Life Is A Book - Berbagi inspirasi dan kreasi lewat kata. Mengisi lembaran kehidupan dengan cerita dan kisah. Sebuah kumpulan memoar kehidupan dalam jejak waktu dan ruang. Selamat menjelajah dan menikmati petualangan literasi dalam setiap alurnya - Life Is A Book

Saturday, September 25, 2010

Anakku, Jadilah Bidadari Kecilku

Lomba Surat Untukmu Nak
Kategori : “Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ayahmu”

Anakku, Jadilah Bidadari Kecilku

By. Daniel Hermawan

Untaian kata terucap sudah
Warnai cinta penuh arti
Alunan waktu t’rus berputar
Nantikan kehadiran dirimu

Tangan-tangan kecil itu
Dibalut rona cintaku dan dirinya
Kelak kau tumbuh dewasa
Jalani suka duka kehidupan

Wahai bidadari kecilku
Jangan bersedih
Aku t’rus bersamamu
Walau waktu terbentang pisahkan kita

Ku yakin suatu saat nanti
Kita akan bertemu
Merajut cerita bersama
Berpetualang bersama dalam rimba kehidupan

Calon Ayahmu

Surat ini untukmu, Nak. Surat yang ku tulis jauh sebelum kehadiranmu di dunia. Kelak kau tahu bahwa aku calon ayahmu di masa depan. Ayah yang akan membesarkanmu dengan penuh cinta dan harapan. Ayah yang akan mendidikmu menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Betapa ayah merindukan saat itu tiba, Nak.

Anakku, ketika surat ini ditulis ayahmu ini masih seorang remaja yang suka membangkang pada orang tua. Ya, mereka kelak akan menjadi nenek dan kakekmu. Ayah suka sekali melawan dan membantah nasihat mereka. Jujur ayah malu sekali harus bercerita hal ini padamu, Nak. Ayah ingin kau tidak mengikuti perbuatan ayah yang buruk. Ayah ingin kau menjadi anak yang baik.

Nak, ayah ingin sekali memelukmu. Merasakan sentuhan dan hangat tubuhmu. Itulah kebahagiaan ayah menjadi orang tuamu, Nak. Kau adalah buah cinta yang ayah rajut dengan calon ibumu. Kau adalah penerus mimpi ayah yang belum terlaksana. Ayah yakin kau mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari ayah. Kau akan tumbuh menjadi anak yang pintar, cerdas, dan tentunya berprestasi.

Begitu banyak hal yang ku rancang untuk masa depanmu, Nak. Ayah rindu sekali mengantarmu ke sekolah setiap pagi ketika kau masih kecil. Ayah akan melindungimu dari teman-teman yang berusaha menganggumu. Ayah tak ingin kau kapok pergi ke sekolah. Nak, ayah ingin kau menjadikan sekolah sebagai rumah keduamu. Ayah berharap sekolah dapat mendidikmu menjadi anak yang baik dan pandai.

Nak, ketika kau memasuki bangku SD, kau akan menemukan hal baru. Jangan takut, Nak, ayah selalu di sampingmu. Semua yang kau alami di sekolah akan mendidikmu menjadi anak yang tangguh dan dewasa. Ayah harap kau juga mulai belajar mandiri untuk mengerjakan PR dan tugas-tugasmu sendiri. Kau bisa tanyakan ayah tentang apa saja yang tak kau mengerti. Ayah berjanji akan berusaha menjawab pertanyaanmu.

Ketika kau berada di rumah, ayah yakin kau mulai senang bermain dengan teman-temanmu. Ayah tidak melarangmu, Nak. Ayah akan mengawasimu agar kau berada di jalur yang aman. Nak, jangan lupakan tugasmu. Ayah pasti akan selalu mengingatkanmu. Ayah janji akan memberimu waktu bermain asalkan kau sudah mengerjakan semua tugasmu. Ayah ingin kau belajar bertanggung jawab, Nak.

Ayah tahu kau pasti akan menunjukkan kenakalanmu. Ayah terpaksa harus memukul pantatmu, Nak. Maafkan ayah. Ayah ingin kau belajar menjadi orang yang lebih baik. Nak, ayah juga pernah nakal sepertimu. Kenakalan ayah membuat ayah celaka dan kau dapat melihat bekas jahitan di kepalaku, Nak. Ayah tidak ingin kau bernasib sama seperti ayah. Ayah melakukan semua itu demi kebaikanmu saja, Nak.

Memasuki bangku SMP, kau akan menjadi seorang remaja, Nak. Ayah yakin tubuhmu akan bertumbuh sama seperti tubuh ayah sekarang. Hormon dan emosimu akan bergejolak ketika kau memasuki fase ini. Masa-masa ini akan menjadi masa yang berat bagiku, Nak. Kau akan mencari identitas dirimu dan mengekspresikan semua dengan sebebas-bebasnya. Nak, ayah tahu kau pasti ingin menunjukkan dirimu pada semua orang. Ayah akan mendidikmu dengan baik pada masa ini, Nak. Ayah tidak ingin kau terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Maafkan ayah jika harus memarahi atau menasihatimu terus menerus.

