Mengenal Kain Asli Indonesia
By. Daniel Hermawan
Tak terasa sudah 3 bulan batik diakui UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia. Sejak diresmikannya batik pada tanggal 2 Oktober 2009 di Perancis, berbagai lembaga berbondong-bondong mewajibkan pemakaian batik sebagai wujud kecintaan terhadap budaya bangsa. Kini, batik sudah aman dalam genggaman tangan bangsa Indonesia.
Namun ada juga kain asli Indonesia, selain batik, yang belum aman dari ancaman bangsa lain. Tak kenal, maka tak sayang. Peribahasa ini sangat cocok dengan keberadaan warisan budaya di Indonesia. Nah supaya kain asli Indonesia ini dapat diakui UNESCO dan mengikuti jejak batik, mari kita berkenalan lebih dekat dengan mereka.
Batik
Kain asli Indonesia yang satu ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Nama kain yang berasal dari Jawa ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba yang berarti menulis dan titik yang berarti titik. Berdasarkan asal kata batik, kita tahu cara pembuatan batik yang menuliskan titik-titik dengan canting. Tinta yang digunakan untuk menulis batik disebut malam.
Corak dan motif batik ternyata menentukkan status sosial seseorang pada jaman dulu. R. A. Kartini, seorang pejuang kaum wanita selalu mengenakan batik dengan motif parang untuk menunjukkan statusnya sebagai bangsawan. Sekarang, corak dan motif batik bebas digunakan oleh siapa saja, tanpa memandang status sosial orang tersebut. Saat ini, hanya keluarga kerajaan Surakarta dan Yogyakarta yang masih menganut kebudayaan jaman dulu dengan mengenakan batik bermotif tertentu.
Batik biasanya dipakai dalam acara yang bersifat resmi. Nah sebagai generasi penerus bangsa, kita bisa mengubah pola pikir itu. Hal itu dapat kita lakukan dengan memakai batik dalam acara non formal dipadu dengan gaya masa kini. Dengan desainer handal, tentunya kita bisa memasangkan batik dengan model yang up to date. Dijamin kita tetap gaya dan rasa kepedulian kita terhadap batik semakin meningkat. Pemerintah juga sudah menetapkan pegawai BUMN/BUMD untuk wajib menggunakan batik pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Tentunya kita patut bangga memakai batik. Kain asli Indonesia yang satu ini dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan memiliki motif yang sangat unik. Banyak wisatawan asing berbondong-bondong ke Indonesia untuk mempelajari cara pembuatan batik. Sebagai warga Indonesia, sudah sepatutnya kita mencintai budaya bangsa. Hal ini dapat kita lakukan dengan antusias mempelajari cara pembuatan batik dan bangga memakainya. Jangan sampai kita kalah dengan bule-bule yang bangga memakai batik.
Ulos
Ulos atau yang berarti kain ini lekat dengan budaya Batak yang ada di Sumatera Utara. Ulos dibuat dengan cara menenun. Warna yang biasanya dipakai dalam pembuatan ulos, antara lain hitam, merah dan putih, dengan tenunan benang emas atau perak.
Ulos juga ternyata memiliki arti tersendiri dalam budaya Batak. Misalnya, ulos Sibolang dipakai pada saat berkabung dan umumnya diberikan kepada istri orang yang meninggal. Contoh lainnya, ulos Saput yang dipakai untuk membungkus jenazah. Ulos biasanya dipakai dalam acara adat.
Well, meskipun Ulos adalah kain kebudayaan Batak, kita juga harus peduli terhadap nasib kain asli Indonesia yang satu ini. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan Ulos dalam berbagai media, seperti blog, media massa, juga situs pariwisata Indonesia. Tunjukkan keunikan dan makna pemakaian Ulos, sehingga Ulos dapat dikenal dan eksis di Indonesia. Jangan lupa untuk mendukung pengakuan Ulos sebagai warisan budaya Indonesia ke UNESCO, agar Ulos tidak menjadi korban penculikan bangsa lain.
Songket
Kain yang awalnya dipakai untuk destar atau ikat kepala laki-laki ini juga dibuat dengan cara ditenun. Sutera dengan benang emas dan perak merupakan kain yang biasa dipakai dalam pembuatan songket. Untuk menjadi selembar kain, songket harus ditenun melalui delapan tingkat. Karena prosesnya rumit, kain songket baru bisa selesai dalam waktu tiga hari. Tak heran harga songket umumnya sangat tinggi sesuai dengan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
Songket terdiri dari 2 jenis, yaitu songket balapak dan songket batabua. Songket balapak motifnya ditenun padat dan rapat, sedangkan songket batabua motifnya ditenun tersebar.
Melihat Songket yang memiliki tingkat kerumitan sangat tinggi, kita patut bangga lho dengan kain asli Indonesia yang satu ini. Pembuatan Songket mengindikasikan tangan-tangan terampil pengrajin Indonesia yang luwes dalam menenun. Kita juga bisa ambil bagian dalam melestarikan Songket sebagai budaya bangsa. Caranya, kita bisa mempromosikan penjualan kain Songket ke mancanegara lewat media yang disediakan internet, seperti e-Bay. Tentu selain Songket semakin dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia, juga mendatangkan devisa bagi negara tercinta. Ayo, kita promosikan Songket!
Tenun Ikat
Pembuatan kain yang populer di daerah Bali dan Nusa Tenggara ini termasuk unik. Why? Ternyata sebelum ditenun, kain ini sudah melalui proses tye dye untuk membuat corak dan warna yang diinginkan. Di Indonesia, ada 3 jenis tenun ikat, yakni tenun ikat lungsi, tenun ikat pakan, dan tenun ikat ganda. Biasanya kita sering menemukan tenun ikat ganda di Bali. Sedangkan tenun ikat yang ada di Flores biasanya hanya menggunakan satu motif di tengah kain. Perbedaan itu menunjukkan ciri khas kain tenun ikat dari tiap wilayah dengan ciri dan maknanya tersendiri. Secara fungsional, kain tenun ikat sama-sama dipakai sebagai sarung atau selendang, pada acara adat atau yang bersifat resmi.
Wow, ternyata kain asli Indonesia yang satu ini memiliki beragam motif di berbagai daerah. Berarti tiap daerah punya tangan-tangan kreatif untuk menghasilkan kain tenun ikat ini. Kita juga bisa menunjukkan kepedulian kita terhadap kain tenun ikat dalam kehidupan sehari-hari lho. Kalau kita pernah berkunjung ke Bali, kita bisa membeli kain tenun ikat ini dengan harga yang cukup terjangkau. Kita bisa menjadikan kain tenun ikat ini sebagai pajangan dinding, juga asesoris pelengkap dalam tarian tradisional. Bangga dong punya kain beraneka motif ini.
That’s all. Keempat kain asli Indonesia ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, baik dalam cara pembuatan, corak, dan motifnya. Sebagai anak bangsa, kita patut bangga dengan keluwesan tangan pengrajin Indonesia dalam pembuatan kain-kain ini. Tak lupa kita juga harus menjaga dan melestarikan kain asli Indonesia ini. Jangan biarkan tangan asing menjamah dan merebut kebudayaan bangsa kita, seperti Tari Pendet, Lagu Rasa Sayange, dan kawan-kawannya. Mari tunjukkan kepedulian kita pada kain asli Indonesia!
Let’s do a small thing to get a big thing. Kamu bisa turut mendukung kain asli Indonesia ini untuk segera diakui UNESCO dengan mengirimkan vote dan komentar di blog ini.
No comments:
Post a Comment