Wednesday, December 6, 2017

Pesan Pluralisme dari Gereja Ayam



Gramedia Blog Competition



Pesan Pluralisme dari Gereja Ayam

Gereja Ayam

            Ketika ditanya pertama kali tentang wisata di Kabupaten Magelang, sebagian besar orang yang saya temui menjawab Candi Borobudur yang menjadi candi Buddha terbesar di Indonesia. Berhubung saya sudah pernah ke Candi Borobudur, saya pun mencoba sebuah lokasi wisata baru di Kabupaten Magelang. Apalagi kalau bukan Gereja Ayam yang dikenal juga dengan rumah doa Bukit Rhema yang terletak tidak jauh dari Candi Borobudur. 
Akses Jalan Menuju Gereja Ayam

Tempat Parkir Kawasan Rumah Doa Bukit Rhema



            Akses jalan menuju Gereja Ayam ini cukup terjal karena jalan yang ada masih sebatas jalan khas pedesaan untuk melintas. Sesampainya di lokasi Gereja Ayam, terdapat tempat parkir dan kita bisa menggunakan jasa jip jika tidak ingin berjalan kaki menanjak ke atas yang cukup melelahkan. Setelah mendaki perjalanan menanjak yang cukup curam dan melelahkan, akhirnya saya sampai di Gereja Ayam yang berbentuk sangat unik. Gereja ini konon didirikan pada tahun 2000 oleh Daniel Alamsjah, namun pembangunannya sempat dihentikan karena kendala biaya.
Petunjuk Arah Menuju Kawasan Wisata Bukit Rhema

Interior Dalam Gereja Ayam

            Meskipun usianya sudah tua, Gereja Ayam yang terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini menjadi salah satu tempat syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang romantis antara Cinta dan Rangga. Sebagai wisatawan domestik, saya harus membayar tiket masuk seharga Rp 5.000,00 sebelum memasuki kawasan Gereja Ayam yang unik.
Pemandangan dari Puncak Gereja Ayam

            Setibanya di dalam gereja, pembangunan masih berlangsung dan terdapat momen-momen pembangunan yang dilakukan oleh pemilik Gereja Ayam lewat beberapa pameran foto. Gereja ini terdiri dari 3 lantai, di mana terdapat ukiran menarik yang berisi pesan perdamaian, jauhi narkoba, dan kebahagiaan yang inspiratif. Setelah menaiki sejumlah anak tangga, saya pun sampai di puncak Gereja Ayam, di mana kita dapat melihat Candi Borobudur dari ketinggian. Tak hanya itu, pemandangan yang ditawarkan pun sangat menakjubkan dan mendebarkan karena angin yang bertiup kencang dan udara yang sejuk berhembus di bagian “kepala” Gereja Ayam ini.
Bilik Doa untuk Semua Umat Beragama

            Setelah menikmati bagian atas Gereja Ayam, saya pun beranjak ke bagian ekor, di mana terdapat ruang bawah tanah yang berisi bilik doa. Setiap bilik doa diberikan karpet untuk memanjatkan doa pada Sang Pencipta. Salah satu hal unik yang ada di dasar Gereja Ayam ini adalah adanya mushola bagi pemeluk agama Islam. Tak hanya itu, bilik doa ini pun dapat dipergunakan oleh semua umat beragama, tak hanya terbatas pada Kristen ataupun Islam.
Akses Masuk Menuju Ruang Doa

            Kunjungan ke Gereja Ayam ini menjadi sebuah pesan tersendiri bagi saya bahwa pluralisme atau keberagaman itu hendaknya tidak saling meniadakan satu dengan yang lainnya, melainkan melengkapi dan membangun keberagaman tersebut menjadi sebuah kolaborasi yang saling menguatkan. Saya menangkap sebuah pesan kebaikan bagi umat beragama di Gereja Ayam, di mana tempat ibadah adalah milik semua umat yang memanjatkan doa pada Sang Pencipta terlepas dari apapun agama yang dianut.
Penulis di Gereja Ayam

Bersama Wisatawan Asing dari Jerman yang Berkunjung ke Gereja Ayam

            Sungguh Gereja Ayam merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Magelang yang layak dikunjungi dengan keindahan, kekhusyukan, serta pesan pluralisme yang coba disampaikan dari cita-cita sang pembangun. Jika berkunjung ke Gereja Ayam, pastikan untuk memakai jaket karena angin yang berhembus cukup kencang, khususnya di bagian puncak Gereja Ayam. Jika ingin bersantai, terdapat kafetaria yang terletak di bagian atas ekor Gereja Ayam untuk menikmati keindahan Kabupaten Magelang dari ketinggian. Selamat berwisata dan menikmati pesona Kabupaten Magelang di Gereja Ayam!