Tak terasa kau akan beranjak dewasa. Kelak kau akan menjadi pelajar SMA. Ayah juga berusia sama denganmu ketika surat ini ditulis. Kau akan mengalami perubahan yang drastis pada tubuh dan lingkunganmu. Ayah sudah tidak bisa berbuat banyak kali ini, Nak. Ayah hanya bisa berpesan jagalah dirimu dengan baik. Jangan lakukan hal-hal buruk yang akan mencelakakanmu ya, Nak. Pilihlah teman yang bisa mendorongmu menjadi lebih baik. Nak, ayah yakin kau mampu menjadi remaja teladan di sekolahmu.

Ayah berharap kau semakin bertanggung jawab dalam mengelola waktumu, Nak. Jangan habiskan waktu senggangmu di warnet untuk bermain. Ayah akan berusaha menggali bakatmu. Jangan jadikan ini beban, Nak. Ayah ingin kau sukses, bahkan jauh lebih sukses dari ayahmu sekarang. Ayah harap kau mengerti, Nak. Ayah akan berusaha mendukungmu di setiap kegiatan positif yang kau ikuti. Ayah berharap kau terlibat aktif dalam OSIS dan panitia acara. Kelak hal itu akan melatihmu menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab.

Waktu pun akan terus berputar hingga kau di wisuda. Ayah membayangkan akan berfoto bersamamu dengan piala di tanganmu ketika kau lulus nanti. Kau meraih nilai dengan prestasi terbaik dan mendapat juara di berbagai perlombaan. Ayah pasti bangga padamu, Nak. Ayah bangga kau berhasil mengalahkan ayah di semua bidang. Ya, ayah ingin kau lebih sukses dan berhasil dari ayah. Itulah kebahagiaan ayah sebagai orang tuamu, Nak. Ayah berharap kau bisa mewujudkan mimpi ayah.

Kau akan beranjak kuliah suatu saat nanti, Nak. Ku harap kau tidak bermalas-malasan belajar. Ayah akan terus mendorongmu agar giat belajar dan selalu mengerjakan tugasmu dengan baik. Ayah ingin kau meraih IPK tertinggi. Kau pasti bisa, Nak. Ayah harap kau bergabung dengan organisasi kemahasiswaan dan bergaul dengan sebanyak mungkin teman. Ayah yakin itu akan sangat berguna bagimu di dunia kerja, Nak.

Ayah berharap kau mau mendengarkan nasihatku, Nak. Memang kau sudah dewasa kini. Tapi ayah akan tetap mengajarimu karena ayah ingin kau menjadi orang yang sukses. Jangan katakan ayahmu ini orang yang kolot, Nak. Ayah pasti akan merasa sangat sedih dengan perkataanmu. Ayah harap kau masih mau mengerti keinginan ayah dan tentunya ayah akan membiarkanmu memilih. Ayah yakin kau pasti tahu yang terbaik untuk dirimu, Nak.

Kau pun akan memasuki dunia kerja setelah lulus kuliah nanti. Kau akan melamar pekerjaan ke berbagai lembaga. Ayah selalu mendukungmu, Nak. Jangan pernah patah semangat ketika kau ditolak untuk bekerja di sebuah perusahaan. Ayah yakin ini proses yang baik untukmu dalam melatih kesabaran. Ayah ingin kau mendengarkan kata-kata ayah dalam meraih profesi idamanmu. Ayah akan memberimu trik agar kau dapat terbantu dengan mudah. Jangan pernah anggap ayah mengguruimu, Nak. Ayah hanya ingin kau mendapat yang kau inginkan.

Setelah itu semua, kau akan mencari pasangan hidupmu. Ku harap interaksi kita sebagai laki-laki, antara anak dan ayah tetap terjalin. Kau bisa tanyakanku tentang cara mencari pasangan hidup yang baik. Memang selera kita berbeda, tapi kau bisa menarik kesimpulan dari kisah cintaku, bukan? Anakku, jangan sakit hati ketika aku tidak merestui hubunganmu dengan seseorang. Ayah pasti sudah mempertimbangkan matang-matang pasangan yang kau pilih kelak bukanlah orang yang cocok bagimu. Jangan marah padaku, Nak. Ayah ingin kau bahagia bersama pasanganmu kelak dalam mengarungi bahtera pernikahan.

Ayah bangga melihatmu berada di kursi pelaminan bersama pasangan yang kau pilih. Ayah berdoa kelak kau bahagia menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasanganmu. Ayah pasti akan memelukmu dan mengucapkan “Ayah sayang padamu, Nak”. Ayah berharap kau tidak melupakan ayah sebagai orang tuamu. Kunjungi ayah setiap minggu, Nak. Ayah sangat merindukan kehadiranmu, Nak. Ayah berharap kau masih tetap menjadi anak ayah yang baik.

Kau pun akan mempunyai anak. Ayah akan menjadi seorang kakek pada masa itu. Nak, ku harap kau bersedia membawa anakmu menemuiku. Aku senang sekali melihat cucu kecilku bermain di rumah tua ini. Rumah yang pernah membesarkanmu. Ayah harap kau juga masih mau berbicara padaku seperti masa kecilmu dulu. Ayah pasti akan mendengarkan keluhanmu seputar pasanganmu. Ayah juga akan memberimu nasihat dan semangat agar kau bisa menjalani hari-harimu dengan baik.

