus dari JCU Singapore. Dukungan negara yang kuat inilah yang menjadikan kualitas JCU Singapore benar-benar teruji dan dinamis dalam menanggapi tuntutan zaman.
T – Teknologi
Berbicara tentang teknologi, JCU Singapore mempunyai fasilitas yang berteknologi tinggi. Sebut saja, ruang kuliah, seminar, laboratorium komputer, bistro, dan lapangan olahraga yang kondusif dan memadai untuk menunjang aktivitas pembelajaran. Setiap mahasiswa baru juga mendapat laptop gratis. Hal ini menunjukkan JCU Singapore sangat peduli pada perkembangan teknologi. Mahasiswa secara tidak langsung dididik untuk menguasai teknologi dalam menanggapi tuntutan era globalisasi ini.
A – Aplikatif
Program studi yang ada di JCU Singapore sangat aplikatif untuk diterapkan di dunia karier. Sebut saja, jurusan Manajemen Pariwisata dan Perhotelan. Kita akan dibekali ilmu praktik yang lebih besar dibandingkan teori di kelas. Sebut saja, cara melayani tamu, memasak, menata meja makan, dan lain sebagainya. Ilmu ini juga dapat langsung diterapkan setelah lulus di hotel-hotel yang ada di Singapore. JCU Singapore menyediakan ilmu yang benar-benar aplikatif dan dibutuhkan dewasa ini.
R – Relatif Terjangkau
JCU Singapore memberikan harga yang relatif terjangkau bagi pelajar Indonesia yang ingin mendapatkan universitas terbaik. Dengan kualitas dan peringkat yang tidak perlu diragukan, rasanya jarang sekali menemukan universitas yang menetapkan harga terjangkau bagi pelajar. Di samping itu, JCU Singapore juga memberikan beasiswa bagi pelajar berprestasi untuk melanjutkan studi. Tentu ini menunjukkan JCU Singapore bukanlah universitas yang mengejar keuntungan semata, melainkan kualitas dan kompetensi lulusan yang akan dihasilkan kelak.
Keenam komponen ini menjadi alasan utama saya untuk memilih JCU Singapore sebagai lembaga kelanjutan studi saya. Saya berharap JCU Singapore dapat menjadikan saya pribadi yang memiliki intelektualitas yang tinggi, sekaligus mampu menciptakan kesuksesan selepas dari JCU Singapore. Bravo JCU Singapore! Buat teman-teman yang tertarik, yuk cari tahu lebih lanjut tentang JCU Singapore di www.jcu.edu.sg dan 'Like' my entry di Facebook Fan Page.
~ oOo ~
Thursday, October 28, 2010
Saturday, October 23, 2010
Revitalisasi HAM Anak : Upaya Aktif dan Progresif Dalam Regenerasi Harapan Bangsa
Lomba Blog Tingkat Nasional 2010
Tema : “Anak Indonesia Harapan Masa Depan”
Revitalisasi HAM Anak : Upaya Aktif dan Progresif Dalam Regenerasi Harapan Bangsa
Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2010, jumlah anak Indonesia yang terancam putus sekolah saat ini mencapai 13 juta yang terdiri dari usia tujuh sampai 15 tahun. Faktor ekonomi menjadi persoalan kompleks yang sampai saat ini dihadapi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Tak heran jika banyak keluarga tidak mampu memilih untuk tidak menyekolahkan anak mereka karena terbentur biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Fakta ini diperparah dengan meningkatnya biaya pendidikan dari tahun ke tahun.
Kemiskinan membuat mereka terpaksa harus merelakan masa depan anak demi mencari sesuap nasi. Ironis memang, anak yang seyogianya mendapat HAM untuk pendidikan yang layak, justru harus menjadi tulang punggung keluarga. Hal ini dapat kita saksikan sehari-hari di jalan raya. Anak kecil yang masih berusia sepuluh tahun sudah mengamen dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya. Keselamatan mereka menjadi taruhan demi mendapat recehan dari para pengendara kendaraan bermotor.
Tak dapat dimungkiri jika tingkat kepedulian terhadap anak di Indonesia masih sangat minim. Pemerintah pun seolah dibuat bungkam dengan fakta anak jalanan yang ada di lapangan. Banyak rancangan dan peraturan dirancang sedemikian rupa, namun implementasi nyata di lapangan masih sebatas utopia belaka. Anak jalanan tetap merajai lampu merah dan berkeliaran dengan gitar mereka. Pemerintah masih belum turun tangan untuk merangkul mereka agar mereka bisa mendapat masa depan mereka.
Memang pemerintah sudah mencanangkan program Sekolah Gratis bagi keluarga yang tidak mampu. Namun upaya ini tidak cukup untuk memberikan kelegaan bagi orang tua. Di satu sisi, Sekolah Gratis yang ada tidak benar-benar “gratis” karena mempunyai embel-embel tertentu, seperti biaya buku pelajaran, seragam, dan perlengkapan sekolah lainnya yang memberatkan orang tua. Di sisi lain, muncul paradigma berbeda dari orang tua anak tersebut. Anak yang semula menjadi mesin uang karena berkeliaran di jalan raya, kini tidak lagi produktif karena sekolah. Muncul anggapan sekolah hanya mengurangi penghasilan mereka sehari-hari, sehingga mereka tetap kukuh untuk tidak menyekolahkan anak mereka.
Sampai saat ini, pemerintah kurang memperjuangkan HAM anak untuk mendapat pendidikan. Kebijakan birokrasi dan pemanfaatan APBN untuk pendidikan yang kurang optimal membuat realisasi HAM ini sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi pemerintah “seolah” disibukkan dengan merintis Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk meningkatkan gengsi dan eksistensi di kancah internasional. Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan nasib jutaan anak yang putus sekolah. Prioritas pemerintah yang tidak ditujukan untuk kesejahteraan anak ini menjadi bumerang dan lingkaran masalah yang tidak terputus dialami oleh anak Indonesia.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap anak juga masih marak terjadi di Indonesia. Anak yang dianggap makhluk kecil tak berdaya ini kerapkali menjadi korban kekerasan orang tua mereka. Anak seolah menjadi barang mainan yang dapat dilakukan seenaknya oleh orang tua mereka sendiri. Padahal, anak adalah aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Mereka kelak yang akan mewarisi cita-cita dan harapan bangsa ini. Tentu kita tidak ingin mereka mewarisi dendam, kepedihan, dan kebencian di masa mendatang.
RUU KDRT yang saat ini dirancang pun masih belum efektif direalisasikan di lapangan. Anak masih saja menjadi bulan-bulanan orang tua ketika terjadi pertengkaran suami istri. Anak dipukul, disiksa, dan dicaci ketika tidak menurut. Hal ini tentu berdampak buruk pada psikologis anak tersebut. Mereka dibayang-bayangi trauma dan akhirnya mereka menjadi bersikap menyimpang. Hal ini juga sekaligus menjadi pemicu banyaknya kenakalan remaja di Indonesia. Anak merasa bebas dan tidak mau diatur ketika dewasa karena kecewa dengan perlakuan orang tua mereka. KDRT tentu memupuskan harapan bangsa yang ada di tangan anak.
Kita juga masih sering mendengar kasus pelecehan seksual yang dilakukan terhadap anak. Kasus sodomi yang dilakukan Baekuni (49) terhadap anak jalanan asuhannya memicu keprihatinan kita. Apalagi aksi Baekuni yang dikenal dengan julukan Babeh ini diakhiri dengan mutilasi. Hal ini tentu menunjukkan bahwa anak-anak menjadi objek seksual yang empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. HAM anak dalam hal ini diinjak-injak dan tidak lagi mendapat tempat dalam hati mereka.
Kasus pelecehan ini juga tak jarang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri. Anak dipaksa melayani nafsu bejat orang tua dan harus merelakan kesucian mereka direnggut begitu saja. Akibatnya anak menjadi tertutup, trauma, dan tak jarang yang akhirnya memilih bunuh diri sebagai jalan penyelesaian masalah. Mereka tak sanggup menghadapi beban mental yang diakibatkan oleh perilaku bejat orang tua mereka.
Pemerintah masih minim dalam menggiatkan kerja Komnas Perlindungan Anak (KPA) di Indonesia. HAM anak masih saja menjadi barang dagangan yang tidak henti-hentinya diperjualbelikan di Indonesia. Pada akhirnya, anak tidak dapat lagi diandalkan menjadi harapan masa depan karena kualitas pendidikan, mentalitas, dan sikap yang buruk dari pelanggaran terhadap HAM anak. Tentu hal ini patut kita kritisi bersama dan renungkan. Bayangkan jika kader penerus bangsa kita dirusak oleh perilaku amoral oleh generasi sekarang, apa jadinya nasib bangsa ini di masa mendatang.
Anak ibarat sebuah bibit. Mereka akan tumbuh sesuai dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Bagaimana didikan, perlakuan, dan pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka kelak di masa mendatang. Bagi yang memberi pendidikan dan didikan terbaik, tentu akan menghasilkan anak berprestasi yang potensial sebagai harapan masa depan. Berbeda dengan yang memberi pola asuh dan perlakuan yang buruk, mereka akan menjerumuskan anak ke lubang hitam kegagalan.
Mengingat pentingnya keberadaan anak Indonesia dalam menyongsong masa depan bangsa, tentu kita harus menyiapkan upaya efektif dalam melindungi HAM anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan revitalisasi HAM anak. Hal ini berfungsi sebagai upaya aktif dan progresif dalam regenerasi harapan bangsa. Bagaimana generasi masa kini akan mewariskan kesuksesan mereka pada generasi yang akan datang lewat anak. Tentu dengan adanya revitalisasi ini diharapkan anak dapat meraih masa depan terbaiknya dan menjadi harapan masa depan bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan FRIEND.
F – Family
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang akan membentuk karakter anak. Baik buruknya perilaku anak dapat dilihat dari didikan keluarga. Keluarga tentu harus memberikan sikap dan teladan yang baik pada anak. Sikap, tingkah laku, perbuatan, dan pola pikir terhadap suatu hal akan ditiru oleh anak. Tanamkan dalam diri anak bahwa mereka berharga dan menjadi prioritas keluarga.
Dalam hal ini, keluarga harus memfasilitasi anak dengan pendidikan yang baik. Saya terharu melihat program Tolong yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi mengisahkan perjuangan seorang ibu untuk mencari nafkah. Ibu itu berkata, “Yang penting, anak saya bisa sekolah. Itu harapan saya sebagai orang tua.” Saya melihat dedikasi dan niat ibu ini sangat besar dalam menyejahterakan nasib anak mereka di masa depan. Paradigma bahwa anak harus lebih baik dari orang tua mereka sangat dijunjung tinggi dan diperjuangkan demi kebaikan anak mereka sendiri. Saya acungkan jempol atas upaya ibu ini.
Kita dapat mencontoh sikap ibu ini terhadap anak. Anak kelak akan mewarisi bangsa ini. Tentu kita ingin bangsa Indonesia lebih maju dari masa ke masa. Anak sebagai tumpuan bangsa di masa depan harus kita pelihara dan didik dengan sebaik mungkin agar memiliki mentalitas yang baik. Lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh dalam membentuk jiwa anak. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya dan memenuhi HAM mereka untuk mendapat pendidikan.
R – Responsibility
Pemerintah dan keluarga dalam hal ini bertanggung jawab dan bertugas bahu membahu dalam mempersiapkan anak menjadi kader penerus bangsa yang dapat diandalkan. Bagi pemerintah, hal ini dapat diwujudkan dengan pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu, menyelenggarakan sekolah gratis yang benar-benar “gratis”, serta mengadakan berbagai kompetisi yang mengasah sportivitas mereka. Bagi keluarga, memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan, asupan gizi yang cukup, dan keamanan menjadi tanggung jawab yang harus dielam hal ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan anak dalam pembentukan intmban dan ditanamkan sejak dini.