Berikut video singkat tentang keunikan Gereja Ayam

~ oOo ~

Monday, November 27, 2017

Melihat Mini Niagara Falls di Bandung



Gramedia Blog Competition

Melihat Mini Niagara Falls di Bandung
Keindahan Curug Malela
            Wisata di Indonesia itu ibarat menjelajahi peta harta karun yang masih belum ditemukan. Kita akan menemukan banyak kejutan, tantangan, sekaligus sensasi bertualang yang seru dengan beragam wisata yang dapat dinikmati. Sama halnya dengan tempat wisata yang ada di Bandung, kota kelahiran saya. Bandung selama ini identik dengan wisata belanja, khususnya Pasar Baru yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Malaysia dan luar kota. Kali ini, saya akan mengajak para pembaca untuk menjelajahi satu lokasi wisata seru yang jarang diekspos, namun memiliki keindahan alam yang luar biasa, yakni Curug Malela.
            Dalam Bahasa Sunda, curug berarti air terjun. Curug Malela sendiri boleh dikatakan kurang populer jika dibandingkan dengan Kawah Putih atau Gunung Tangkuban Parahu yang menjadi lokasi must visit ketika berkunjung di Bandung. Jika Anda menyukai tantangan dan ingin mengenal Bandung Raya lebih lanjut, Anda dapat pergi ke Curug Malela yang terletak 76 km dari Kota Bandung.
            Sepanjang perjalanan menuju Curug Malela, saya melewati hamparan sawah dan lekukan alam yang luar biasa indah. Saya singgah sejenak di tengah perjalanan untuk menikmati pesona alam desa yang asri, serta jajanan kampung yang lezat. Di Jalan Ranca Panggung dekat Jembatan Ciminyak terdapat banyak penjual ikan segar, saya pun mengisi perut keroncongan dengan ikan bakar ditemani dengan sambal dadak yang lezat.
Perjalanan Menuju Curug Malela

Papan Petunjuk Menuju Curug Malela

Penjual Ikan Segar Dekat Jembatan Ciminyak

Suasana Rumah Makan dekat Jembatan Ciminyak

Jalan Menuju Curug Malela yang Asri
            Setelah itu, saya melewati medan yang cukup berat untuk mencapai Curug Malela, mulai dari jalan yang sempit, berlubang, dan menanjak. Menjelang lokasi Curug Malela setelah melewati perkebunan teh Montaya, jalanan yang ada semakin rusak dan terdapat jasa ojek untuk mengantar kita sampai ke bawah lokasi Curug Malela. Kalau saja saya tahu medan yang akan dihadapi, pasti saya akan menyewa jasa ojek tersebut.
Jalan Rusak yang Memakan Korban Motor Saya :(

Medan Jalan Menuju Curug Malela

Dibantu Warga untuk P3K (Pertolongan Pertama Pada Kendaraan)
            Memasuki gerbang masuk Curug Malela, saya harus membayar Rp 5.000,00 untuk masuk ke dalam kawasan dan begitu masuk jalanan dengan kondisi mengenaskan dan menanjak membuat motor saya rusak. Alhasil saya minta tolong warga setempat untuk melakukan pertolongan pertama pada kendaraan (hehehe... seperti P3K, tapi knya kecelakaan) dan disimpan sementara di rumah penduduk yang tinggal di kawasan Curug Malela.
Trek Jalan Menuju Curug Malela