Nak, ayah yakin kau mengerti ayah selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Semenjak kau lahir dan bertumbuh dewasa, ayah akan berusaha merawat, mendidik, dan membesarkanmu dengan sepenuh hati. Di usia senja ini, ayah ingin kau merawat dan mendengar cerita ayah. Ayah ingin kau senantiasa mendampingi ayah. Ayah ingin kau mengunjungi ayah rutin. Ayah benar-benar membutuhkan pertolonganmu kali ini, Nak.

Hingga akhirnya, ayah harus menghembuskan nafas terakhir, ayah yakin kau memang anak yang baik. Anak yang berbakti pada ayah. Ayah bangga padamu, Nak. Ayah berharap kau dapat menjadi ayah yang baik pula bagi anak-anakmu. Ayah berharap kau mendidik anakmu dengan kasih sayang dan cinta. Itu saja yang ayah harapkan darimu, Nak. Harapan dari calon ayahmu di masa mendatang.

Salam cinta untuk anakku,


Calon Ayahmu

Link Lomba : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/09/06/lomba-surat-untukmu-nak-dari-calon-ibumuayahmu/

Wednesday, September 22, 2010

Hati Seorang Ibu

Lomba Blog 1000 Kisah Tentang Ibu
Persembahan UNGU & Chocolatos

Hati Seorang Ibu
By. Daniel Hermawan

“Mother love is the fuel that enables a normal human being to do the impossible.”
(Marion C. Garretty)

Ku amati lekat sosok wanita tua yang senantiasa menyambutku sepulang sekolah. “Sudah pulang, Nil? Gimana tadi sekolahnya? Susah gak?” Itulah pertanyaan rutin yang selalu dilayangkannya padaku. Pertanyaan yang kadang membuatku jengkel dan bosan. “Udah ah capek. Sekarang mau tidur dulu.” balasku sambil beranjak meninggalnya. Membiarkannya terdiam membisu di tempat. Mama hanya mengumankan nafasnya perlahan dan melanjutkan pekerjaannya.

Itulah yang ku lakukan setiap hari. Malas menanggapi pertanyaan atau wejengan yang diberikannya sehabis sekolah. “Nil, banyak belajar ya. Sekarang semester penentuan. Jangan tidur malam-malam ya!” kata mama suatu kali. “Mama cerewet banget sih.” balasku sinis. Seringkali kalimat itu terucap ketika aku sedang sibuk bermain atau mengerjakan PR. Aku heran mama kok tidak bosan-bosannya menggangguku setiap saat.

“Nil, sudah makan belum?”

“Nil, sudah mandi belum?”

“Nil, sudah belajar belum?”

Cukup! Aku muak mendengar pertanyaannya yang sama setiap hari. Ingin sekali rasanya menghindari mama. Membebaskan telingaku dari omelan atau nasihatnya yang panjang lebar. Ku pikir mama hanya bisa mengekangku dan melarangku ini dan itu. “Nil, jangan main terlalu lama.” “Nil, jangan tidur terlalu malam.” dan berjuta “Nil, jangan…” Aku sempat berpikir mama ibarat borgol yang mengikat tanganku ke mana-mana. Hampir semua hal yang ku inginkan dilarangnya. Mama sudah merampas kebebasanku, pikirku suatu kali.

Suatu kali, sekolahku mengadakan pertemuan orang tua. Aku berjanji takkan pernah mengajaknya ke pertemuan sekolah. “Mama cuma bikin aku malu saja.” kataku padanya ketika ku serahkan surat edaran pertemuan orang tua padanya. Mama tampak sedih mendengar ucapanku. Tapi aku tak peduli. Aku lebih memilih papa untuk berangkat ke pertemuan orang tua di sekolahku. Aku malu teman-temanku mengenal sosok mamaku yang ndeso dan kuno itu. Bayangkan mau ditaruh ke mana mukaku jika teman-temanku membandingkan mamanya dengan mamaku. Aku bisa menciut seperti liliput barangkali.

Aku tak pernah mempedulikan perasaannya. Suatu kali, mama mengantarku ke sekolah untuk mengikuti perlombaan. Kebetulan aku harus berkumpul di rumah teman untuk mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan. Jam masih menunjukkan pukul 04.30 WIB saat itu karena kami harus berangkat ke luar kota dengan mobil sekolah. Mama pun membawa mobilnya hingga ke depan pintu gerbang rumah temanku. “Ma, kok depan-depan banget sih?” protesku padanya. “Ga apa-apa kan? Mama pengen lihat teman-teman Daniel.” katanya polos. Sewaktu aku turun dari mobil, mama beranjak ingin turun menyusulku.

“Ma, udah ga usah turun. Malu sama teman-teman.” kataku padanya. Tampak ekspresi kekecewaan dan kesedihan yang amat sangat dalam di raut wajahnya. Aku pun beranjak pergi meninggalkannya dan hanya melambaikan tangan sekilas. Hatiku seolah terbuat dari baja yang tidak tahu betapa sakit hatinya mama dengan tingkah lakuku. Mama mengorbankan tidur nyenyaknya untuk mengantarkanku. Ku pikir itu semua wajar dilakukan semua orang tua di dunia, bukan?