Upaya ini diharapkan dapat membuat anak merasa nyaman dan aman untuk mendapatkan HAM mereka. Anak dapat memperkaya diri mereka dengan pendidikan dan pengetahuan yang ada. Kelak mereka juga akan mempelajari generasi masa kini dan berupaya menjadi generasi masa depan yang dapat diandalkan. ntuk mengembangkan potensinya secara maksimal dan terarah.
I – Integrity
Integritas sangat penting untuk ditanamkan dalam diri anak. Apalagi didasari fakta bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Pemimpin yang duduk di bangku pemerintahan dapat dikatakan tidak mampu mengemban amanat rakyat. Dalam hal ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan anak dalam pembentukan integritas. Integritas akan menuntun anak menjadi pemimpin yang tegas, displin, dan bermoral tinggi. Tentu hal ini juga sekaligus akan mengurangi angka korupsi yang dilakukan pemimpin di masa mendatang. Dengan prinsip seia sekata, anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang konsisten dan memiliki passion untuk memajukan Indonesia.
E – Education
Pendidikan memegang peranan penting bagi masa depan anak. Pendidikan akan menjadi katalisator dalam pembangunan bangsa. Anak akan belajar untuk kritis dan responsif dalam menanggapi berbagai persoalan krusial yang saat ini sedang dihadapi bangsa kita. Pendidikan juga menjadi indikator sejauh manakah kualitas anak Indonesia di mata dunia. Maka dari itu, pendidikan sangat penting untuk didapatkan anak guna mempersiapkan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
N – Nationality
Akhir-akhir ini, rasa nasionalisme yang dimiliki bangsa kita sangat memprihatinkan. Banyak anak muda yang tidak menghargai budaya dan tradisi bangsa kita yang begitu beragam. Alasannya bermacam-macam. Takut dianggap jadul, kolot, dan culun membuat anak muda menjadi begitu anti terhadap hal yang berbau tradisi Indonesia. Padahal budaya dan tradisi Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.
Ironisnya, bangsa kita baru bertindak ketika ada negara lain yang ingin mengambil alih budaya bangsa kita. Tari Pendet, misalnya. Ketika tari Indonesia ini jatuh ke tangan negeri tetangga, kita seakan kebakaran jenggot. Berbagai upaya dan gerakan “ganyang” dilakukan untuk menunjukkan kepedulian. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena mentalitas bangsa kita masih labil. Rasa nasionalisme yang ada pun sangat minim dan terancam punah karena adanya arus globalisasi. Globalisasi membuat sebagian orang ingin menjadi dan mengikuti budaya negara lain yang pada akhirnya akan menempatkan bangsa kita menjadi follower, bukan trendsetter bagi masyarakat dunia.
Minimnya rasa nasionalisme pada diri anak juga tampak dalam dunia pendidikan. Hampir semua anak berlomba-lomba untuk bersekolah di luar negeri. Mereka menilai pendidikan di luar negeri jauh lebih baik daripada pendidikan di Indonesia. Setelah lulus, mereka ibarat kacang lupa dengan kulitnya. Mereka pun akhirnya memilih tinggal menetap di luar negeri dengan asumsi bahwa Indonesia negeri yang sangat tidak bersahabat. Padahal perlu mereka ketahui bahwa seburuk-buruknya Indonesia tetaplah bangsa yang sudah melahirkan mereka menjadi manusia hingga saat ini.
Rasa nasionalisme dapat ditanamkan lewat pelajaran Sejarah. Pengajar dapat mendidik siswa untuk mengetahui bagaimana perjuangan para pahlawan pada masa penjajahan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tentu sebagai anak bangsa, kita harus mengisi kemerdekaan dengan prestasi dan kebanggaan terhadap hal yang telah mereka wariskan. Rasa tanggung jawab akan kelangsungan dan eksistensi bangsa ini dapat menjadi modal awal yang baik untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri anak.
Upaya menumbuhkan rasa nasionalisme ini harus ditanamkan sejak dini oleh orang tua setiap anak. Berikan pemahaman bahwa bangsa ini adalah perjuangan dan hasil pengorbanan para pahlawan. Kebanggaan yang muncul dalam diri anak akan memberi mereka tantangan untuk memajukan bangsa ini lebih baik dari sebelumnya sebagai wujud ucapan terima kasih mereka. Akhirnya, rasa nasionalisme itu akan muncul dan dapat dituangkan dalam berbagai bentuk, seperti memakai batik, menari jaipong, dan berbagai hal lainnya.
D – Destination
Anak Indonesia harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, anak harus mempunyai visi dan misi untuk hidup mereka ke depan. Apa yang akan mereka lakukan dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju? Tentu pemahaman akan tujuan hidup ini harus diperkenalkan lewat lembaga pendidikan. Sekolah berfungsi untuk menelusuri potensi dan bakat anak. Sekolah juga harus memberikan wadah yang tepat agar potensi anak dapat terarah dan dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.
Ketika anak sudah mengetahui tujuan hidupnya, mereka tentu akan lebih bersemangat dalam mengisi hari-hari mereka dengan kegiatan positif. Mereka dapat mengembangkan bakat dan minat mereka secara efektif. Hal ini dapat menjadi modal yang baik bagi negara karena bisa mendapat bibit-bibit unggul harapan bangsa yang bisa memajukan Indonesia kelak di masa mendatang. Dedikasi dan kesungguhan dalam meraih tujuan yang dimiliki anak juga akan membuat mereka berpikir kreatif, aktif, dan terbuka dalam memajukan bangsa Indonesia dengan lebih baik. Pendidikan akan membuat mereka berpikiran terbuka dan dapat mengakomodasi apa yang baik untuk diikuti dan menghindari hal yang buruk.
Upaya revitalisasi HAM anak di atas diharapkan dapat menjadi upaya aktif dan progresif dalam regenerasi harapan bangsa. Anak dibekali dengan harapan, ilmu, cita-cita, sikap, mentalitas, dan karakter yang baik untuk memajukan bangsa ini. Regenerasi harapan bangsa yang diharapkan pun dapat direalisasikan dengan baik karena anak sudah mempunyai modal awal yang baik untuk membangun bangsa ini kelak. Bangsa ini dapat keluar dari krisis multidimensional yang saat ini sedang terjadi, asalkan pemerintah dan keluarga mampu melakukan revitalisasi terhadap HAM anak dan mempersiapkan anak menjadi aset harapan masa depan yang tidak ternilai harganya.
Link : http://smartblogcompetition.blogspot.com
~ oOo ~
Tema : “Anak Indonesia Harapan Masa Depan”
Revitalisasi HAM Anak : Upaya Aktif dan Progresif Dalam Regenerasi Harapan Bangsa
Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2010, jumlah anak Indonesia yang terancam putus sekolah saat ini mencapai 13 juta yang terdiri dari usia tujuh sampai 15 tahun. Faktor ekonomi menjadi persoalan kompleks yang sampai saat ini dihadapi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Tak heran jika banyak keluarga tidak mampu memilih untuk tidak menyekolahkan anak mereka karena terbentur biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Fakta ini diperparah dengan meningkatnya biaya pendidikan dari tahun ke tahun.
Kemiskinan membuat mereka terpaksa harus merelakan masa depan anak demi mencari sesuap nasi. Ironis memang, anak yang seyogianya mendapat HAM untuk pendidikan yang layak, justru harus menjadi tulang punggung keluarga. Hal ini dapat kita saksikan sehari-hari di jalan raya. Anak kecil yang masih berusia sepuluh tahun sudah mengamen dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya. Keselamatan mereka menjadi taruhan demi mendapat recehan dari para pengendara kendaraan bermotor.
Tak dapat dimungkiri jika tingkat kepedulian terhadap anak di Indonesia masih sangat minim. Pemerintah pun seolah dibuat bungkam dengan fakta anak jalanan yang ada di lapangan. Banyak rancangan dan peraturan dirancang sedemikian rupa, namun implementasi nyata di lapangan masih sebatas utopia belaka. Anak jalanan tetap merajai lampu merah dan berkeliaran dengan gitar mereka. Pemerintah masih belum turun tangan untuk merangkul mereka agar mereka bisa mendapat masa depan mereka.
Memang pemerintah sudah mencanangkan program Sekolah Gratis bagi keluarga yang tidak mampu. Namun upaya ini tidak cukup untuk memberikan kelegaan bagi orang tua. Di satu sisi, Sekolah Gratis yang ada tidak benar-benar “gratis” karena mempunyai embel-embel tertentu, seperti biaya buku pelajaran, seragam, dan perlengkapan sekolah lainnya yang memberatkan orang tua. Di sisi lain, muncul paradigma berbeda dari orang tua anak tersebut. Anak yang semula menjadi mesin uang karena berkeliaran di jalan raya, kini tidak lagi produktif karena sekolah. Muncul anggapan sekolah hanya mengurangi penghasilan mereka sehari-hari, sehingga mereka tetap kukuh untuk tidak menyekolahkan anak mereka.
Sampai saat ini, pemerintah kurang memperjuangkan HAM anak untuk mendapat pendidikan. Kebijakan birokrasi dan pemanfaatan APBN untuk pendidikan yang kurang optimal membuat realisasi HAM ini sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi pemerintah “seolah” disibukkan dengan merintis Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk meningkatkan gengsi dan eksistensi di kancah internasional. Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan nasib jutaan anak yang putus sekolah. Prioritas pemerintah yang tidak ditujukan untuk kesejahteraan anak ini menjadi bumerang dan lingkaran masalah yang tidak terputus dialami oleh anak Indonesia.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap anak juga masih marak terjadi di Indonesia. Anak yang dianggap makhluk kecil tak berdaya ini kerapkali menjadi korban kekerasan orang tua mereka. Anak seolah menjadi barang mainan yang dapat dilakukan seenaknya oleh orang tua mereka sendiri. Padahal, anak adalah aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Mereka kelak yang akan mewarisi cita-cita dan harapan bangsa ini. Tentu kita tidak ingin mereka mewarisi dendam, kepedihan, dan kebencian di masa mendatang.
RUU KDRT yang saat ini dirancang pun masih belum efektif direalisasikan di lapangan. Anak masih saja menjadi bulan-bulanan orang tua ketika terjadi pertengkaran suami istri. Anak dipukul, disiksa, dan dicaci ketika tidak menurut. Hal ini tentu berdampak buruk pada psikologis anak tersebut. Mereka dibayang-bayangi trauma dan akhirnya mereka menjadi bersikap menyimpang. Hal ini juga sekaligus menjadi pemicu banyaknya kenakalan remaja di Indonesia. Anak merasa bebas dan tidak mau diatur ketika dewasa karena kecewa dengan perlakuan orang tua mereka. KDRT tentu memupuskan harapan bangsa yang ada di tangan anak.
Kita juga masih sering mendengar kasus pelecehan seksual yang dilakukan terhadap anak. Kasus sodomi yang dilakukan Baekuni (49) terhadap anak jalanan asuhannya memicu keprihatinan kita. Apalagi aksi Baekuni yang dikenal dengan julukan Babeh ini diakhiri dengan mutilasi. Hal ini tentu menunjukkan bahwa anak-anak menjadi objek seksual yang empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. HAM anak dalam hal ini diinjak-injak dan tidak lagi mendapat tempat dalam hati mereka.