Curug Malela dari View Point
            Saya pun berjalan sejauh 2 km sebelum akhirnya benar-benar sampai ke trek menuju Curug Malela. Treknya sendiri boleh dikatakan sudah tertata dengan rapi di bagian awal, tapi menuju ke bawah, tangga-tangga batunya sudah rusak dan cukup licin jika musim hujan. Untungnya saya memakai sepatu olahraga ketika berkunjung ke Curug Malela. Setelah sampai, ada spot untuk berfoto ala Instagramable, serta pondok jajanan ringan sebelum melanjutkan ekspedisi ke Curug Malela.
Lokasi Foto Instagramable di Kawasan Curug Malela
            Dari kejauhan, terlihat Curug Malela sangatlah megah dengan suara gemercik air terjun yang deras. Layaknya memandang Mini Niagara, saya pun segera melanjutkan penjelajahan untuk mendekati lokasi Curug Malela. Saya melewati jalan setapak, setelah itu berjalan turun hingga akhirnya sampai pada view point. Untuk mendekati Curug Malela, tangga kayu yang tersedia sangat sederhana dan agak licin, jadi saya harus berhati-hati dan bergantian dengan pengunjung lain.
Melihat Kemegahan Curug Malela secara Langsung

Wisatawan Lokal Berenang Menikmati Air Terjun Malela yang Segar
            Setibanya di depan Curug Malela, sungguh ada perasaan bangga, senang, bercampur menjadi satu ketika melihat air terjun yang membentang luas di depan mata. Banyak wisatawan lokal yang berenang riang dengan air terjun yang dingin menyegarkan. Saya pun berhati-hati melangkah dalam pijakan yang cukup licin sebelum akhirnya melihat secara jelas gemercik Curug Malela yang sangat nyata layaknya Niagara Falls berukuran mini yang terletak di antara Amerika Serikat dan Kanada.
Video yang Saya Abadikan Sebelum Pulang

            Saya pun menikmati sejenak keindahan Curug Malela, sebelum akhirnya naik kembali ke atas untuk perjalanan pulang kembali ke Bandung. Perjalanan ini membuktikan bahwa peta harta karun Indonesia sangatlah luas dan mungkin belum tercatat dalam buku panduan wisata. Maka dari itu, semoga catatan perjalanan saya dapat menambah daftar destinasi wisata di Indonesia yang layak dikunjungi sebagai surga tersembunyi di Bandung. Selamat berwisata ke Curug Malela!

~ oOo ~

Friday, October 20, 2017

Itinerary Shopping Frenzy 3 Hari 2 Malam Bangkok

Bukan Bangkok namanya kalau ga bisa bikin kantong kita bolong dalam sekejap akibat kalap belanja. Tidak jarang banyak koper kosong yang mesti disiapkan untuk menampung oleh-oleh dari Bangkok yang harganya murah meriah. Nah kali ini, saya akan mengajak kalian untuk jalan-jalan ke Bangkok dengan itinerary Shopping Frenzy yang seru dan pastinya bikin puas belanja selama di Bangkok:

Day 1

Siap-siap buat berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menuju Bandara Don Mueang (DMK) di Bangkok bersama paket komplit penerbangan + hotel AirAsiaGo.com. Sering-sering cek https://www.airasiago.co.id/ karena bakalan banyak promo free flight yang sering ditawarkan buat kita. 
Nah begitu sampai di Bangkok, saya prefer taruh barang dulu di hotel biar ga harus dibawa ribet buat jalan-jalan. Saya pilih Shanghai Mansion Bangkok yang ada di 479-481 Yaowarat Road Samphanthawong Bangkok Bangkok. Kalian bisa cek di sini. Kenapa saya pilih hotel ini? Pertama, letaknya yang sangat strategis di Chinatown Bangkok yang ramai tempat makan dan belanja. Kedua, desain hotelnya yang benar-benar antik dan artistik. Ketiga, saya bisa update Instagram dengan dekorasi dan fasilitas hotel butik yang satu ini.

Nah sesudah taruh barang di hotel, saya mulai eksplorasi kuliner di sekitar Yaowarat Road. Ga perlu jauh-jauh ke lokasi lain di Bangkok karena jalanan di pecinan Bangkok yang satu ini memang surga kuliner yang tidak ada duanya. Kalian bisa cek di https://www.lonelyplanet.com/thailand/bangkok/travel-tips-and-articles/beyond-the-street-stalls-where-else-to-eat-in-bangkok/40625c8c-8a11-5710-a052-1479d2777b8f buat lihat makanan apa sih yang wajib dicoba di Bangkok. Makanan kaki lima Bangkok ini enak dan murah meriah lho. Turnya juga ada lho bisa dicek di sini.