Aku yakin semua orang berpikir aku anak paling kurang ajar dan durhaka sedunia. Parahnya lagi, aku tak pernah malu meminta tolong mama untuk membantuku ketika aku membutuhkannya. “Ma, bantuin bikinin kerajinan ini dong.” “Ma, bantuin beliin buku gambar A3.” “Ma, bantuin pijetin kepala.” Dan beribu-ribu permintaan lainnya yang ku ucapkan tanpa henti setiap hari. Mama tak pernah sekalipun menolak mentah-mentah permintaanku. Mama berusaha memenuhi semua keperluanku setiap saat.

Kadang mama tidak bisa memenuhi permintaanku yang banyak. “Maaf Nil, mama lagi sibuk sekarang. Nanti lagi ya.” Aku tak pernah peduli padanya. “Bilang aja mama ga mau nurutin permintaan Daniel. Ya kan?” kataku kencang. “Bukannya ga mau. Mama benar-benar sibuk sekarang.” balasnya perlahan. “Udah ah. Capek minta tolong sama mama. Susah.” kataku sambil meninggalkannya. Aku kesal karena mama tidak bisa memenuhi permintaanku yang menurutku amat sangat sederhana ini. Ku lihat mata mama berbinar, namun ia tidak pernah menangis.

Suatu kali, mama juga pernah meminta tolong padaku. “Nil, tolong jagain rumah ya.” pintanya padaku. “Enak aja. Daniel capek. Mama kok ga punya perasaan sih?” bentakku padanya. Aku pun beranjak masuk ke kamar. Tak lagi mempedulikan panggilannya. Mama pun pergi. Aku yakin mama memendam rasa kecewa padaku. Tapi aku tak peduli. Mama tidak boleh merusak waktu istirahatku. Ku biarkan mama kewalahan sendirian mengerjakan segala sesuatunya sendiri ketika papa sedang pergi ke luar kota.

Mama tidak pernah lelah menyapaku sepulang sekolah. Pekerjaan papa yang berat pun sanggup ditanganinya dengan baik. Semua dilakukan tanpa keluh kesah ataupun penyesalan. Semua dilakukannya dengan kesungguhan hati. Aku heran dengan mama. Kok bisa-bisanya ya seorang mama tegar dibentak, dihina, dan dijelek-jelekkan oleh anaknya sendiri? Aku tak mengerti sebenarnya mama terbuat dari apa. Aku sendiri saja sudah naik darah ketika direndahkan orang lain. Apa sebenarnya rahasia kekuatan mama?

Mama pernah mengantarku ke ajang perlombaan di Jakarta. Mama sengaja menyempatkan diri pergi untuk menemaniku. Dengan angkuh, aku berjalan di depannya. Tak peduli mama berusaha mengejarku. Gengsi banget melihat mama berjalan beriringan denganku. Aku pun tiba di lokasi lomba dan memutuskan untuk duduk sejauh mungkin dengan mama. Aku berharap tidak ada seorangpun yang tahu wanita tua yang duduk di kursi deretan belakang itu adalah mamaku. Betapa jahatnya hatiku saat itu pada mama.

Perlombaan pun berlangsung begitu lama hingga akhirnya tiba pada saat pengumuman. Namaku sama sekali tidak disebut dalam daftar pemenang. Seketika dunia, langit, dan Bumi serasa runtuh menimpaku. Sakit, pedih, kecewa, dan putus asa seketika mengisi rongga hatiku. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku bertanya-tanya dalam hati, kok begini jadinya. Aku kan sudah berusaha sebaik mungkin. Aku berusaha tenang dan sabar menghadapi kenyataan pahit ini, tapi tidak bisa.

Mama pun datang menghampiri dan mengajakku pulang. Aku stres, pusing, dan rasanya ingin meluapkan semua kesedihanku. “Nil, namanya juga perlombaan. Ada yang menang dan ada yang kalah. Mama tahu Daniel udah melakukan yang terbaik dan mama bangga sama Daniel.” kata mama sambil mengusap keningku. Aku terdiam selama berada dalam perjalanan pulang. Ucapan mama seolah menyadarkanku dari kebutaan yang selama ini mendekapku. Ya, mama ternyata sayang padaku.

Semenjak itu, aku sadar pada kesalahan besar yang ku perbuat pada mama. Mama yang sudah melahirkan dan membesarkanku dalam kandungan selama 9 bulan. Mama yang sudah merawat dan mendidikku hingga saat ini. Betapa bodohnya aku. Aku tak pernah menghiraukan nasihat-nasihatnya untuk kebaikan hidupku. Aku tak pernah membayangkan betapa sakitnya hati mama ketika aku malu mengajaknya ke sekolah dan mengenalkannya pada teman-temanku. Aku tak peduli seberapa sering mama meminta tolong padaku, sekalipun mama selalu berusaha memenuhi permintaanku. Oh, betapa durhakanya aku sebagai anakmu, Mama.

Hingga saat-saat terburuk kehidupanku datang, aku baru sadar Tuhan menciptakan mama untuk menjadi guardian angelku. Malaikat yang senantiasa menghibur dan memulihkan hatiku yang sedang dilanda kekecewaan dan kesedihan. Aneh, mama tak sekalipun merasa enggan atau malas memberikan tangannya untuk mengusap airmataku. Mama tak pernah dendam atas perilaku kurang ajar yang ku lakukan selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Mama selalu tersenyum dan siap mengulurkan tangannya untuk memelukku. Membuatku mengerti bahwa mama benar-benar mencintaiku. Membuatku menyadari bahwa masih ada orang yang mau mengerti perasaanku.