Kasus pelecehan ini juga tak jarang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri. Anak dipaksa melayani nafsu bejat orang tua dan harus merelakan kesucian mereka direnggut begitu saja. Akibatnya anak menjadi tertutup, trauma, dan tak jarang yang akhirnya memilih bunuh diri sebagai jalan penyelesaian masalah. Mereka tak sanggup menghadapi beban mental yang diakibatkan oleh perilaku bejat orang tua mereka.
Pemerintah masih minim dalam menggiatkan kerja Komnas Perlindungan Anak (KPA) di Indonesia. HAM anak masih saja menjadi barang dagangan yang tidak henti-hentinya diperjualbelikan di Indonesia. Pada akhirnya, anak tidak dapat lagi diandalkan menjadi harapan masa depan karena kualitas pendidikan, mentalitas, dan sikap yang buruk dari pelanggaran terhadap HAM anak. Tentu hal ini patut kita kritisi bersama dan renungkan. Bayangkan jika kader penerus bangsa kita dirusak oleh perilaku amoral oleh generasi sekarang, apa jadinya nasib bangsa ini di masa mendatang.
Anak ibarat sebuah bibit. Mereka akan tumbuh sesuai dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Bagaimana didikan, perlakuan, dan pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka kelak di masa mendatang. Bagi yang memberi pendidikan dan didikan terbaik, tentu akan menghasilkan anak berprestasi yang potensial sebagai harapan masa depan. Berbeda dengan yang memberi pola asuh dan perlakuan yang buruk, mereka akan menjerumuskan anak ke lubang hitam kegagalan.
Mengingat pentingnya keberadaan anak Indonesia dalam menyongsong masa depan bangsa, tentu kita harus menyiapkan upaya efektif dalam melindungi HAM anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan revitalisasi HAM anak. Hal ini berfungsi sebagai upaya aktif dan progresif dalam regenerasi harapan bangsa. Bagaimana generasi masa kini akan mewariskan kesuksesan mereka pada generasi yang akan datang lewat anak. Tentu dengan adanya revitalisasi ini diharapkan anak dapat meraih masa depan terbaiknya dan menjadi harapan masa depan bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan FRIEND.
F – Family
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang akan membentuk karakter anak. Baik buruknya perilaku anak dapat dilihat dari didikan keluarga. Keluarga tentu harus memberikan sikap dan teladan yang baik pada anak. Sikap, tingkah laku, perbuatan, dan pola pikir terhadap suatu hal akan ditiru oleh anak. Tanamkan dalam diri anak bahwa mereka berharga dan menjadi prioritas keluarga.
Dalam hal ini, keluarga harus memfasilitasi anak dengan pendidikan yang baik. Saya terharu melihat program Tolong yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi mengisahkan perjuangan seorang ibu untuk mencari nafkah. Ibu itu berkata, “Yang penting, anak saya bisa sekolah. Itu harapan saya sebagai orang tua.” Saya melihat dedikasi dan niat ibu ini sangat besar dalam menyejahterakan nasib anak mereka di masa depan. Paradigma bahwa anak harus lebih baik dari orang tua mereka sangat dijunjung tinggi dan diperjuangkan demi kebaikan anak mereka sendiri. Saya acungkan jempol atas upaya ibu ini.
Kita dapat mencontoh sikap ibu ini terhadap anak. Anak kelak akan mewarisi bangsa ini. Tentu kita ingin bangsa Indonesia lebih maju dari masa ke masa. Anak sebagai tumpuan bangsa di masa depan harus kita pelihara dan didik dengan sebaik mungkin agar memiliki mentalitas yang baik. Lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh dalam membentuk jiwa anak. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya dan memenuhi HAM mereka untuk mendapat pendidikan.
R – Responsibility
Pemerintah dan keluarga dalam hal ini bertanggung jawab dan bertugas bahu membahu dalam mempersiapkan anak menjadi kader penerus bangsa yang dapat diandalkan. Bagi pemerintah, hal ini dapat diwujudkan dengan pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu, menyelenggarakan sekolah gratis yang benar-benar “gratis”, serta mengadakan berbagai kompetisi yang mengasah sportivitas mereka. Bagi keluarga, memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan, asupan gizi yang cukup, dan keamanan menjadi tanggung jawab yang harus dielam hal ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan anak dalam pembentukan intmban dan ditanamkan sejak dini.
Upaya ini diharapkan dapat membuat anak merasa nyaman dan aman untuk mendapatkan HAM mereka. Anak dapat memperkaya diri mereka dengan pendidikan dan pengetahuan yang ada. Kelak mereka juga akan mempelajari generasi masa kini dan berupaya menjadi generasi masa depan yang dapat diandalkan. ntuk mengembangkan potensinya secara maksimal dan terarah.
I – Integrity
Integritas sangat penting untuk ditanamkan dalam diri anak. Apalagi didasari fakta bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Pemimpin yang duduk di bangku pemerintahan dapat dikatakan tidak mampu mengemban amanat rakyat. Dalam hal ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan anak dalam pembentukan integritas. Integritas akan menuntun anak menjadi pemimpin yang tegas, displin, dan bermoral tinggi. Tentu hal ini juga sekaligus akan mengurangi angka korupsi yang dilakukan pemimpin di masa mendatang. Dengan prinsip seia sekata, anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang konsisten dan memiliki passion untuk memajukan Indonesia.
E – Education
Pendidikan memegang peranan penting bagi masa depan anak. Pendidikan akan menjadi katalisator dalam pembangunan bangsa. Anak akan belajar untuk kritis dan responsif dalam menanggapi berbagai persoalan krusial yang saat ini sedang dihadapi bangsa kita. Pendidikan juga menjadi indikator sejauh manakah kualitas anak Indonesia di mata dunia. Maka dari itu, pendidikan sangat penting untuk didapatkan anak guna mempersiapkan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
N – Nationality
Akhir-akhir ini, rasa nasionalisme yang dimiliki bangsa kita sangat memprihatinkan. Banyak anak muda yang tidak menghargai budaya dan tradisi bangsa kita yang begitu beragam. Alasannya bermacam-macam. Takut dianggap jadul, kolot, dan culun membuat anak muda menjadi begitu anti terhadap hal yang berbau tradisi Indonesia. Padahal budaya dan tradisi Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.
Ironisnya, bangsa kita baru bertindak ketika ada negara lain yang ingin mengambil alih budaya bangsa kita. Tari Pendet, misalnya. Ketika tari Indonesia ini jatuh ke tangan negeri tetangga, kita seakan kebakaran jenggot. Berbagai upaya dan gerakan “ganyang” dilakukan untuk menunjukkan kepedulian. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena mentalitas bangsa kita masih labil. Rasa nasionalisme yang ada pun sangat minim dan terancam punah karena adanya arus globalisasi. Globalisasi membuat sebagian orang ingin menjadi dan mengikuti budaya negara lain yang pada akhirnya akan menempatkan bangsa kita menjadi follower, bukan trendsetter bagi masyarakat dunia.
Minimnya rasa nasionalisme pada diri anak juga tampak dalam dunia pendidikan. Hampir semua anak berlomba-lomba untuk bersekolah di luar negeri. Mereka menilai pendidikan di luar negeri jauh lebih baik daripada pendidikan di Indonesia. Setelah lulus, mereka ibarat kacang lupa dengan kulitnya. Mereka pun akhirnya memilih tinggal menetap di luar negeri dengan asumsi bahwa Indonesia negeri yang sangat tidak bersahabat. Padahal perlu mereka ketahui bahwa seburuk-buruknya Indonesia tetaplah bangsa yang sudah melahirkan mereka menjadi manusia hingga saat ini.
Rasa nasionalisme dapat ditanamkan lewat pelajaran Sejarah. Pengajar dapat mendidik siswa untuk mengetahui bagaimana perjuangan para pahlawan pada masa penjajahan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tentu sebagai anak bangsa, kita harus mengisi kemerdekaan dengan prestasi dan kebanggaan terhadap hal yang telah mereka wariskan. Rasa tanggung jawab akan kelangsungan dan eksistensi bangsa ini dapat menjadi modal awal yang baik untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri anak.
Upaya menumbuhkan rasa nasionalisme ini harus ditanamkan sejak dini oleh orang tua setiap anak. Berikan pemahaman bahwa bangsa ini adalah perjuangan dan hasil pengorbanan para pahlawan. Kebanggaan yang muncul dalam diri anak akan memberi mereka tantangan untuk memajukan bangsa ini lebih baik dari sebelumnya sebagai wujud ucapan terima kasih mereka. Akhirnya, rasa nasionalisme itu akan muncul dan dapat dituangkan dalam berbagai bentuk, seperti memakai batik, menari jaipong, dan berbagai hal lainnya.
D – Destination
Anak Indonesia harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, anak harus mempunyai visi dan misi untuk hidup mereka ke depan. Apa yang akan mereka lakukan dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju? Tentu pemahaman akan tujuan hidup ini harus diperkenalkan lewat lembaga pendidikan. Sekolah berfungsi untuk menelusuri potensi dan bakat anak. Sekolah juga harus memberikan wadah yang tepat agar potensi anak dapat terarah dan dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.
Ketika anak sudah mengetahui tujuan hidupnya, mereka tentu akan lebih bersemangat dalam mengisi hari-hari mereka dengan kegiatan positif. Mereka dapat mengembangkan bakat dan minat mereka secara efektif. Hal ini dapat menjadi modal yang baik bagi negara karena bisa mendapat bibit-bibit unggul harapan bangsa yang bisa memajukan Indonesia kelak di masa mendatang. Dedikasi dan kesungguhan dalam meraih tujuan yang dimiliki anak juga akan membuat mereka berpikir kreatif, aktif, dan terbuka dalam memajukan bangsa Indonesia dengan lebih baik. Pendidikan akan membuat mereka berpikiran terbuka dan dapat mengakomodasi apa yang baik untuk diikuti dan menghindari hal yang buruk.
Upaya revitalisasi HAM anak di atas diharapkan dapat menjadi upaya aktif dan progresif dalam regenerasi harapan bangsa. Anak dibekali dengan harapan, ilmu, cita-cita, sikap, mentalitas, dan karakter yang baik untuk memajukan bangsa ini. Regenerasi harapan bangsa yang diharapkan pun dapat direalisasikan dengan baik karena anak sudah mempunyai modal awal yang baik untuk membangun bangsa ini kelak. Bangsa ini dapat keluar dari krisis multidimensional yang saat ini sedang terjadi, asalkan pemerintah dan keluarga mampu melakukan revitalisasi terhadap HAM anak dan mempersiapkan anak menjadi aset harapan masa depan yang tidak ternilai harganya.
Link : http://smartblogcompetition.blogspot.com
~ oOo ~
Sunday, October 17, 2010
Semangat Kemerdekaan Indonesia
Semangat Kemerdekaan Indonesia
Tak terasa kita sudah memasuki bulan Agustus, bulan proklamasi dan kemerdekaan bangsa kita. Sebagai anak bangsa, tentu kita patut bangga dengan jasa para proklamator dan pahlawan bangsa yang menghantarkan kita hingga sampai pada 65 tahun yang bebas dari tangan para penjajah. Betapa banyak cucuran keringat dan darah yang harus mereka tumpahkan demi mencapai kemerdekaan yang hakiki.
17 Agustus 1945, tanggal tersebut tampak begitu biasa bagi kita. Kita berpendapat tanggal tersebut adalah peringatan hari proklamasi Indonesia setiap tahunnya. Apa istimewanya? Setiap tahun selalu sama. Upacara bendera, pramuka, lomba panjat pinang, tarik tambang, dan sederet kegiatan rutin lainnya membuat diri kita lupa apa arti proklamasi itu sesungguhnya. Perayaan hari kemerdekaan seolah hanya menjadi formalitas dan rutinitas tanpa makna. Sungguh memprihatinkan.