Kalau sudah kenyang, bisa check-in dulu di Shanghai Mansion Bangkok buat istirahat sebentar. Sesudah itu, mari kita jelajahi wisata belanja Bangkok! Pertama, saya bakal pergi ke MBK yang terkenal sebagai surga belanja buat turis Indonesia. Saking terkenalnya pedagang di sini bisa ngomong pakai Bahasa Indonesia lho. Oleh-oleh yang bisa dibeli pastinya kaos Thailand, pajangan, tas, sepatu, dompet, dan berbagai macam pakaian yang harganya terjangkau. Kalian bisa habiskan waktu sampai sore di sini sambil melatih skill tawar menawar kalian. Hehehe...

Kalau sudah lapar, bisa makan di food court yang ada di MBK yang harganya mumer dan terjangkau. Kalau kaki masih kuat jalan, bisa window shopping di Siam Paragon yang pastinya banyak branded dan kalau kalian beruntung bisa ketemu artis Thailand di sini! 


Day 2

Ini waktunya buat kembali berbelanja di Bangkok. Nah kalau pas akhir pekan, saya mau pergi ke Chatuchak Weekend Market karena bakalan banyak barang belanja dengan harga terjangkau di pasar ini. Pastikan kalian menyisihkan waktu setidaknya 3 jam karena banyak sekali jenis barang belanjaan yang bisa kalian beli di sini. Jangan lupa bawa koper kosong juga ya buat taruh barang belanjaan kalian. Sebelum berlanjut ke acara selanjutnya, pastikan cicipi makanan yang ada di Chatuchak ya, harganya terjangkau!

Bukan Bangkok namanya kalau bukan surga shopping, setelah berburu belanjaan di Chatuchak, sekarang kalian bisa pindah ke Platinum Mall. Mall yang konsepnya seperti Mangga Dua dan Glodok ini pas banget buat kalian yang pengen belanja barang-barang Thailand yang oke, khususnya aksesoris dan baju. Banyak sekali model baju yang keren, up to date, dan pastinya menarik buat kalian pakai atau jual lagi di Indonesia. Hehehe... Jangan lupa siapkan koper kosong sekali lagi untuk menampung semua barang belanjaan kalian. Kalau lapar, mampir ke food courtnya yang ada di lantai atas buat ganjel perut sebelum "berburu" kembali.
Malamnya, saya rasa paling pas buat pijat ala Thai Massage yang oke di Yaowarat Road dekat hotel buat mengendurkan saraf kaki yang capek akibat "berburu" belanjaan. Pastikan mulai packing-packing ya biar ga rusuh waktu check-out hotel ya!


Day 3

Hari terakhir ini bisa dimanfaatkan buat melihat pasar tradisional di Bangkok yang bisa kalian ikuti lewat tur dari AirAsiaGo yang satu ini. Sesudah itu, waktunya buat siap-siap packing pulang lagi ke Indonesia. Jangan lupa datang 3 jam sebelum waktu keberangkatan dan packing yang benar ya supaya ga overweight sesudah dari Bangkok. Kalau mau ke Bangkok lagi pastinya bakal bareng AirAsiaGo yang bisa bikin liburan belanja jadi seru dan puas!


Tulisan ini diikutsertakan dalam AirAsiaGo Blog Competition #AAGOMakeItReal

Semoga saya bisa #BikinJadiNyata bersama AirAsiaGo ya!

Disclaimer
Tulisan ini merupakan milik penulis dengan foto-foto yang diperoleh dari internet, semua konten di luar tanggung jawab AirAsiaGo

Saturday, September 30, 2017

Transformasi Kereta Api Indonesia Menuju Keunggulan Bangsa



Lomba Karya Tulis Hari Kereta Api ke-72
Tema: “Kereta Api Indonesia di Masa Mendatang”

Transformasi Kereta Api Indonesia Menuju Keunggulan Bangsa
Tak dapat dimungkiri jika Kereta Api Indonesia menjadi pilihan moda transportasi yang semakin diminati oleh masyarakat dewasa ini. Selain bebas dari kemacetan, Kereta Api Indonesia juga mampu memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat yang akan bepergian antarkota. Kereta api yang bebas asap rokok, bangku yang nyaman, serta fasilitas check-in yang praktis dan efisien. Citra kereta api yang semula kumuh dan tidak terawat, kini beralih menjadi kereta api yang nyaman dan menyenangkan.
             