Apakah teman-temanku peduli dengan rasa sakit yang ku derita setelah kekalahan itu? Jawabannya tidak sama sekali. Teman hanya ada di saat ku senang dan bahagia, selebihnya EGP (Emang Gue Pikirin). Padahal sudah berapa banyak hal yang sudah ku korbankan untuk temanku? Membantu mereka mengerjakan tugas atau sekedar menemani jalan-jalan. Itukah balasan mereka untukku? Seketika mataku tertuju pada mama. Aku malu. Aku tak sanggup lagi menatap wajah tua itu. Wajah yang dibangun dengan ketegaran dan kasih sayang yang abadi pada anak-anaknya. Mama tak pernah sekalipun melupakanku, sekalipun aku berada dalam titik terendah dalam kehidupanku sekalipun.

Setiap hari, mama berusaha membangkitkanku dari kekecewaan itu. Lambat laun hatiku luruh oleh perhatian dan kasih sayangnya. Mama memberiku semangat. “Masih ada hari esok, Nil. Jangan berhenti sampai di sini karena satu kegagalan.” katanya perlahan. Hingga akhirnya aku bangkit kembali. Cinta mama telah mengisi pori-pori hatiku yang luka dan menutupnya dengan sentuhan kasih sayang. Betapa manjurnya cinta mama mengobati luka hatiku.

Aku bertanya dalam hati. Terbuat dari apakah hati mama? Aku heran betapa tegar dan kuatnya mama mengalami penghinaan terbesar dari anaknya, darah dagingnya sendiri. Apa mama pernah menyesal melahirkanku 17 tahun yang lalu dengan tingkah lakuku selama ini? Berjuang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkanku ke dunia, menyekolahkan, dan mendidikku selama 17 tahun. Dan apa yang mama terima selama ini dariku? Aku membalas penderitaannya selama 9 bulan mengandungku dengan mencaci makinya. Aku membalas keringat dan kesabarannya mengajariku berhitung dan membaca dengan menghinanya. Aku membalas semua jasa dan kebaikan yang telah mama berikan dengan kejahatan. Bahkan aku pernah menyesal punya mama yang cerewet seperti ini.

Mama, maafkan aku. Aku tak sadar selama ini mama sudah memberikan semua yang terbaik buat hidupku. Aku tak pernah menghargai semua yang telah kau lakukan. Mama, aku malu. Malu dengan segala tingkah lakuku. Malu melihat sosokmu yang tulus. Aku merasa tidak layak menjadi anakmu. Anak yang bisa kau banggakan. Anak yang mencintai mamanya dengan sepenuh hati. Mama, maukah kau memaafkan segala perbuatanku yang menyakiti hatimu selama ini?

Mama tersenyum mendengar pengakuanku. Ia berkata, “Nil, hati seorang ibu itu ibarat sebuah lautan yang dalam. Menyimpan suka, duka, luka, dan kenangan tanpa batas. Segala kesedihan semua mama tampung dalam hati. Semua rasa kecewa dalam hati mama hilang ketika mendoakanmu. Mendoakan supaya suatu hari nanti Daniel bisa berubah. Seburuk, sejelek, atau sejahat apapun, Daniel tetep anak mama yang paling mama sayangi. Mama sudah memaafkanmu, Nil. Mama hanya minta satu hal supaya kamu bisa jadi anak yang baik.” kata mama sambil mengelus-elus rambutku. Aku pun memeluknya dan menangis. Mama masih mau menerimaku sebagai anaknya.

Aku sadar masih banyak hal yang harus ku ubah dalam diriku. Aku berusaha menghilangkan sifat burukku pada mama. Aku tahu masih banyak hal yang mengecewakannya, namun aku akan berusaha membahagiakan mama. Aku tak ingin semuanya terlambat untuk membalas kasih sayang mama selama ini. Sudah cukup sampai di sini saja aku hilang dalam padang belantara hidupku. Aku beruntung masih punya mama yang menyayangiku dengan sepenuh hati. Berbeda dengan teman-temanku atau mereka yang sudah tidak mempunyai mama.

Hati mama sama seperti Gery Chocolatos. Meluluhkan hatiku bagai lelehan coklat pasta di lidah. Melegakan jiwaku bagai tiap gigitan Chocolatos. Memberiku kasih sayang ibarat coklat yang tak pernah habis di lidah. Mama mengerti dan peduli keinginanku seperti Gery Chocolatos yang menyajikan stik coklatnya di waktu senggangku.

Aku akan menjaga mama sampai garis akhir. Ya, itulah janjiku padamu, Mama. Kini ku lihat sosokmu tersenyum menyambutku sepulang sekolah. “Semoga kau menjadi anak yang sukses.” doamu padaku di setiap waktu. Terima kasih mama untuk cinta yang kau berikan selama ini.