Kemerdekaan adalah mimpi bagi semua bangsa di dunia. Negara manapun di dunia ini menginginkan kemerdekaan dan bebas dari belenggu penjajah. Demikian pula dengan bangsa kita. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ingin bangsa Indonesia bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka sadar bahwa Indonesia tidak akan pernah maju jika terus menerus berada dalam belenggu para penjajah. Akhirnya dengan dorongan kaum muda dan bantuan sejumlah tokoh nasional, mereka berhasil merumuskan naskah proklamasi.
Pembacaan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 memberi bangsa Indonesia harapan untuk bangkit. Bangkit dari belenggu penjajahan, kemiskinan, penyiksaan, dan bangkit melawan para penjajah. Masyarakat Indonesia yang awalnya bersifat kedaerahan, kini bersatu padu membentuk kekuatan baru. Tak heran muncul semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna berbeda-beda tetapi satu juga. Semangat bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat sangat besar. Mereka sadar kemerdekaan adalah kesempatan mereka untuk mengembangkan diri.
Kita harus meneladani sikap masyarakat Indonesia pada saat itu. Kita harus belajar untuk menghargai setiap perbedaan, baik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Tanamkan semangat 1945 dalam diri kita masing-masing. Kalahkan musuh kemalasan dan kecurangan yang ada dalam diri kita. Saya yakin dan percaya bahwa kita dapat merdeka dan berprestasi layaknya bangsa Indonesia. Selamat merenungkan makna Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945!
~ oOo ~
Tak terasa kita sudah memasuki bulan Agustus, bulan proklamasi dan kemerdekaan bangsa kita. Sebagai anak bangsa, tentu kita patut bangga dengan jasa para proklamator dan pahlawan bangsa yang menghantarkan kita hingga sampai pada 65 tahun yang bebas dari tangan para penjajah. Betapa banyak cucuran keringat dan darah yang harus mereka tumpahkan demi mencapai kemerdekaan yang hakiki.
17 Agustus 1945, tanggal tersebut tampak begitu biasa bagi kita. Kita berpendapat tanggal tersebut adalah peringatan hari proklamasi Indonesia setiap tahunnya. Apa istimewanya? Setiap tahun selalu sama. Upacara bendera, pramuka, lomba panjat pinang, tarik tambang, dan sederet kegiatan rutin lainnya membuat diri kita lupa apa arti proklamasi itu sesungguhnya. Perayaan hari kemerdekaan seolah hanya menjadi formalitas dan rutinitas tanpa makna. Sungguh memprihatinkan.
Kemerdekaan adalah mimpi bagi semua bangsa di dunia. Negara manapun di dunia ini menginginkan kemerdekaan dan bebas dari belenggu penjajah. Demikian pula dengan bangsa kita. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ingin bangsa Indonesia bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka sadar bahwa Indonesia tidak akan pernah maju jika terus menerus berada dalam belenggu para penjajah. Akhirnya dengan dorongan kaum muda dan bantuan sejumlah tokoh nasional, mereka berhasil merumuskan naskah proklamasi.
Pembacaan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 memberi bangsa Indonesia harapan untuk bangkit. Bangkit dari belenggu penjajahan, kemiskinan, penyiksaan, dan bangkit melawan para penjajah. Masyarakat Indonesia yang awalnya bersifat kedaerahan, kini bersatu padu membentuk kekuatan baru. Tak heran muncul semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna berbeda-beda tetapi satu juga. Semangat bangsa Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat sangat besar. Mereka sadar kemerdekaan adalah kesempatan mereka untuk mengembangkan diri.
Kita harus meneladani sikap masyarakat Indonesia pada saat itu. Kita harus belajar untuk menghargai setiap perbedaan, baik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Tanamkan semangat 1945 dalam diri kita masing-masing. Kalahkan musuh kemalasan dan kecurangan yang ada dalam diri kita. Saya yakin dan percaya bahwa kita dapat merdeka dan berprestasi layaknya bangsa Indonesia. Selamat merenungkan makna Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945!
~ oOo ~
Friday, October 15, 2010
Shell Helix : Optimalisasi Kinerja Mesin Ferrari dalam Event Otomotif
Lomba Menulis Oli Shell Kriteria Blog
Tema : “Kemitraan Teknik antara Shell dan Ferrari, dan Peran Shell Helix dalam Kemitraan Itu”
Shell Helix : Optimalisasi Kinerja Mesin Ferrari dalam Event Otomotif
Shell dan Ferrari dapat dikatakan sebagai mitra paling sukses sepanjang sejarah dunia. Mengapa? Kerjasama teknik ini mendapatkan hasil terbaik di event bergengsi olahraga otomotif saat pabrik Scuderia Ferrari berdiri untuk pertama kalinya di Maranello tahun 1947. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Shell berdampak penting bagi kesuksesan Ferrari di lintasan balap. Hal ini terlihat dari kemenangan Ferrari pertama melalui pembalap JosÈ Froilan Gonzalez di GP Silverstone pada tahun 1951 dengan mengendarai Ferrari 375. Shell membantu mengoptimalkan kinerja mesin Ferrari dalam berbagai ajang balapan.
Prestasi yang sangat membanggakan dari kemitraan ini adalah sukses mengantar Michael Schumacher dan Ferrari meraih 5 gelar juara dunia pembalap dan konstruktor secara berturut-turut (2000, 2001, 2002, 2003, 2004). Hal ini didukung oleh Shell Helix yang berperan aktif sebagai bahan bakar dan oli berkualitas yang membuat kinerja mesin Ferrari jauh lebih baik dibandingkan merek kendaraan balap lainnya.
Sumbangsih Shell dalam menghantarkan Ferrari ke puncak kesuksesannya diapresiasi dengan baik oleh Ferrari. Shell mendapat anugerah penghargaan tertinggi dari Ferrari sebagai mitra teknikal resmi terbaik dan terinovatif pada tahun 2007. Penghargaan ini diberikan karena hasil kinerja terbaik dari produk Shell selama mendukung Ferrari di lintasan balap Formula 1.
Shell kembali memperpanjang kerjasama sebagai mitra teknikal Ferrari hingga tahun 2010 pada GP San Marino Italia tahun 2005 sebagai wujud kemitraan yang bersimbiosis mutualisme. Dapat dipastikan bahwa setiap ajang balap Formula 1 akan memberikan keuntungan dan nilai tambah terhadap produk-produk Shell bagi kinerja Ferrari.
Shell berhasil mengembangkan kinerja terbaik dari bahan bakar Shell V-Power dan mendapatkan ketahanan mesin terbaik melalui oli Shell Helix. Pengembangan dan penelitian ini dilakukan di lintasan balap Formula 1. Uji coba ini dilakukan untuk menciptakan produk yang kompetitif untuk penggunaan di jalan raya dan memiliki kekuatan perlindungan terhadap mesin untuk semua jenis mobil di seluruh dunia.
Lisa Lilley, Manager Teknologi Shell untuk F1 mengatakan, “Kebijakan penghentian pengembangan mesin baru ini memberikan peluang besar kepada Shell. Produk Shell akan menjadi faktor penting yang akan membedakan kinerja mobil disetiap lintasan balap. Shell menjadi lebih fokus untuk memberikan Shell Helix sebagai pelumas terbaik mesin mobil Ferrari dan membantunya untuk tetap kompetitif di lintasan. Sebaliknya ini akan menjadi dapur uji terbaik untuk mentransfer teknologi yang sama dan memberikan akses kepada konsumen akan teknologi terbaru yang ada pada oli mobil komersial, Shell Helix Ultra.” Hal ini menunjukkan bahwa Shell sangat berperan aktif dalam membantu Ferrari di ajang Formula 1 yang bergengsi.
Ferrari dikenal sebagai pabrik nomor satu di dunia dalam hal ketahanan mesin di ajang Formula 1. Selama ini, Ferrari sangat jarang sekali mengalami kerusakan mesin di lapangan balap. Berbeda dengan mobil balap keluaran pabrik lainnya yang tidak ditunjang oleh oli Shell Helix yang berkualitas, sehingga mobil balap mereka cepat panas dan mengalami kerusakan jika dikendarai dalam jangka waktu yang lama. Shell mewujudkan mimpi terbesar Ferrari untuk mencapai prestasi terbaiknya.
Arfindi Batubara, Marketing Manager Lubricant Shell Indonesia mengatakan, "Kemitraan Shell dan tim Ferrari F1, termasuk Michael Schumacher selama bertahun-tahun telah menghasilkan kesuksesan di sirkuit F1. Hal ini juga menjadi dasar pengembangan produk pelumas mobil Shell Helix demi memberikan produk yang terbaik bagi konsumen."
Kerjasama Shell di lintasan balap bersama Ferrari berhasil mentransformasikan teknologi untuk menghasilkan rangkaian lengkap produk oli terbaik untuk memenuhi kebutuhan mobil kamu dalam berbagai varian Shell Helix, antara lain Shell Helix Ultra 5W-40, Shell Helix Plus 10W-40, Shell Helix Super 15W-50, Shell Helix 20W-50 (red), Shell Helix Diesel Plus 10W-40, dan Shell Helix Diesel Super 15W-40.
Keenam produk ini memiliki kandungan pembersih khusus yang dapat mengikat semua kotoran dan kerak (Active Cleansing Agents), sehingga memberikan pelumasan yang maksimal dan proteksi terhadap mesin. Dalam hal ini, Ferrari merekomendasikan penggunaan Shell Helix Ultra 5W-40 karena menunjang performa mesin baru tetap tinggi karena akan membersihkan dan melindungi mesin secara maksimal.
Lain halnya dengan Shell Helix Plus 10W-40. Produk ini sangat cocok untuk digunakan untuk membersihkan mesin secara maksimal dan memiliki stabilitas oksidasi yang mampu mencegah penurunan kualitas oli. Shell Helix Super 15W-50 juga memberikan perlindungan terpercaya pada mesin. Produk unggulan Shell lainnya adalah Shell Helix Diesel Plus 10W-40. Produk ini memberikan perlindungan ekstra mesin diesel dalam segala kondisi berkendara atau tanpa pemanasan, membantu penghematan penggunaan bahan bakar karena efisiensi kerja mesin, dan ramah lingkungan karena memiliki kadar klorin yang rendah.
Menurut tes laboratorium yang diselenggarakan di Eropa membuktikan bahwa getaran mesin diesel dapat dikurangi sebanyak 20% jika menggunakan Shell Helix dibandingkan oli mesin lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Shell sangat memperhatikan kualitas produk dan menjaga citra baik dengan konsumen. Dengan mempekerjakan para ilmuwan handal, Shell tak hent-hentinya menciptakan formula baru yang dapat menjaga mesin tetap awet dan bersih seperti baru. Saya juga sangat mengapresiasi upaya Shell dalam membangun kemitraan yang baik dengan Ferrari.
Saya berharap prestasi dan pencapaian Shell dapat lebih ditingkatkan dari hari ke hari dengan menjaga kemitraan teknik dengan Ferrari. Dengan performa, kualitas, dan komposisi yang pas untuk mesin kendaraan apapun, Shell layak untuk disandangkan gelar sebagai produsen oli terbaik dunia. Sebagai mitra yang sangat berperan dalam menunjang kesuksesan Ferrari, Shell juga memiliki tanggung jawab moral pada masyarakat dunia, yakni menghasilkan produk unggulan yang kompetitif dan ampuh dalam menciptakan mesin bersih. Selamat menjalin kemitraan teknik dan menelurkan prestasi sebanyak mungkin dengan penggunaan Shell Helix di lapangan Formula One!