Masih segar di ingatan penulis ketika menggunakan kereta api di tahun 2010. Karcis kereta api masih secara manual dicek oleh kondektur yang hilir mudik di sepanjang koridor. Tak jarang banyak penumpang yang dapat naik kereta api tanpa membeli tiket karena sistem yang masih serba manual. Semenjak sistem tiket Kereta Api Indonesia terintegrasi secara online, maka sistem pengecekan tiket pun dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Saat penulis kembali naik kereta api di tahun 2017, kondektur hanya melihat HP saja untuk melakukan pengecekan kebenaran dari penumpang yang naik kereta api.
 
Alhasil sistem yang serba canggih ini meminimalisasi peran calo yang begitu marak sebelum sistem ini diterapkan. Tak hanya itu, suasana di dalam kereta api pun terasa begitu nyaman karena minimnya sampah yang berserakan. Sangat kontras dengan bayangan kelam penulis tentang Kereta Api Indonesia 5 hingga 10 tahun silam. Staf kereta api terlihat lebih cekatan dan sigap dalam membereskan kereta api begitu tiba di destinasi akhir sebelum melanjutkan kembali perjalanan ke destinasi semula.
Belum lagi metode pembelian dan pembayaran tiket kereta api yang semakin mudah dengan aplikasi KAI Access dan terintegrasi dengan berbagai travel agent online dan minimarket, sehingga memudahkan calon penumpang untuk memesan tiket kereta api jauh-jauh hari sebelum hari-H keberangkatan. Terbayang betapa repotnya dulu penulis harus pergi ke stasiun kereta api terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta api saja, belum lagi jika tiket kereta api sudah habis terjual, pasti calon penumpang akan merasa kecewa sudah menghabiskan tenaga, waktu, dan uang untuk membeli tiket kereta.
  
Tentu transformasi Kereta Api Indonesia ini patut diapresiasi karena membangun kepercayaan masyarakat bahwa sektor transportasi publik milik negara pun dapat berbenah dan berinovasi. Tidak hanya sekadar diam dan membiarkan diri stagnan dengan kondisi yang ada, tetapi terus membenahi pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, Kereta Api Indonesia juga melatih SDM yang ada untuk bersikap profesional, khususnya dalam melayani penumpang dalam perjalanan.
             
Sebagai sektor transportasi publik yang semakin dipercaya publik, Kereta Api Indonesia tentu tidak boleh cepat puas dalam pencapaian yang diperoleh. Apalagi masih begitu banyak hal yang dapat dibenahi untuk meningkatkan pelayanan pada penumpang, baik dalam pra keberangkatan maupun pasca kedatangan. Maka dari itu, penulis ingin memberikan sumbangsih pemikiran, khususnya dalam cara meningkatkan performa Kereta Api Indonesia sebagai sebuah sistem pelayanan terpadu yang utuh dari perspektif pengguna Kereta Api Indonesia.
 
Penulis beberapa kali menggunakan Kereta Api Indonesia, khususnya rute Bandung- Jakarta dengan menggunakan Argo Parahyangan. Saat berada di konter antrian tiket untuk check-in, sangat minim petugas yang membantu penumpang, khususnya mereka yang lanjut usia yang tidak mengerti untuk melakukan scan barcode. Hal ini tentu harus dibenahi dengan penyediaan staf yang dapat memandu, sekalipun semua sistem sudah terotomatisasi dengan teknologi guna memberikan bantuan bagi penumpang lanjut usia yang perlu dipandu.
             
Selain itu, pembenahan fasilitas stasiun juga harus diperhatikan secara holistik mengingat kenyamanan penumpang juga harus menjadi perhatian bersama. Penulis pernah mengajak tamu dari negara lain untuk naik kereta api dari Jakarta menuju Bandung. Ketika tiba di Bandung, kereta api tiba di peron yang cukup jauh dengan gerbang keluar yang diinginkan. Alhasil penulis dan tamu mengalami pengalaman unik untuk melintasi tiga pintu gerbong kereta api untuk melintasi jalan menuju gerbang keluar yang diinginkan.
Mengamati hal ini, tentu penyediaan jembatan penyeberangan di atas kereta api sangat perlu untuk dilakukan agar gerbong kereta api tidak menjadi laluan penyeberangan penumpang akibat keterbatasan lahan di stasiun Bandung. Belum lagi banyaknya petugas yang ingin mengangkat barang setelah kereta api tiba juga menyulitkan penumpang lain untuk turun karena berebut kue ingin mendapatkan penumpang yang memakai jasa mereka.
            