~ oOo ~

Friday, September 17, 2010

Depok : Kota yang Merakyat

Lomba Blog Depok Kategori Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tema : “Depok Peduli, Depok Berbagi, Depok Selalu di Hati”

Depok : Kota yang Merakyat



Depok
Kau hanyalah sebuah kota kecil
Bertengger di Jawa Barat
Berbatas ibukota dengan sejuta kesibukannya

Setiap hari jutaan orang berlalu lalang
Mencari kerja di antara deru kendaraan
Mengais setiap rupiah yang ada
Hanya demi sesuap nasi



Depok
Kota kecil nan tentram
Di mana kehidupan berputar
Hubungkan cinta dan harapan

Kau buktikan kejujuran
Dalam pelayanan dan baktimu
Kau curahkan kepahlawanan
Bela hak-hak mereka yang tertindas
Kau berikan kedamaian
Dengan keamanan yang handal
Kau tanamkan ketekunan
Meniti karier dari hari ke hari
Kau ciptakan kebersamaan
Membangun dengan semangat gotong royong
Kau lukiskan kedisplinan
Membayar pajak dengan rutin
Kau ukirkan kerukunan
Tegur, senyum, sapa liputi warga
Kau tunjukkan kekuatan
Kota kecil penuh prestasi
Kau tampilkan kesederhanaan
Hargai kehidupan sosial masyarakat
Kau amalkan kesabaran
Jalankan roda pemerintahan penuh karsa



Depok bukanlah kota tanpa arti
Bukan pula benalu ibukota
Depok adalah sebuah nilai
Nilai berharga yang harus dimiliki
Semua insan Indonesia

Pemerintah dan rakyat bahu membahu
Ciptakan Depok penuh mimpi
Gotong royong dan kebersamaan terjalin
Bersama membangun Depok
Jadikan Depok kota yang merakyat
Bukan kota para penguasa



Ku lihat kepedulian Depok
Depok berbagi kebahagiaan
Mewarnai kehidupan Indonesia
dengan mimpi dan harapan
Hidupkan nilai dan arti
yang hilang dari kehidupan modern



Depok
Teruslah berkarya
Teruslah berpacu
Baktikan diri untuk bangsa
Kau kan s’lalu ada di hatiku
Sekarang dan selamanya

~ oOo ~

Thursday, September 16, 2010

Menjadikan Depok Sebagai Kota E-Education

Lomba Blog Depok Kategori Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tema : “Depok Peduli, Depok Berbagi, Depok Selalu Di Hati”

Menjadikan Depok Sebagai Kota E-Education

Siapa yang tidak kenal Depok? Kota yang diresmikan pada tanggal 27 April 1999 ini memiliki salah satu kampus terbaik Indonesia. Apalagi kalau bukan Universitas Indonesia (UI). Universitas yang sudah diresmikan 60 tahun silam ini menyedot ratusan ribu pelajar yang ingin menempuh pendidikan sarjananya. Tak heran jika SIMAK-UI dan USM menjadi agenda rutin Universitas Indonesia (UI) yang tidak pernah dilewatkan oleh seluruh pelajar di Indonesia.

Menurut Times Higher Education Supplement World University Rankings 2009, Universitas Indonesia (UI) menduduki peringkat 201 dan menjadi universitas yang menduduki peringkat pertama di Indonesia. Sungguh membanggakan, bukan? Apalagi ditambah dengan kualitas lulusan yang handal dan mampu menjawab tuntutan zaman. Kampus ini juga ditunjang fasilitas dan ruang terbuka hijau (RTH) yang kondusif sebagai lingkungan pendidikan. Dapat dikatakan Universitas Indonesia (UI) sebagai maskotnya pendidikan Indonesia.

Tentu kita patut berbangga, Depok memiliki universitas terbaik di Indonesia. Tentu prestasi ini harus ditunjang dengan perkembangan dan inovasi yang baik guna mempertahankan citra Depok sebagai kota yang digemari pelajar. Jujur sebagai warga yang tinggal di luar Depok, Depok mempunyai daya tarik tersendiri bagi saya. Terlebih saat ini saya berada di kelas XII dan harus menentukkan pilihan untuk melanjutkan studi di bangku kuliah. Universitas Indonesia (UI) sudah tentu menjadi pilihan favorit saya dan puluhan ribu pelajar lainnya.

Sebagai kota favorit pelajar, Depok dapat mengimplementasikan beberapa perubahan dalam menunjang pendidikan di Depok. Salah satunya adalah dengan menjadikan Depok sebagai kota E-Education. Pertanyaannya kini adalah mengapa harus E-Education? Apakah pendidikan formal yang kita jalankan saat ini kurang berhasil? Jawabannya dapat dirangkum dengan HATI.

H – Hi-Tech
Depok tentunya harus mempersiapkan diri dalam menghadapi tuntutan zaman. Salah satunya adalah dengan melengkapi diri dengan high technology. Sebagai kota yang menjadi sentralisasi pelajar, teknologi sudah menjadi hal mutlak yang harus dimiliki. Depok dapat memulai modernisasi ini dengan menyiapkan kurikulum berbasis E-Education. E-Education sendiri adalah pembelajaran menggunakan fasilitas internet dengan media web atau blog. Sistem pembelajaran ini tentunya dapat mendukung mahasiswa baru dalam mengoptimalisasikan diri menghadapi abad ke-22.