~ oOo ~
Tema : “Kemitraan Teknik antara Shell dan Ferrari, dan Peran Shell Helix dalam Kemitraan Itu”
Shell Helix : Optimalisasi Kinerja Mesin Ferrari dalam Event Otomotif
Shell dan Ferrari dapat dikatakan sebagai mitra paling sukses sepanjang sejarah dunia. Mengapa? Kerjasama teknik ini mendapatkan hasil terbaik di event bergengsi olahraga otomotif saat pabrik Scuderia Ferrari berdiri untuk pertama kalinya di Maranello tahun 1947. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Shell berdampak penting bagi kesuksesan Ferrari di lintasan balap. Hal ini terlihat dari kemenangan Ferrari pertama melalui pembalap JosÈ Froilan Gonzalez di GP Silverstone pada tahun 1951 dengan mengendarai Ferrari 375. Shell membantu mengoptimalkan kinerja mesin Ferrari dalam berbagai ajang balapan.
Prestasi yang sangat membanggakan dari kemitraan ini adalah sukses mengantar Michael Schumacher dan Ferrari meraih 5 gelar juara dunia pembalap dan konstruktor secara berturut-turut (2000, 2001, 2002, 2003, 2004). Hal ini didukung oleh Shell Helix yang berperan aktif sebagai bahan bakar dan oli berkualitas yang membuat kinerja mesin Ferrari jauh lebih baik dibandingkan merek kendaraan balap lainnya.
Sumbangsih Shell dalam menghantarkan Ferrari ke puncak kesuksesannya diapresiasi dengan baik oleh Ferrari. Shell mendapat anugerah penghargaan tertinggi dari Ferrari sebagai mitra teknikal resmi terbaik dan terinovatif pada tahun 2007. Penghargaan ini diberikan karena hasil kinerja terbaik dari produk Shell selama mendukung Ferrari di lintasan balap Formula 1.
Shell kembali memperpanjang kerjasama sebagai mitra teknikal Ferrari hingga tahun 2010 pada GP San Marino Italia tahun 2005 sebagai wujud kemitraan yang bersimbiosis mutualisme. Dapat dipastikan bahwa setiap ajang balap Formula 1 akan memberikan keuntungan dan nilai tambah terhadap produk-produk Shell bagi kinerja Ferrari.
Shell berhasil mengembangkan kinerja terbaik dari bahan bakar Shell V-Power dan mendapatkan ketahanan mesin terbaik melalui oli Shell Helix. Pengembangan dan penelitian ini dilakukan di lintasan balap Formula 1. Uji coba ini dilakukan untuk menciptakan produk yang kompetitif untuk penggunaan di jalan raya dan memiliki kekuatan perlindungan terhadap mesin untuk semua jenis mobil di seluruh dunia.
Lisa Lilley, Manager Teknologi Shell untuk F1 mengatakan, “Kebijakan penghentian pengembangan mesin baru ini memberikan peluang besar kepada Shell. Produk Shell akan menjadi faktor penting yang akan membedakan kinerja mobil disetiap lintasan balap. Shell menjadi lebih fokus untuk memberikan Shell Helix sebagai pelumas terbaik mesin mobil Ferrari dan membantunya untuk tetap kompetitif di lintasan. Sebaliknya ini akan menjadi dapur uji terbaik untuk mentransfer teknologi yang sama dan memberikan akses kepada konsumen akan teknologi terbaru yang ada pada oli mobil komersial, Shell Helix Ultra.” Hal ini menunjukkan bahwa Shell sangat berperan aktif dalam membantu Ferrari di ajang Formula 1 yang bergengsi.
Ferrari dikenal sebagai pabrik nomor satu di dunia dalam hal ketahanan mesin di ajang Formula 1. Selama ini, Ferrari sangat jarang sekali mengalami kerusakan mesin di lapangan balap. Berbeda dengan mobil balap keluaran pabrik lainnya yang tidak ditunjang oleh oli Shell Helix yang berkualitas, sehingga mobil balap mereka cepat panas dan mengalami kerusakan jika dikendarai dalam jangka waktu yang lama. Shell mewujudkan mimpi terbesar Ferrari untuk mencapai prestasi terbaiknya.
Arfindi Batubara, Marketing Manager Lubricant Shell Indonesia mengatakan, "Kemitraan Shell dan tim Ferrari F1, termasuk Michael Schumacher selama bertahun-tahun telah menghasilkan kesuksesan di sirkuit F1. Hal ini juga menjadi dasar pengembangan produk pelumas mobil Shell Helix demi memberikan produk yang terbaik bagi konsumen."
Kerjasama Shell di lintasan balap bersama Ferrari berhasil mentransformasikan teknologi untuk menghasilkan rangkaian lengkap produk oli terbaik untuk memenuhi kebutuhan mobil kamu dalam berbagai varian Shell Helix, antara lain Shell Helix Ultra 5W-40, Shell Helix Plus 10W-40, Shell Helix Super 15W-50, Shell Helix 20W-50 (red), Shell Helix Diesel Plus 10W-40, dan Shell Helix Diesel Super 15W-40.
Keenam produk ini memiliki kandungan pembersih khusus yang dapat mengikat semua kotoran dan kerak (Active Cleansing Agents), sehingga memberikan pelumasan yang maksimal dan proteksi terhadap mesin. Dalam hal ini, Ferrari merekomendasikan penggunaan Shell Helix Ultra 5W-40 karena menunjang performa mesin baru tetap tinggi karena akan membersihkan dan melindungi mesin secara maksimal.
Lain halnya dengan Shell Helix Plus 10W-40. Produk ini sangat cocok untuk digunakan untuk membersihkan mesin secara maksimal dan memiliki stabilitas oksidasi yang mampu mencegah penurunan kualitas oli. Shell Helix Super 15W-50 juga memberikan perlindungan terpercaya pada mesin. Produk unggulan Shell lainnya adalah Shell Helix Diesel Plus 10W-40. Produk ini memberikan perlindungan ekstra mesin diesel dalam segala kondisi berkendara atau tanpa pemanasan, membantu penghematan penggunaan bahan bakar karena efisiensi kerja mesin, dan ramah lingkungan karena memiliki kadar klorin yang rendah.
Menurut tes laboratorium yang diselenggarakan di Eropa membuktikan bahwa getaran mesin diesel dapat dikurangi sebanyak 20% jika menggunakan Shell Helix dibandingkan oli mesin lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Shell sangat memperhatikan kualitas produk dan menjaga citra baik dengan konsumen. Dengan mempekerjakan para ilmuwan handal, Shell tak hent-hentinya menciptakan formula baru yang dapat menjaga mesin tetap awet dan bersih seperti baru. Saya juga sangat mengapresiasi upaya Shell dalam membangun kemitraan yang baik dengan Ferrari.
Saya berharap prestasi dan pencapaian Shell dapat lebih ditingkatkan dari hari ke hari dengan menjaga kemitraan teknik dengan Ferrari. Dengan performa, kualitas, dan komposisi yang pas untuk mesin kendaraan apapun, Shell layak untuk disandangkan gelar sebagai produsen oli terbaik dunia. Sebagai mitra yang sangat berperan dalam menunjang kesuksesan Ferrari, Shell juga memiliki tanggung jawab moral pada masyarakat dunia, yakni menghasilkan produk unggulan yang kompetitif dan ampuh dalam menciptakan mesin bersih. Selamat menjalin kemitraan teknik dan menelurkan prestasi sebanyak mungkin dengan penggunaan Shell Helix di lapangan Formula One!
~ oOo ~
Rumah Kayu : Upaya Protektif dalam Menghadapi Gempa
Kompetisi Karya Publikasi “Rumah Aman Gempa” Kategori Multimedia Nonformal
Tema : “Rumah Aman Gempa untuk Indonesia”
Tema Khusus : “Kearifan lokal masyarakat tradisional dalam menciptakan rumah aman gempa”
Rumah Kayu : Upaya Protektif dalam Menghadapi Gempa
Menurut pakar gempa dari Universitas Andalas, Dr. Badrul Mustapa Kemal, Indonesia memiliki daerah yang rawan gempa bumi, tsunami, serta rawan letusan gunung api terjadi di sepanjang "ring of fire", mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Banda, hingga Maluku. Fakta ini mendasari terjadinya gempa dahsyat di Padang, Sumatera Barat pada 30 September 2009. Gempa yang telah menghancurkan rumah penduduk sebanyak 249.833 unit ini meninggalkan luka mendalam bagi penduduk Padang. Belum lagi jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil yang tidak terhitung jumlahnya.
Peristiwa ini menyadarkan kita untuk tetap waspada dan melakukan antisipasi dalam menghadapi gempa. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi korban dan kerugian yang ditimbulkan. Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dalam hal ini berperan aktif dalam menciptakan rumah aman gempa untuk mencegah dampak kerusakan parah akibat gempa yang seringkali terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mempelajari rumah masyarakat tradisional yang umumnya terbuat dari kayu.
Rumah kayu merupakan salah satu solusi efektif dalam menciptakan rumah aman gempa. Sebagai contoh, kita dapat melihat rumah penduduk yang ada di Kampung Naga. Pada musibah gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang terjadi pada 2 September 2009 lalu, ternyata seluruh rumah warga Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya tidak ada yang rusak, meskipun lokasinya berdekatan dengan Desa Karangmukti yang menjadi korban gempa. Mereka menggunakan kayu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rumah.
Juru kunci Kampung Naga, Ade Suherlin mengungkapkan bahwa bangunan rumah adat tradisional di Kampung Naga mampu bertahan dari guncangan gempa bumi, bahkan hingga di atas kekuatan 10 SR. Hal ini patut diadaptasi BNPB sebagai upaya solutif dalam menciptakan rumah aman gempa yang sudah teruji di lapangan. Rupanya struktur dan pondasi bangunan rumah warga di Kampung Naga didesain dengan filosofi adat Sunda, yakni terbuat dari bahan kayu, bambu, dan menggunakan atap reng tanpa paku atau hanya menggunakan bambu penyangga yang disebut garumpai.
Garumpai yang digunakan sebagai tiang penyangga ini ternyata berfungsi untuk menjaga kepekaan kontruksi bangunan. Jika ada guncangan bisa mengikuti gerakan, lentur, dan fleksibel. Berbeda dengan rumah yang dibangun dari beton, kerangka bangunan yang keras dapat dipatahkan oleh kekuatan gempa dan mengakibatkan kerusakan parah pada rumah. Tiang penyangga yang terbuat dari beton juga sangat membahayakan keselamatan jiwa, jika rubuh dalam gempa.
Begitu pula Rumah Gadang yang ada di Padang. Gempa berkekuatan 7,9 SR pada 30 September 2009 tidak mampu merubuhkan rumah-rumah Gadang yang berbahan dasar kayu. Rumah Gadang berukuran 9 x 8 meter ini dibuat seperti rumah panggung, tingginya dua meter dari tanah dengan 16 tiang. Empat tiang berjejer masing-masing menopang bagian beranda hingga bagian belakang rumah. Tonggak rumah ini terbuat dari sebatang pohon kayu keras dan bulat dengan diameter 20 cm.
Kita dapat mengimplementasikan bahan dasar rumah Gadang yang terbuat dari jenis kayu Banio dan Surian yang tua dan keras, yang digunakan mulai dari dinding hingga tiangnya, sehingga berwarna coklat tua. Menurut masyarakat adat yang tinggal di rumah Gadang ini, pemeliharaan kayu agar tidak cepat lapuk sangatlah mudah. Cukup tinggali dan sapu rumah setiap hari. Kekuatan kayu ini juga diyakini mampu ditinggali tiga generasi tanpa kerusakan berarti akibat gempa.