Sepanjang perjalanan, pemeliharaan rel kereta api juga harus diperhatikan agar pengalaman “horor” saat naik kereta api juga dapat diminimalisasi. Beberapa kali di jalur Jakarta - Bandung, kereta api terlihat condong ke kanan dan sesekali terhenti karena adanya perlintasan barang, khususnya di daerah tertentu. Hal ini tentu harus ditingkatkan dalam menjaga keamanan penumpang selama menggunakan jasa kereta api. Perlunya pengecekan kondisi rel kereta api dan pembenahan palang penutup jalur saat kereta api melintas juga harus ditingkatkan agar tidak ada sepeda motor yang dapat melintas dan akhirnya berakhir dengan kecelakaan akibat kecerobohan pengendara yang nekad.
             
Staf kereta api yang bertugas juga hendaknya memberikan variasi paket makanan yang ekonomis, serta menyediakan daftar makanan di kantong kursi, sehingga penumpang bisa mempertimbangkan pembelian sebelum troli makanan beredar. Bisa juga Kereta Api Indonesia menerapkan sistem makanan pra-bayar, sehingga penumpang yang sudah memesan makanan dapat langsung dilayani tanpa harus beredar terlebih dahulu untuk membeli makanan.
             
Dalam sektor hiburan di kereta api, penulis merasa kereta api kelas Eksekutif dapat mencoba sebuah inovasi untuk menyediakan TV kecil di bangku kereta layaknya di pesawat terbang. Selain itu, sistem audio dilakukan melalui earphones yang terletak di pinggir kursi agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. Melalui inovasi ini, penumpang kelas Eksekutif akan merasakan nilai tambah yang lebih dibandingkan duduk di kelas Ekonomi.
             
Kereta Api Indonesia juga dapat menyediakan lounge untuk frequent flyer KAI yang tercatat sebagai member dengan berbagai tingkatan, sehingga orang yang sering menggunakan jasa KAI merasa dihargai dengan beragam fasilitas yang diberikan saat menunggu kereta api datang. Tak hanya itu, pemberian fasilitas VIP juga dapat diberikan bagi penumpang yang membeli tiket Eksekutif Plus untuk menaiki kereta api dengan dipandu secara privat oleh staf dan diberikan welcome drink sebagai bonusnya.
             
Kereta Api Indonesia juga mengadakan rute kereta jalur scenic, di mana jalur kereta ini diperuntukkan untuk turis yang sedang berwisata ke Indonesia dengan rute pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan alam Indonesia yang begitu indah seyogianya mampu dikemas dalam pelayanan kereta api khusus, sehingga memberikan kesan tersendiri bagi wisatawan domestik maupun asing bahwa banyak sekali pemandangan alam Indonesia tersembunyi yang dapat dilihat dari jendela kereta api.
Kereta api jalur scenic ini haruslah didesain berbeda dari kereta api komersial pada umumnya dengan jendela yang lebih lebar dan fasilitas yang lebih nyaman karena akan membawa turis untuk melihat pemandangan alam Indonesia secara utuh dari jendela kereta api. Jika memungkinkan, staf kereta api pun harus diberikan seragam dengan konsep Wonderful Indonesia, serta interior kereta yang menyajikan berbagai macam destinasi wisata unggulan tanah air, sehingga memberikan ambience tersendiri bagi wisatawan yang naik KAI.
    
Melalui inovasi yang diberikan Kereta Api Indonesia, maka bukan tidak mungkin jika Kereta Api Indonesia dapat menjadi pilihan utama bagi penumpang yang bepergian antarkota. Selain nyaman, Kereta Api Indonesia juga membebaskan calon penumpang dari kemacetan di jalan, rasa kantuk selama perjalanan, serta kekhawatiran akan risiko kecelakaan yang mungkin muncul dari perjalanan darat.
   
Penulis optimis dari serangkaian inovasi yang bisa diterapkan Kereta Api Indonesia di masa mendatang akan lahir transformasi Kereta Api Indonesia yang bukan hanya meningkatkan kepercayaan publik untuk menggunakan jasa KAI, tetapi juga membangun keunggulan bangsa di sektor transportasi publik secara nyata. Selamat berbenah dan berinovasi Kereta Api Indonesia!

~ oOo ~