Keuntungan E-Education sendiri sangat beragam. Bagi pemerintah, E-Education menjaring calon mahasiswa lebih luas hingga ke mancanegara. E-Education tidak membatasi mahasiswa dengan ruang dan waktu karena seluruh kegiatan pembelajaran dapat dilakukan kapan dan di mana saja asalkan memiliki akses internet. Bukan mustahil jika E-Education dapat menambah pemasukan daerah Depok dalam sektor pendidikan karena dapat menampung jutaan bahkan puluhan juta mahasiswa dari berbagai negara di seluruh belahan dunia.

Bagi mahasiswa dan pelajar, E-Education dapat memberikan fleksibelitas dalam menempuh proses pembelajaran. Mahasiswa dan pelajar tidak lagi terpatok dan terbatasi ruang geraknya dengan jadwal kuliah ataupun belajar yang tetap, melainkan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Hal ini juga dapat memberikan kelonggaran bagi para mahasiswa dan pelajar untuk mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. Mahasiswa dan pelajar juga dituntut untuk bertanggung jawab, displin, dan berinisiatif tanpa disuruh untuk belajar.

Seringkali saya mendengar bahwa penerapan E-Education akan memakan biaya yang mahal dan tidak dapat dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Saya rasa itu bukanlah alasan yang kuat dalam meniadakan sistem pembelajaran ini. Akses internet kini sudah bisa didapatkan dengan mudah di manapun. Bahkan ponsel pun kini sudah dilengkapi fitur canggih untuk mengakses internet hanya dengan harga ratusan ribu saja. Setelah mengamati fakta di atas, tentunya E-Education sangat mungkin diterapkan di Depok. Walau bagaimanapun kelak Depok akan bersentuhan dengan dunia teknologi guna menunjang aktivitas ekonomi dan pendidikan di masa mendatang. Tentu slogan “Lebih cepat, lebih baik” berlaku untuk segera diterapkan, bukan?

Penerapan Hi-Tech sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan APBD pendidikan untuk memfasilitasi sekolah atau universitas yang ada di Depok dengan multimedia dan akses internet yang memadai. Tentu banyak keuntungan yang didapatkan dari penerapan hal ini. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan dapat lebih banyak lagi menggali ilmu dari internet. Dengan E-Education, mahasiswa dan pelajar dapat berbagi ilmu, berdiskusi, dan belajar bersama jutaan mahasiswa dan pelajar lainnya yang berasal dari dalam maupun luar negeri guna memperkaya ilmu dan menumbuhkan pola pikir terbuka (open mind set).

A – Aktualisasi
E-Education adalah salah satu bentuk inovasi dan perkembangan dari dunia pendidikan Indonesia. Dengan menerapkan sistem E-Education, dapat menjadi indikator bahwa suatu daerah telah mengalami perkembangan. Hal ini tentu berlaku juga pada Depok. Menerapkan E-Education dapat menjadi cara untuk mengaktualisasikan diri di tengah tuntutan zaman. Hal ini juga dapat menarik minat mahasiswa dan pelajar untuk menempuh pendidikan di Depok.

Aktualisasi di sini bukan berarti sekadar “gaya-gayaan”, melainkan benar-benar mempersiapkan generasi muda menuju masa depan. E-Education dapat memunculkan kharisma dan citra pendidikan Indonesia yang selama ini kurang terendus oleh masyarakat dunia. Tentunya E-Education akan membuat nama Depok dikenal sebagai daerah yang memiliki kualitas pendidikan yang baik dan bukan mustahil akan menjadi tempat favorit mancanegara dalam menempuh pendidikan.

Dengan menerapkan kurikulum pembelajaran berbasis internasional, sistem pembelajaran yang menarik dan interaktif, serta menyajikan komunitas online yang handal dapat memberi citra positif bagi perkembangan dunia pendidikan di Depok. Tentunya E-Education yang akan dipusatkan di Depok ini dapat ditangani oleh Guru-Guru Besar yang dimiliki di UI. Tampilan web dan konten-konten menarik lainnya juga dapat ditunjang oleh pakar teknologi informasi Indonesia. Hal ini akan semakin menguatkan citra bahwa anak bangsa Indonesia ternyata tidak kalah cerdas dan canggih dengan masyarakat dunia.

T – Tanggung Jawab
Menerapkan E-Education juga berarti memenuhi tanggung jawab dalam dunia pendidikan. Depok sebagai kota yang memiliki universitas terkemuka di Indonesia bertanggung jawab untuk memajukan bangsa. Salah satunya dengan memberi solusi dan pencerahan bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Dengan implementasi E-Education, Depok secara tidak langsung telah memberi masukan berharga bagi Mendiknas.