Bahan pembuatan rumah Gadang dan Kampung Naga dapat menjadi pedoman bagi sektor konstruksi Indonesia dalam membangun rumah aman gempa secara berkesinambungan. Pemerintah dapat mengimbau para pelaku konstruksi yang ada di wilayah rawan gempa untuk menerapkan rumah kayu sebagai upaya protektif dalam menghadapi gempa. Rumah yang identik dengan masyarakat tradisional ini sudah sepatutnya kita tiru agar korban dan kerugian akibat gempa dapat diminimalisir.
Pembuatan rumah kayu ini sendiri dapat dilakukan dengan adanya sosialisasi dan pelatihan secara intensif dari BNPB dan pemerintah untuk membuat struktur rumah kayu yang tepat dalam menanggulangi gempa. Dalam hal ini, peran masyarakat tradisional sangat vital dalam mengarahkan dan mengajarkan kita untuk membuat rumah kayu aman gempa dengan baik dan benar. Upaya ini dilakukan bukan untuk menghalangi laju pembangunan modern, namun sebagai solusi dalam mendegradasi korban jiwa dan kerusakan rumah yang terjadi akibat gempa.
Saya berharap pemerintah dapat mengadopsi metode pembuatan rumah masyarakat tradisional ini guna menciptakan rumah aman gempa bagi setiap penduduk Indonesia.
Referensi :
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel/rumah-kayu-yang-tak-takluk-oleh-gempa
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel/mengevaluasi-teknik-pencairan-bantuan-rekonstruksi
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel#TOC-Rumah-Kayu-yang-tak-Takluk-oleh-Gem
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Rumah+Warga+Kampung+Naga+Tahan+Terhadap+Gempa&dn=20090928173814
http://www.antaranews.com/berita/1266788540/tiga-daerah-di-indonesia-tidak-rawan-gempa
~ oOo ~
Tema : “Rumah Aman Gempa untuk Indonesia”
Tema Khusus : “Kearifan lokal masyarakat tradisional dalam menciptakan rumah aman gempa”
Rumah Kayu : Upaya Protektif dalam Menghadapi Gempa
Menurut pakar gempa dari Universitas Andalas, Dr. Badrul Mustapa Kemal, Indonesia memiliki daerah yang rawan gempa bumi, tsunami, serta rawan letusan gunung api terjadi di sepanjang "ring of fire", mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Banda, hingga Maluku. Fakta ini mendasari terjadinya gempa dahsyat di Padang, Sumatera Barat pada 30 September 2009. Gempa yang telah menghancurkan rumah penduduk sebanyak 249.833 unit ini meninggalkan luka mendalam bagi penduduk Padang. Belum lagi jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil yang tidak terhitung jumlahnya.
Peristiwa ini menyadarkan kita untuk tetap waspada dan melakukan antisipasi dalam menghadapi gempa. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi korban dan kerugian yang ditimbulkan. Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dalam hal ini berperan aktif dalam menciptakan rumah aman gempa untuk mencegah dampak kerusakan parah akibat gempa yang seringkali terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mempelajari rumah masyarakat tradisional yang umumnya terbuat dari kayu.
Rumah kayu merupakan salah satu solusi efektif dalam menciptakan rumah aman gempa. Sebagai contoh, kita dapat melihat rumah penduduk yang ada di Kampung Naga. Pada musibah gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang terjadi pada 2 September 2009 lalu, ternyata seluruh rumah warga Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya tidak ada yang rusak, meskipun lokasinya berdekatan dengan Desa Karangmukti yang menjadi korban gempa. Mereka menggunakan kayu sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rumah.
Juru kunci Kampung Naga, Ade Suherlin mengungkapkan bahwa bangunan rumah adat tradisional di Kampung Naga mampu bertahan dari guncangan gempa bumi, bahkan hingga di atas kekuatan 10 SR. Hal ini patut diadaptasi BNPB sebagai upaya solutif dalam menciptakan rumah aman gempa yang sudah teruji di lapangan. Rupanya struktur dan pondasi bangunan rumah warga di Kampung Naga didesain dengan filosofi adat Sunda, yakni terbuat dari bahan kayu, bambu, dan menggunakan atap reng tanpa paku atau hanya menggunakan bambu penyangga yang disebut garumpai.
Garumpai yang digunakan sebagai tiang penyangga ini ternyata berfungsi untuk menjaga kepekaan kontruksi bangunan. Jika ada guncangan bisa mengikuti gerakan, lentur, dan fleksibel. Berbeda dengan rumah yang dibangun dari beton, kerangka bangunan yang keras dapat dipatahkan oleh kekuatan gempa dan mengakibatkan kerusakan parah pada rumah. Tiang penyangga yang terbuat dari beton juga sangat membahayakan keselamatan jiwa, jika rubuh dalam gempa.
Begitu pula Rumah Gadang yang ada di Padang. Gempa berkekuatan 7,9 SR pada 30 September 2009 tidak mampu merubuhkan rumah-rumah Gadang yang berbahan dasar kayu. Rumah Gadang berukuran 9 x 8 meter ini dibuat seperti rumah panggung, tingginya dua meter dari tanah dengan 16 tiang. Empat tiang berjejer masing-masing menopang bagian beranda hingga bagian belakang rumah. Tonggak rumah ini terbuat dari sebatang pohon kayu keras dan bulat dengan diameter 20 cm.
Kita dapat mengimplementasikan bahan dasar rumah Gadang yang terbuat dari jenis kayu Banio dan Surian yang tua dan keras, yang digunakan mulai dari dinding hingga tiangnya, sehingga berwarna coklat tua. Menurut masyarakat adat yang tinggal di rumah Gadang ini, pemeliharaan kayu agar tidak cepat lapuk sangatlah mudah. Cukup tinggali dan sapu rumah setiap hari. Kekuatan kayu ini juga diyakini mampu ditinggali tiga generasi tanpa kerusakan berarti akibat gempa.
Bahan pembuatan rumah Gadang dan Kampung Naga dapat menjadi pedoman bagi sektor konstruksi Indonesia dalam membangun rumah aman gempa secara berkesinambungan. Pemerintah dapat mengimbau para pelaku konstruksi yang ada di wilayah rawan gempa untuk menerapkan rumah kayu sebagai upaya protektif dalam menghadapi gempa. Rumah yang identik dengan masyarakat tradisional ini sudah sepatutnya kita tiru agar korban dan kerugian akibat gempa dapat diminimalisir.
Pembuatan rumah kayu ini sendiri dapat dilakukan dengan adanya sosialisasi dan pelatihan secara intensif dari BNPB dan pemerintah untuk membuat struktur rumah kayu yang tepat dalam menanggulangi gempa. Dalam hal ini, peran masyarakat tradisional sangat vital dalam mengarahkan dan mengajarkan kita untuk membuat rumah kayu aman gempa dengan baik dan benar. Upaya ini dilakukan bukan untuk menghalangi laju pembangunan modern, namun sebagai solusi dalam mendegradasi korban jiwa dan kerusakan rumah yang terjadi akibat gempa.
Saya berharap pemerintah dapat mengadopsi metode pembuatan rumah masyarakat tradisional ini guna menciptakan rumah aman gempa bagi setiap penduduk Indonesia.
Referensi :
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel/rumah-kayu-yang-tak-takluk-oleh-gempa
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel/mengevaluasi-teknik-pencairan-bantuan-rekonstruksi
http://www.rumahamangempa.net/isi/artikel#TOC-Rumah-Kayu-yang-tak-Takluk-oleh-Gem
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Rumah+Warga+Kampung+Naga+Tahan+Terhadap+Gempa&dn=20090928173814
http://www.antaranews.com/berita/1266788540/tiga-daerah-di-indonesia-tidak-rawan-gempa
~ oOo ~
Saturday, October 9, 2010
Optimalisasi Ritel Makanan : Implementasi Private Label Dalam Membangun Brand Awareness Konsumen
Lomba Tulis Ritel 2010 Kategori Umum
Tema : “Potensi ritel makanan (grocery) di daerah dan solusi permasalahannya”
Optimalisasi Ritel Makanan : Implementasi Private Label Dalam Membangun Brand Awareness Konsumen
Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), bisnis ritel makanan (grocery) merupakan industri strategis di Indonesia. Bagaimana tidak? Bisnis ritel makanan merupakan industri terbesar kedua setelah pertanian yang dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia. Bisnis ini juga diyakini memiliki pergerakan yang dinamis dari masa ke masa. Tak heran jika banyak pengusaha yang berhasil melihat prospek bisnis ritel makanan di Indonesia mampu meraup keuntungan yang besar dari sektor ini.
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini juga mengindikasikan adanya potensi yang besar pada bisnis ritel makanan di daerah-daerah. Sebagai contoh, kita tentu tak asing lagi dengan Bika Ambon. Makanan ini memiliki potensi yang besar sebagai oleh-oleh dari Medan. Di samping itu, kita juga mungkin mengenal Pisang Bolen, Brownies, Batagor, dan Nasi Kalong dari Bandung. Makanan khas Kota Kembang ini tak pernah sepi dikunjungi konsumen. Selain rasanya yang enak, mereka memiliki brand awareness tersendiri di mata konsumen.
Meskipun demikian, perkembangan bisnis ritel makanan sendiri tidak terlepas dari adanya berbagai tantangan, seperti masalah regulasi, perizinan, infrastruktur, persaingan, tekanan publik, dan lain sebagainya. Ibarat rumah, bisnis ritel makanan harus membangun fondasi yang kuat dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memilih pangsa pasar yang tepat, lokasi yang strategis, promosi dari mulut ke mulut, “bersahabat” dengan pemerintah, dan pemberian private label pada bisnis ritel makanan.
Optimalisasi Ritel Makanan : Pangsa Pasar yang Tepat
Melihat keanekaragaman budaya dan sumber daya alamnya yang melimpah, Indonesia memiliki potensi bisnis ritel makanan yang besar di daerah-daerah. Kita dapat mempelajari bagaimana Nasi Kalong mampu sukses dan meraup keuntungan yang besar di Bandung. Nasi Kalong adalah warung makan yang ada di Jalan Riau Bandung. Warung yang didirikan secara semi permanen ini memiliki konsumen yang loyal. Tak heran jika banyak konsumen rela mengantri demi mencicipi Nasi Kalong.
Tentu kita bertanya dalam hati, mengapa Nasi Kalong yang kelihatan “tidak meyakinkan” ini bisa menarik konsumen untuk datang. Jika dibandingkan dengan rumah makan yang ada di sekitarnya, rasanya Nasi Kalong tidak memiliki tempat dan fasilitas yang memadai. Itulah yang justru menjadi kelebihan Nasi Kalong di mata konsumen. Nasi Kalong mampu menjawab pangsa pasar yang ada di Bandung dengan cermat.
Nasi Kalong memiliki strategi pemasaran yang baik dan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Dengan modal warung semi permanen, meja, dan kursi yang berjejeran, Nasi Kalong sebenarnya sudah menjawab apa yang diinginkan konsumen. Nasi Kalong membidik konsumen yang ada di wilayah Jalan Riau. Mereka melihat kondisi ekonomi masyarakat yang ada di Jalan Riau rata-rata berkisar menengah ke bawah. Tentu sangat tidak etis jika mendirikan rumah makan dengan properti dan gedung yang megah untuk menarik konsumen dalam jumlah yang besar.
Mendirikan warung yang seala kadarnya ini membuat masyarakat yang berkocek pas-pasan berani untuk mencoba cita rasa Nasi Kalong. Dengan paduan rasa yang pas di lidah masyarakat Bandung, Nasi Kalong menjadi digemari dan laris dikunjungi konsumen. Harganya yang murah meriah dan ringan di kantong konsumen juga menjadikan Nasi Kalong makanan favorit yang bisa menjaring semua kalangan. Berawal dari inilah, Nasi Kalong bisa maju dan sukses hingga saat ini. Nasi Kalong mampu membaca pangsa pasar yang ada di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : Lokasi yang Strategis
Bisnis ritel makanan tentu harus ditunjang dengan konsep keterjangkauan yang baik. Dalam hal ini, lokasi yang strategis akan menjadi indikator sukses atau tidaknya bisnis ritel di daerah. Contoh bisnis yang dapat kita pelajari memiliki lokasi yang strategis adalah Kartika Sari di Bandung. Hampir setiap hari, bisnis yang bergerak di bidang roti dan kue ini ramai dikunjungi pembeli.
Kartika Sari seringkali menjadi oleh-oleh khas Bandung yang digemari oleh wisatawan dengan pisang bolen sebagai produk andalannya. Pertanyaan yang akan muncul di benak kita adalah mengapa Kartika Sari bisa mengalahkan usaha-usaha sejenis yang ada di Kota Bandung. Jawabannya singkat: lokasi yang strategis. Kartika Sari mendirikan bisnisnya di pusat-pusat keramaian, seperti Jalan Dago, H. Akbar, dan tempat-tempat yang ramai dikunjungi masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah berkunjung ke Kartika Sari untuk membeli pisang bolen dan menu lainnya.
Tentu kondisi ini akan berbeda jika Kartika Sari didirikan di tempat yang jauh dari keramaian. Sebagus apapun bentuk fisik bangunan tersebut, konsumen tentu akan merasa jengah dan malas untuk berkunjung. Di samping itu, lokasi yang tidak strategis juga sangat merugikan bagi bisnis ritel makanan. Makanan yang tidak terjual dapat cepat basi dan pembelian bahan baku pembuatan produk memerlukan biaya transportasi yang tinggi. Alih-alih mencari keuntungan, justru kerugian besar yang didapat. Dalam hal ini, lokasi yang strategis dapat mendukung perkembangan bisnis ritel makanan di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : Promosi dari Mulut ke Mulut
Dalam dunia bisnis, tidak ada kekuatan marketing yang bisa menandingi kekuatan promosi dari mulut ke mulut. Promosi ini mampu mendongkrak rasa keingintahuan konsumen dan meningkatkan penjualan bisnis ritel makanan di daerah. Analoginya dapat kita lihat seperti ibu-ibu yang sedang berbelanja di pasar. Ibu A dapat bergosip dengan ibu B tentang harga bahan makanan yang murah di toko C. Ibu A dapat menceritakan bagaimana kualitas produk dan harga yang terjangkau di toko C. Hal ini tentu dapat membuat Ibu B tertarik walaupun beliau belum pernah berkunjung ke toko C. Inilah yang dimaksud dengan promosi dari mulut ke mulut.
Bisnis ritel makanan di daerah dapat berkembang dengan pesat atau justru mengalami kebangkrutan dengan adanya promosi dari mulut ke mulut. Jika kita mampu memberikan citra yang baik pada pandangan pertama di mata konsumen, konsumen akan mempromosikan secara gratis tentang keunggulan dan keuntungan berbelanja di tempat bisnis ritel makanan kita. Sebaliknya, jika kita menimbulkan kesan yang tidak baik di mata konsumen, promosi semacam ini dapat menjadi bumerang tersendiri bagi kita. Konsumen dapat mendorong konsumen lainnya untuk tidak berkunjung ke tempat kita.
Promosi dari mulut ke mulut memiliki dampak psikologis yang tinggi bagi konsumen. Konsumen jauh lebih percaya pada perkataan konsumen lainnya daripada promosi yang gencar dari pihak bisnis itu sendiri. Dalam hal ini, bisnis ritel makanan di daerah harus membangun reputasi yang baik di mata konsumen. Reputasi baik ini dapat terjaga dengan memberikan pelayanan yang memuaskan, menggunakan bahan makanan berkualitas, serta menjaga kebersihan dan keamanan tempat bisnis.
Bayangkan jika konsumen diberi pelayanan yang buruk oleh pelayan rumah makan. Ditambah, makanan yang disajikan sudah tidak higienis dan diperparah oleh tempat yang kotor dan rawan pencopet. Tentu konsumen akan berpikir dua kali untuk berkunjung ke tempat makan tersebut. Maka membangun reputasi yang baik sangatlah penting dalam menunjang perkembangan bisnis ritel makanan di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : “Bersahabat” dengan Pemerintah
Bisnis ritel makanan akan berkembang dengan baik jika kita mampu “bersahabat” dengan pemerintah. “Bersahabat” di sini tentu bukan dalam arti berteman, melainkan patuh pada aturan dan tata tertib yang berlaku. Sebagai contoh, semua produk makanan harus memiliki perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam hal ini, sebagai pendiri bisnis ritel makanan yang baru, kita harus patuh dan mengikuti prosedur yang ditetapkan pemerintah. Memang hal ini tidak mudah karena proses perizinan produk makanan dapat memakan waktu yang cukup lama, yakni hingga 2 tahun.
Tentu kebijakan pemerintah yang terkesan menyulitkan pengusaha ini patut kita kritisi dengan baik. Upaya tersebut sudah terlihat dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang mendesak BPOM untuk mempermudah proses perizinan produk makanan guna meningkatkan daya saing industri nasional di tengah serbuan produk impor. Dalam hal ini, pemerintah harus berperan aktif dalam memajukan bisnis ritel makanan di Indonesia. Apalagi didasari fakta bahwa bisnis ritel makanan menempati posisi terbesar kedua yang sangat berpengaruh bagi perekonomian bangsa.
Para pengusaha bisnis ritel makanan juga harus mendaftarkan produk makanannya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendapatkan sertifikasi halal. Hal ini sangat penting bagi perkembangan bisnis ritel makanan di Indonesia, apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Sertifikasi halal akan memberikan rasa nyaman dan tenang di hati konsumen karena produk makanan yang dibelinya sudah terjamin kehalalannya. Berbeda dengan produk makanan yang tidak berlabel halal, tentu akan ada kesan buruk tersendiri di hati konsumen untuk tidak membeli produk tersebut.
Bisnis ritel makanan akan berkembang dengan baik jika pengusaha terkait mampu “bersahabat” baik dengan pemerintah. Jangan melakukan pelanggaran terhadap regulasi, ketentuan, dan aturan yang berlaku karena dapat menyulitkan pengusaha di kemudian hari.
Optimalisasi Ritel Makanan : Pemberian Private Label
Bagi perusahaan berskala besar, seperti hypermarket, pemberian private label dapat menjadi solusi yang ampuh dalam meningkatkan penjualan produk. Saat ini, banyak kita temukan produk-produk makanan produksi hypermarket tertentu memiliki mutu yang berimbang dengan produk ternama. Produk ini sebagian besar menjadi pilihan konsumen ketika berbelanja di hypermarket tersebut. Bagaimana tidak? Harganya yang murah dan daya beli konsumen yang akhir-akhir menurun membuat private label menjadi pilihan alternatif bagi konsumen.
Hal ini juga dapat kita terapkan pada bisnis ritel makanan. Meskipun tidak dikemas secara profesional dengan teknologi yang canggih, bisnis ritel makanan harus memiliki private label tersendiri guna membangun brand awareness konsumen. Misalnya, roti Sidodadi. Bisnis kue dan roti ini selalu diramai dikunjungi konsumen dan produk yang dijual selalu habis setiap hari. Mengapa bisa demikian? Sidodadi memiliki private label tersendiri bagi konsumen. Dengan kemasan tersendiri, konsumen merasa puas telah membeli Sidodadi sebagai oleh-oleh.
Brownies Amanda pun demikian. Meskipun banyak usaha brownies yang berdiri di tanah air, Brownies Amanda tetap menjadi pilihan utama. Demikian pula dengan Toko Yen. Toko yang menjual oleh-oleh khas Lampung ini menjadi primadona wisatawan dalam membeli oleh-oleh. Hal ini terjadi karena adanya keterikatan batin konsumen dengan produk berlabel tersebut. Konsumen menjadi sadar label (brand awareness) dan akhirnya memiliki pola pikir bahwa produk dengan label A yang terbaik. Pemberian label ini sangat jitu untuk menarik konsumen dan diterapkan sejumlah usaha makanan, seperti BreadTalk, J.CO Donuts, dan lain sebagainya.
Optimalisasi ritel makanan di daerah dapat dikembangkan secara efektif dengan upaya dan strategi bisnis yang tepat. Potensi ritel makanan yang besar ini dapat dioptimalkan jika pengusaha mampu menyediakan produk dalam menjawab kebutuhan konsumen. Di samping itu, bisnis ritel makanan juga dituntut untuk memberikan inovasi dan diferensiasi produk guna meningkatkan daya tarik konsumen di era modern ini. Bisnis ritel makanan di daerah akan terbangun dengan baik jika kita memiliki private label yang bisa membangun brand awareness konsumen secara berkesinambungan. Mari bersama kita kembangkan bisnis ritel makanan!
Referensi :
http://www.pom.go.id/
http://www.franchisewaralaba.com/search/bisnis+ritel+makanan
http://www.dokterbisnis.net/2009/10/07/izin-gangguan-syarat-mutlak-pengajuan-ijin-usaha-lainnya/
http://indocashregister.com/2009/03/17/peta-persaingan-bisnis-ritel-modern-di-indonesia-2009-mesin-kasir/
http://www.padrowidjaja.com/private-label-rights/private-label-rights/
~ oOo ~
Tema : “Potensi ritel makanan (grocery) di daerah dan solusi permasalahannya”
Optimalisasi Ritel Makanan : Implementasi Private Label Dalam Membangun Brand Awareness Konsumen
Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), bisnis ritel makanan (grocery) merupakan industri strategis di Indonesia. Bagaimana tidak? Bisnis ritel makanan merupakan industri terbesar kedua setelah pertanian yang dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia. Bisnis ini juga diyakini memiliki pergerakan yang dinamis dari masa ke masa. Tak heran jika banyak pengusaha yang berhasil melihat prospek bisnis ritel makanan di Indonesia mampu meraup keuntungan yang besar dari sektor ini.
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini juga mengindikasikan adanya potensi yang besar pada bisnis ritel makanan di daerah-daerah. Sebagai contoh, kita tentu tak asing lagi dengan Bika Ambon. Makanan ini memiliki potensi yang besar sebagai oleh-oleh dari Medan. Di samping itu, kita juga mungkin mengenal Pisang Bolen, Brownies, Batagor, dan Nasi Kalong dari Bandung. Makanan khas Kota Kembang ini tak pernah sepi dikunjungi konsumen. Selain rasanya yang enak, mereka memiliki brand awareness tersendiri di mata konsumen.
Meskipun demikian, perkembangan bisnis ritel makanan sendiri tidak terlepas dari adanya berbagai tantangan, seperti masalah regulasi, perizinan, infrastruktur, persaingan, tekanan publik, dan lain sebagainya. Ibarat rumah, bisnis ritel makanan harus membangun fondasi yang kuat dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memilih pangsa pasar yang tepat, lokasi yang strategis, promosi dari mulut ke mulut, “bersahabat” dengan pemerintah, dan pemberian private label pada bisnis ritel makanan.