E-Education dapat menyelesaikan berbagai persoalan di bidang pendidikan yang seringkali terjadi, seperti kurangnya sekolah yang memadai, optimalisasi waktu belajar yang kurang baik, kurangnya keseragaman pendidikan, dan berbagai hal lainnya. Dengan E-Education, pemerintah dapat mencapai visi dan misi pendidikan secara serempak di semua wilayah NKRI. E-Education mengurangi lahan untuk mendirikan universitas ataupun sekolah baru, membuat waktu belajar menjadi fleksibel, dan kurikulum pelajaran yang diajarkan menjadi seragam. Tidak ada ketimpangan antar satu daerah dan daerah lainnya. Dalam hal ini, Depok berjasa sebagai kota yang menyediakan kurikulum dan materi pembelajaran yang berbobot. Hal ini juga menjadi bukti tanggung jawab Depok pada perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

I – Internasional
E-Education dapat membuat Depok go international. Depok akan lebih dikenal sebagai kota pendidikan terkemuka di Indonesia. Dengan menerapkan E-Education, Depok tidak akan dipandang sebelah mata oleh dunia internasional. Depok dianggap dapat menjawab tuntutan zaman dan menghasilkan lulusan terbaik. Citra pengajar yang menyiapkan kurikulum pembelajaran pun akan terangkat. Hal ini membuktikan bahwa pengajar Indonesia tidak kalah berkualitas dan berintelektualitas tinggi dibandingkan dengan pengajar mancanegara. Dengan hal ini pula, Depok membersihkan nama-nama Guru Besar yang pernah melakukan pelanggaran akademis dengan plagiarisme.

Sistem E-Education juga akan membuat pelajar lebih betah untuk belajar di Indonesia. Pola pikir bahwa pendidikan di negeri tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia lebih baik dibandingkan dengan Indonesia pun akan berganti dengan adanya sistem E-Education. Indonesia tidak lagi diremehkan dan dikesampingkan dalam pendidikan tetapi dapat menjadi kebanggaan dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Hal ini juga membuktikan kampus Indonesia tidak kalah dengan kampus di luar negeri karena telah go international.

Meskipun E-Education saat ini masih sebatas utopia untuk diterapkan di Depok, namun biarlah gagasan ini dapat memberikan masukan dan dorongan bagi pemkot Depok untuk mengembangkan dunia pendidikan di Depok dengan lebih dan lebih lagi. Saya rasa Depok akan jauh lebih berkembang dengan implementasi E-Education di masa mendatang. Hal ini juga membuktikan bahwa Depok peduli pada dunia pendidikan Indonesia. Depok juga berbagi ilmu dengan daerah-daerah di Indonesia dan dunia. Terakhir, Depok akan selalu dikenang di hati setiap insan yang menempuh ilmu didalamnya.

Saya ucapkan selamat mengimplementasikan E-Education dan mengembangkan iklim pendidikan di Depok secara komprehensif dan berkesinambungan.

~ oOo ~

Friday, September 3, 2010

Nafas Hidupku

Lomba Prosa Ceritaeka

Nafas Hidupku
By. Daniel Hermawan

Kau tahu apa yang membuatku tetap semangat dalam menjalani hidup? Kau tahu mengapa aku harus terus hidup? Itu semua karena kau. Kau telah memberiku nyawa kedua untuk hidup kembali. Aneh, aku justru merasa sedih jika harus berpisah denganmu.

Aku pernah berpikir untuk tidak dilahirkan di dunia. Dimaki orang tua, dijauhi teman, bahkan aku merasa berada dalam gua yang sangat dalam, di mana tak ada seorangpun yang datang menolongku. Aku heran kau berani menghampiriku saat itu. Mengajakku duduk dan berbicara. Berikan senyum manismu padaku. Entahlah aku merasa tubuhku mulai merespon sinyal kehidupanmu.

Hari itu, aku berpikir untuk memulai semuanya dari nol. Namun hidup berkata lain. Sebuah mobil menabrakku dengan kecepatan tinggi. Aku terpelanting jatuh dari motor. Yang ku lihat terakhir kali hanyalah sunyi. Ya, kesunyian yang selama ini mendekapku. Aku takut. Aku takut kehilangan dirimu.

Entah berapa lama aku terbaring di ranjang ini. Mencium bau alkohol dan infus yang menancap di sekujur tubuhku. Ku lihat sekelilingku. Di sana ada kau. Kau tampak cemas, menggenggam tanganku, dan berkata jangan pergi. Aku tersenyum lemah. Ku pandang lekat dirimu. Tampak kristal putih menetes aliri muka manismu. Oh, aku tak sanggup melihatmu sedih.

Setiap hari, kau datang ke sini untuk memberiku harapan. Secercah harapan yang telah lama hilang dari kamus hidupku. Tiba-tiba ku rasakan nafasku mulai sesak. Aku panik. Aku tak pernah setakut ini sebelumnya. Aku takut kehilangan dirimu.

Ku lihat kau sibuk memanggil dokter dan sekutunya untuk menghampiriku. Ku katakan kata terakhir jangan pernah berhenti mencintaiku. Ku pejamkan mataku. Perlahan untuk selamanya. Ku dengar isak tangismu membahana. Maafkan aku. Aku tak bisa menemanimu lagi.

Meskipun aku tidak ada lagi di sampingmu, aku mengerti. Setidaknya aku sadar bahwa masih ada orang yang memberikan cintanya untukku. Untuk seorang lelaki tanpa cinta. Kau jadikan dirimu nafas hidupku. Nafas kala aku benar-benar mengharapkan hidup berpihak padaku. Selamat tinggal, cinta!

Tautan : http://ceritaeka.com/2010/08/20/kuis-agustus-di-ceritaeka/ biar tau siapa yang ikutan