Optimalisasi Ritel Makanan : Pangsa Pasar yang Tepat
Melihat keanekaragaman budaya dan sumber daya alamnya yang melimpah, Indonesia memiliki potensi bisnis ritel makanan yang besar di daerah-daerah. Kita dapat mempelajari bagaimana Nasi Kalong mampu sukses dan meraup keuntungan yang besar di Bandung. Nasi Kalong adalah warung makan yang ada di Jalan Riau Bandung. Warung yang didirikan secara semi permanen ini memiliki konsumen yang loyal. Tak heran jika banyak konsumen rela mengantri demi mencicipi Nasi Kalong.
Tentu kita bertanya dalam hati, mengapa Nasi Kalong yang kelihatan “tidak meyakinkan” ini bisa menarik konsumen untuk datang. Jika dibandingkan dengan rumah makan yang ada di sekitarnya, rasanya Nasi Kalong tidak memiliki tempat dan fasilitas yang memadai. Itulah yang justru menjadi kelebihan Nasi Kalong di mata konsumen. Nasi Kalong mampu menjawab pangsa pasar yang ada di Bandung dengan cermat.
Nasi Kalong memiliki strategi pemasaran yang baik dan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Dengan modal warung semi permanen, meja, dan kursi yang berjejeran, Nasi Kalong sebenarnya sudah menjawab apa yang diinginkan konsumen. Nasi Kalong membidik konsumen yang ada di wilayah Jalan Riau. Mereka melihat kondisi ekonomi masyarakat yang ada di Jalan Riau rata-rata berkisar menengah ke bawah. Tentu sangat tidak etis jika mendirikan rumah makan dengan properti dan gedung yang megah untuk menarik konsumen dalam jumlah yang besar.
Mendirikan warung yang seala kadarnya ini membuat masyarakat yang berkocek pas-pasan berani untuk mencoba cita rasa Nasi Kalong. Dengan paduan rasa yang pas di lidah masyarakat Bandung, Nasi Kalong menjadi digemari dan laris dikunjungi konsumen. Harganya yang murah meriah dan ringan di kantong konsumen juga menjadikan Nasi Kalong makanan favorit yang bisa menjaring semua kalangan. Berawal dari inilah, Nasi Kalong bisa maju dan sukses hingga saat ini. Nasi Kalong mampu membaca pangsa pasar yang ada di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : Lokasi yang Strategis
Bisnis ritel makanan tentu harus ditunjang dengan konsep keterjangkauan yang baik. Dalam hal ini, lokasi yang strategis akan menjadi indikator sukses atau tidaknya bisnis ritel di daerah. Contoh bisnis yang dapat kita pelajari memiliki lokasi yang strategis adalah Kartika Sari di Bandung. Hampir setiap hari, bisnis yang bergerak di bidang roti dan kue ini ramai dikunjungi pembeli.
Kartika Sari seringkali menjadi oleh-oleh khas Bandung yang digemari oleh wisatawan dengan pisang bolen sebagai produk andalannya. Pertanyaan yang akan muncul di benak kita adalah mengapa Kartika Sari bisa mengalahkan usaha-usaha sejenis yang ada di Kota Bandung. Jawabannya singkat: lokasi yang strategis. Kartika Sari mendirikan bisnisnya di pusat-pusat keramaian, seperti Jalan Dago, H. Akbar, dan tempat-tempat yang ramai dikunjungi masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah berkunjung ke Kartika Sari untuk membeli pisang bolen dan menu lainnya.
Tentu kondisi ini akan berbeda jika Kartika Sari didirikan di tempat yang jauh dari keramaian. Sebagus apapun bentuk fisik bangunan tersebut, konsumen tentu akan merasa jengah dan malas untuk berkunjung. Di samping itu, lokasi yang tidak strategis juga sangat merugikan bagi bisnis ritel makanan. Makanan yang tidak terjual dapat cepat basi dan pembelian bahan baku pembuatan produk memerlukan biaya transportasi yang tinggi. Alih-alih mencari keuntungan, justru kerugian besar yang didapat. Dalam hal ini, lokasi yang strategis dapat mendukung perkembangan bisnis ritel makanan di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : Promosi dari Mulut ke Mulut
Dalam dunia bisnis, tidak ada kekuatan marketing yang bisa menandingi kekuatan promosi dari mulut ke mulut. Promosi ini mampu mendongkrak rasa keingintahuan konsumen dan meningkatkan penjualan bisnis ritel makanan di daerah. Analoginya dapat kita lihat seperti ibu-ibu yang sedang berbelanja di pasar. Ibu A dapat bergosip dengan ibu B tentang harga bahan makanan yang murah di toko C. Ibu A dapat menceritakan bagaimana kualitas produk dan harga yang terjangkau di toko C. Hal ini tentu dapat membuat Ibu B tertarik walaupun beliau belum pernah berkunjung ke toko C. Inilah yang dimaksud dengan promosi dari mulut ke mulut.
Bisnis ritel makanan di daerah dapat berkembang dengan pesat atau justru mengalami kebangkrutan dengan adanya promosi dari mulut ke mulut. Jika kita mampu memberikan citra yang baik pada pandangan pertama di mata konsumen, konsumen akan mempromosikan secara gratis tentang keunggulan dan keuntungan berbelanja di tempat bisnis ritel makanan kita. Sebaliknya, jika kita menimbulkan kesan yang tidak baik di mata konsumen, promosi semacam ini dapat menjadi bumerang tersendiri bagi kita. Konsumen dapat mendorong konsumen lainnya untuk tidak berkunjung ke tempat kita.
Promosi dari mulut ke mulut memiliki dampak psikologis yang tinggi bagi konsumen. Konsumen jauh lebih percaya pada perkataan konsumen lainnya daripada promosi yang gencar dari pihak bisnis itu sendiri. Dalam hal ini, bisnis ritel makanan di daerah harus membangun reputasi yang baik di mata konsumen. Reputasi baik ini dapat terjaga dengan memberikan pelayanan yang memuaskan, menggunakan bahan makanan berkualitas, serta menjaga kebersihan dan keamanan tempat bisnis.
Bayangkan jika konsumen diberi pelayanan yang buruk oleh pelayan rumah makan. Ditambah, makanan yang disajikan sudah tidak higienis dan diperparah oleh tempat yang kotor dan rawan pencopet. Tentu konsumen akan berpikir dua kali untuk berkunjung ke tempat makan tersebut. Maka membangun reputasi yang baik sangatlah penting dalam menunjang perkembangan bisnis ritel makanan di daerah.
Optimalisasi Ritel Makanan : “Bersahabat” dengan Pemerintah
Bisnis ritel makanan akan berkembang dengan baik jika kita mampu “bersahabat” dengan pemerintah. “Bersahabat” di sini tentu bukan dalam arti berteman, melainkan patuh pada aturan dan tata tertib yang berlaku. Sebagai contoh, semua produk makanan harus memiliki perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam hal ini, sebagai pendiri bisnis ritel makanan yang baru, kita harus patuh dan mengikuti prosedur yang ditetapkan pemerintah. Memang hal ini tidak mudah karena proses perizinan produk makanan dapat memakan waktu yang cukup lama, yakni hingga 2 tahun.
Tentu kebijakan pemerintah yang terkesan menyulitkan pengusaha ini patut kita kritisi dengan baik. Upaya tersebut sudah terlihat dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang mendesak BPOM untuk mempermudah proses perizinan produk makanan guna meningkatkan daya saing industri nasional di tengah serbuan produk impor. Dalam hal ini, pemerintah harus berperan aktif dalam memajukan bisnis ritel makanan di Indonesia. Apalagi didasari fakta bahwa bisnis ritel makanan menempati posisi terbesar kedua yang sangat berpengaruh bagi perekonomian bangsa.
Para pengusaha bisnis ritel makanan juga harus mendaftarkan produk makanannya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendapatkan sertifikasi halal. Hal ini sangat penting bagi perkembangan bisnis ritel makanan di Indonesia, apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Sertifikasi halal akan memberikan rasa nyaman dan tenang di hati konsumen karena produk makanan yang dibelinya sudah terjamin kehalalannya. Berbeda dengan produk makanan yang tidak berlabel halal, tentu akan ada kesan buruk tersendiri di hati konsumen untuk tidak membeli produk tersebut.
Bisnis ritel makanan akan berkembang dengan baik jika pengusaha terkait mampu “bersahabat” baik dengan pemerintah. Jangan melakukan pelanggaran terhadap regulasi, ketentuan, dan aturan yang berlaku karena dapat menyulitkan pengusaha di kemudian hari.
Optimalisasi Ritel Makanan : Pemberian Private Label
Bagi perusahaan berskala besar, seperti hypermarket, pemberian private label dapat menjadi solusi yang ampuh dalam meningkatkan penjualan produk. Saat ini, banyak kita temukan produk-produk makanan produksi hypermarket tertentu memiliki mutu yang berimbang dengan produk ternama. Produk ini sebagian besar menjadi pilihan konsumen ketika berbelanja di hypermarket tersebut. Bagaimana tidak? Harganya yang murah dan daya beli konsumen yang akhir-akhir menurun membuat private label menjadi pilihan alternatif bagi konsumen.
Hal ini juga dapat kita terapkan pada bisnis ritel makanan. Meskipun tidak dikemas secara profesional dengan teknologi yang canggih, bisnis ritel makanan harus memiliki private label tersendiri guna membangun brand awareness konsumen. Misalnya, roti Sidodadi. Bisnis kue dan roti ini selalu diramai dikunjungi konsumen dan produk yang dijual selalu habis setiap hari. Mengapa bisa demikian? Sidodadi memiliki private label tersendiri bagi konsumen. Dengan kemasan tersendiri, konsumen merasa puas telah membeli Sidodadi sebagai oleh-oleh.
Brownies Amanda pun demikian. Meskipun banyak usaha brownies yang berdiri di tanah air, Brownies Amanda tetap menjadi pilihan utama. Demikian pula dengan Toko Yen. Toko yang menjual oleh-oleh khas Lampung ini menjadi primadona wisatawan dalam membeli oleh-oleh. Hal ini terjadi karena adanya keterikatan batin konsumen dengan produk berlabel tersebut. Konsumen menjadi sadar label (brand awareness) dan akhirnya memiliki pola pikir bahwa produk dengan label A yang terbaik. Pemberian label ini sangat jitu untuk menarik konsumen dan diterapkan sejumlah usaha makanan, seperti BreadTalk, J.CO Donuts, dan lain sebagainya.
Optimalisasi ritel makanan di daerah dapat dikembangkan secara efektif dengan upaya dan strategi bisnis yang tepat. Potensi ritel makanan yang besar ini dapat dioptimalkan jika pengusaha mampu menyediakan produk dalam menjawab kebutuhan konsumen. Di samping itu, bisnis ritel makanan juga dituntut untuk memberikan inovasi dan diferensiasi produk guna meningkatkan daya tarik konsumen di era modern ini. Bisnis ritel makanan di daerah akan terbangun dengan baik jika kita memiliki private label yang bisa membangun brand awareness konsumen secara berkesinambungan. Mari bersama kita kembangkan bisnis ritel makanan!
Referensi :
http://www.pom.go.id/
http://www.franchisewaralaba.com/search/bisnis+ritel+makanan
http://www.dokterbisnis.net/2009/10/07/izin-gangguan-syarat-mutlak-pengajuan-ijin-usaha-lainnya/
http://indocashregister.com/2009/03/17/peta-persaingan-bisnis-ritel-modern-di-indonesia-2009-mesin-kasir/
http://www.padrowidjaja.com/private-label-rights/private-label-rights/
~ oOo ~